Permulaan yang Menyakitkan

3 0 0
                                    

𝘛𝘪𝘯𝘨~

Lonceng dibunyikan mengeluarkan suara yang nyaring pertanda mulainya pertarungan.

“HA!” Keynwoo memutar pedang yang ada pada tangannya dan menyerang Giwon dengan gerakan yang melesat cepat.

𝘛𝘪𝘯𝘬!

Dengan insting main yang tajam, Giwon menghalangi serangan dengan memposisikan pedangnya secara horizontal. Dengan menampilkan tatapan tajam, Giwon menendang Keynwoo tepat dibagian perut dan dengan mudah membuatnya terjatuh.

Belum berakhir, Giwon tetap mengarahkan serangan dengan cepat pada lawannya. Namun, dengan cepat diketahui Keynwoo dan langsung melindungi dirinya dengan pedang yang ada ditangan, lalu Ia menggerakkan kakinya untuk menyerang kaki Giwon. Giwon ambruk dan Keynwoo bergegas kembali berdiri dengan sikap kuda-kuda dengan pedang dan kefokusan pada lawan sengitnya.

Giwon bangkit berdiri dengan decahan kesal. Ia lantas kembali fokus dan pelatih berseru, '𝘒𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢! 𝘍𝘰𝘬𝘶𝘴 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘪𝘵𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵, 𝘒𝘦𝘺𝘯𝘸𝘰𝘰! 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘮𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘎𝘪𝘸𝘰𝘯! 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩!'

Seru sang pelatih disaat kelengahan yang terlihat antara murid-muridnya. Giwon saja tak tahan mendengar ocehan panjang dari sang gurunya itu, Ia menggeram pedangnya kuat, “HAAH! BERISIK!”

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘬!

Emosi Giwon,  dan dengan kuat menghempaskan pedang kearah Keynwoo yang dengan cepat menghindar namun, mata pedang yang tajam mengenai pipinya dan kini berdarah. Zegain mulai terpaku melihat temannya yang sedang berlaga di pertarungan sengit dengan si lelaki yang dikenal akan sifat yang kejam itu. Namun, apapun yang terjadi, itu tak berlaku apapun bagi Keynwoo. Ia tidak menghiraukan darah yang mengalir dari goresan yang bersumber pada pipinya, Ia lantas langsung bersiaga dengan semangatnya.

“Heh,” Giwon tersenyum sinis meremehkan kemampuan lawannya tapi, itu tidak membuat Keynwoo menjadi jengkel akan kesombongan yang dimiliki lelaki itu. Ia mengarahkan pedangnya dan tangan kirinya memainkan jemari sebagai tanda memanggil '𝘴𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪.'

Kini, Giwon menggerang rahangnya kencang dan mendorong kakinya untuk melompat dan menyerang lawan dengan pedangnya. Keynwoo memposisikan cara memegang pedangnya secara horizontal untuk menghalangi serangan, lalu dengan cepat dan kuat, Keynwoo mendorong dan kembali menghempaskan pedangnya.

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘬!

Tak ada sedikitpun kata lengah kali ini, Giwon menghindar dan menepis serangan. Suara detingan akan pukulan dari dua senjata terdengar keras, pertarungan mereka benar-benar sengit namun, pemenang tetaplah pemenang. Zegain yang tak kuat membayangkan hal-hal berbau kekerasan, sampai menggenggam tangannya kuat disertai dengan napas yang tercekat seketika, telah terbayang, bagaimana nasipnya jika bertarung sebagai penakut.

Namun, tidak dengan nyali antar dua petarung ini. Menurut mereka, semakin sengit dan keras dibabak pertarungan, maka semakin menyenangkan untuk meraih kemenangan.

“Hah, lumayan,” komen Giwon yang menahan serangan kuat dari Keynwoo dengan pedangnya. Keynwoo kembali menggunakan akal cerdasnya untuk melumpuhkan lawan dengan cepat, Ia memutar pedang yang membuat Giwon mundur waspada. Melakukan gerak putar dengan pedangnya lalu menyerang, Giwon kembali menghalang dengan pedangnya sembari kembali memberikan serangan balasan tanpa henti.

Keynwoo menghindar dan menunduk dari serangan, lalu kembali mengarahkan pedang dari bawah namun, Giwon langsung menangkis serangan. Keynwoo kembali bangkit dan memberikan tendangan, Giwon langsung menangkap kakinya, mendapatkan kesempatan, Keynwoo mendorong kekuatan kakinya ke kanan hingga membuat lawannya langsung ambruk.

Heir to the Black Sword DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang