16. Kerasukan

24 3 0
                                    

"Dia tiba-tiba menusuk tangannya dengan garpu ketika sedang makan siang, aku coba menolong, tapi malah di tusuk juga," ucap siswa kedua yang terluka pada dokter Farhan sambil menangis dan juga kesakitan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Dia tiba-tiba menusuk tangannya dengan garpu ketika sedang makan siang, aku coba menolong, tapi malah di tusuk juga," ucap siswa kedua yang terluka pada dokter Farhan sambil menangis dan juga kesakitan. Dokter farhan lalu memeriksa lukanya. Sedangkan anak yang meronta dan sedang ditangani oleh perawat masih berteriak, dia terdiam, lalu kemudian tertawa. Dia tertawa terbahak-bahak membuat semua temannya ketakutan. Dia melotot, dia memelototi satu persatu temannya. Teman-temannya yang tadi memeganginya mundur. Lalu dia melihat Audrey dan Emily yang berada di kasur di sebelah tempat tidurnya. Dia makin melotot, dan begitu melihat Audrey lebih jelas, dia seperti melihat sesuatu yang paling dia inginkan, dia menyeringai. Dengan gerakan cepat anak yang menyeringai itu mengambil gunting yang di bawa perawat untuk menggunting perban. Dia mengambil gunting itu dan melompat tinggi ke arah Audrey. Semua teman-temannya kaget, begitu juga Audrey dan Emily. Mereka berdua membeku. Aaron yang menyadari kalau siswa itu akan melukai Audrey dengan cepat mendorong Audrey. Audrey terjatuh, tapi Aaron terluka. Punggung Aaron tertusuk gunting. 

"Aaron!!" teriak Emily. Sadar targetnya tidak kena serangan siswa itu mengejar Audrey lagi. Audrey lalu menggunakan kekuatan fikirannya untuk menghentikan siswa itu, Audrey membuat nya jatuh dan tidak bisa bergerak. Dokter Farhan yang tahu Audrey menggunakan kekuatan lalu mengikat siswa itu. Siswa itu memberontak dan berteriak. Kepala dan kakinya masih bergerak tapi tubuhnya tidak bisa apa-apa. Dokter Farhan lalu memberinya obat penenang dan membaringkannya di tempat tidur. Dia masih memberontak, tapi semakin lama semakin melemah. Dia lalu tertidur.

"Aaron!" Audrey membawa Aaron ke tempat tidur lain di dekat Emily, dia ketakutan, punggung Aaron berdarah, darahnya banyak, dan darah itu merembes ke bajunnya. Dokter Farhan memeriksa Aaron. Aaron meringis kesakitan ketika dokter farhan dan perawat yang baru datang menggunting bajunya dan memeriksa lukanya.

Audrey menitikan air mata ketika melihat luka Aaron. Emily malah sudah menangis karena Aaron terluka.

"lukanya ngga terlalu dalam, tapi tetap harus di jahit. " Dokter Farhan memberitahu. Audrey menangis sekarang. Dia merasa bersalah dan merasa kasihan pada Aaron.

"kalian cengeng, " ucap Aaron sambil tersenyum lemah, " aku nggak papa, Cuma luka sedikit. " Aaron membesarkan hati Audrey dan Emily.

"tapi luka kamu harus di jahit. " isak Audrey.

"sedikit, nggak sakit kok..aawww!!" Aaron berteriak.

"diam! lagi mau di jahit nih. Tarik nafas yaa.." Dokter Farhan memberitahu.

Ketika dokter farhan menjahit luka Aaron. Beberapa orang guru datang. Mereka memeriksa murid yang tadi terluka dan juga murid yang membuat punggung Aaron terluka. Mereka meminta penjelasan dari teman-teman yang ada di tempat kejadian tadi siang. Mereka menceritakan bagaimana kejadian yang terjadi di kantin asrama perempuan. Lalu setelah itu Beberapa teman yang menolong dipersilahkan untuk kembali ke Asrama. Audrey dan Emily juga dimintai keterangan untuk kejadian terakhir.

Kepala sekolah datang ketika punggung Aaron sudah selesai di jahit. Dia tidur dengan menelungkup karena punggunya masih sakit. Audrey duduk di kursi di dekat tempat tidur Emily. Dia masih di klinik karena kedua sahabatnya sedang di rawat disana.

"jadi dia melukai temannya dengan garpu?" suara kepala sekolah terdengar dari bilik tempat tidur siswa yang kerasukan.

"iya, dia awalnya melukai dirinya sendiri ketika sedang makan, lalu temannya menolong, tapi dia malah menyerang orang yang akan menolongnya. Mereka membawanya kesini karena memang ada luka di tangannya, dia tidak terlihat kesakitan. Lalu dia tertawa sendiri, berteriak, dan juga melotot. Dia seperti kerasukan. " Dokter Farhan memberitahu.

"Ada energi tidak baik di dalam tubuhnya. " Mr. Aditama memperhatikan siswa itu. Dia kemudian memengang tangannya. " energinya tinggal sedikit. Dia harus banyak istirahat. "

Mr. Aditama kemudian meninggalkan tempat tidur siswa itu, lalu terdiam ketika melihat dua bilik tempat tidur yang terisi di sebelahnya.

"dia juga makin tidak terkendali ketika melihat seseorang dengan energi yang cukup besar. " Dokter Farhan berkata lagi. Mr. Aditama melihat dokter farhan, lalu melirik dua bilik di sebelahnya lagi. Dia mengerti apa yang dia maksudkan oleh dokter Farhan.

"saya harap kejadian ini tidak berlanjut, tapi saya tidak menjamin klinik kamu akan sepi sekarang, makhluk yang merasuki anak itu sudah pergi, dia sepertinya mencari mangsa lain,"Mr. Aditama memberi peringatan kepada dokter Farhan. Dia kemudian pergi setelah menengok Aaron yang sedang tidur. Dia tidak menengok Emily karena Emily dirawat bukan karena insiden tadi siang, dan Audrey bersyukur karena dia tidak perlu bertemu Mr. Aditama. 


Terima kasih sudah membaca!

*Cover sampul dan gambar setiap chapter from pinterest

Magic Audrey 2Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt