Tanda Tanya

2 0 0
                                    

Disisi lain....

Di sebuah tempat dan ruangan yang besar nan megah. Terdengar sebuah keributan pada sebuah ruangan yang mengalihkan perhatian. Zegain tercengang, saat mendapati dirinya tiba-tiba berada pada suatu tempat yang tidak Ia ketahui ini.

Suara pertarungan antar senjata semakin nyaring terdengar. Rasa penasaran bersatu dengan rasa takut yang menjiwainya. Karena keingin tahuannya itu, dengan segenap keberanian yang ada, Ia melangkahkan kakinya yang gemetar dan membuka, sebuah pintu besar dari ruangan tersebut. Ia membuka pintu besar itu dan mengintip, untuk mengetahui 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪?

"𝘏𝘢𝘩!" Matanya melotot kaget saat melihat, dua pria aneh yang bertarung pedang antara satu sama lain namun, salah satunya dengan wujud manusia yang mengerikan dengan rupa, sayap hitam dipungungnya, tanduk dikepala dan rupa wajah yang dipenuhi semacam jalaran urat hitam melekat di kulit, dan mengitari mata kiri yang berwarna hitam pekat dengan iris mata yang bercahaya keunguan.

Sedangkan lawan didepannya, adalah wujud seorang pria dengan jubah dan pedang hitam sama persis, seperti yang terlihat di mimpinya akhir-akhir ini namun, apa artinya Zegain mengalami hal-hal seperti ini?

Pertarungan terlihat sengit, diantara mereka. Pria iblis tertawa mengerikan dan mengeluarkan seluruh kekuatannya kepada lawann yang terlihat lemah dengan iris mata hitam keabuan yang bersinar.

Zegain berkeringat dingin, jantungnya berdetak kencang melihat kejadian aneh yang kali ini terjadi didepan matanya dari kejauhan. Bingung, mengapa Ia tiba-tiba ada disini? Tempat apa ini? Dan apa yang sebenarnya terjadi?

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘬!

𝘒𝘵𝘪𝘯𝘨!

Pedang hitam terhempas dari tangan yang memegangnya. Pria itu dicekik dengan tangan yang berbalut bayangan hitam oleh pria yang berpenampilan iblis yang merupakan lawan untuknya. Berusaha melepaskan diri namun, tak mungkin dengan kondisinya yang lemah. Zegain dibuat merinding, hingga tak dapat bergerak. Tubuhnya sampai gemetar melihat kejadian mengerikan itu.

"𝘏𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢! 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘨𝘶𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘩𝘢𝘪 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘬𝘶! 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘔𝘶𝘭𝘪𝘢 𝘙𝘢𝘫𝘢 𝘡𝘦𝘰𝘴𝘢𝘯𝘨!"

"𝘏𝘢𝘬𝘩! 𝘌𝘦𝘦𝘮𝘱𝘩!... 𝘒𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩!... 𝘏𝘈𝘈𝘈𝘏!"

"𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘩𝘦𝘮? 𝘛𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘨𝘶𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬𝘮𝘶 𝘪𝘯𝘪! 𝘒𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘪𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘺𝘢𝘩! 𝘔𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨... 𝘗𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮 𝘪𝘵𝘶... 𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶."

Kata pria berwujud iblis itu dengan kejam dan tanpa ampun, mencekik lawannya yang semakin lama semakin melemah dengan bayangan-banyangan yang terus merambat ke tubuhnya. Dengan suara yang terbatas keluar, lelaki itu berkata dengan sesak dan mengusahakan suaranya keluar, untuk mengatakan...

'𝘛𝘪𝘵𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘵𝘦𝘴 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢... 𝘴𝘢𝘮_𝘱𝘢𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘳𝘦𝘮𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩, 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯... 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯... 𝘒𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘨𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵... 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪... 𝘒𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨...'

Heir to the Black Sword DarknessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora