00XI. Malam Pertama

23 4 0
                                    

00XI. Malam Pertama

 Malam Pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adelaide tidak pernah menyangka akan kembali berjalan menyusuri aisle—lorong menuju altar—menggunakan wedding dress sederhana tanpa digandeng oleh Albertö von Bernadette—pria yang Sembilan tahun lalu menyerahkan putrinya pada seorang gentleman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adelaide tidak pernah menyangka akan kembali berjalan menyusuri aisle—lorong menuju altar—menggunakan wedding dress sederhana tanpa digandeng oleh Albertö von Bernadette—pria yang Sembilan tahun lalu menyerahkan putrinya pada seorang gentleman. Sekarang, Adelaide berjalan seorang diri menuju gentleman lain yang tidak menunjukkan gurat penuh kasih seperti mendiang kakaknya.

“Sebagian dari hidup Anda berdua telah telah dilewati sendirian dan sekarang Anda berdua telah berjalan di jalan yang sama.”

Ketika mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut penatua Aester, Adelaide ingin sekali menyunggingkan senyum remeh. Jika suaminya tidak berpulang lebih awal, pernikahan ini pasti tidak akan pernah terjadi.

“Pangeran Ka’elouis von Effenberg, apakah Anda bersedia menghabiskan sisa hidup Anda bersama Empress Adelaide Carole von Bernadette?”

Ketika mempelai pria ditanya, Adelaide semakin menatap lawan bicaranya dengan lekat. Tidak ada ekspresi tertentu di wajah rupawan itu. Sorot dark hazel brown eyes yang terus menatap Adelaide pun tidak dapat diselami sama sekali. Entah apa yang tengah dirasakan juga dipikirkan pria itu.

“Saya, Ka’elouis von Effenberg, bersedia menerima Empress Adelaide Carole von Bernadette sebagai istri.”

Untuk pertama kali, Kaelus menggunakan nama aslinya. Perasaannya semakin campur aduk karena sekalinya menggunakan nama tersebut, Kaelus justru menggunakannya untuk menikahi wanita lain—bukan wanita yang ia cintai. Sekalipun saat ini seluruh atensinya tertuju wanita tersebut, justru wajah cantik dan lembut milik sang istri yang terus terbayang-bayang.

“Empress Adelaide Carole von Bernadette, apakah Anda bersedia menikah dengan Pangeran Ka’elouis von Effenberg?”

 “Ya. Saya bersedia.”

Jawaban tanpa ragu yang dilontarkan oleh wanita cantik itu kian membuat emosi Kaelus bergejolak. Sepertinya, pernikahan ini bukanlah apa-apa bagi sang empress regnat. Padahal bagi Kaelus, pernikahan levirate ini adalah pengkhianatan terbesar dalam hidupnya.

Levirate MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang