" Tak bisakah kau menolehkan kepalamu ke arahku barang sejenak? Bolehkah aku merasakan apa yang ia rasakan? "
...
" Kan siapa tau kak "
" Ga akan ada orang yang ga ada kerjaan banget bandingin kaya gitu "
" Udah nih " Kenzo menyodorkan buku pekerjaan Sheena.
" Wahh, semuanya selesai! " Sheena tampak berbinar menatap hasil kerja Kenzo.
" Eh tapi ini bener ga nih "
" Ga yakin aku... " Sheena memicing menatap bukunya sendiri." Kalau ga yakin sini, sobek aja kertasnya " baru saja Kenzo ingin mengambil buku tersebut, tetapi sudah dihalangi oleh Sheena.
" Eh! Hehehe, engga kok percaya percaya "
" Ehm... Kak Ken! Makasih ya " Sheena tersenyum ke arah Kenzo, sedangkan lelaki itu hanya diam menatap gadis cantik tersebut cukup lama. Sheena juga turut menatap kakak kelasnya itu, mereka saling tatap untuk beberapa lama.
" Sama sama " Kenzo tersenyum manis, lalu berkata lagi.
" Tapi ga gratis ".
" Ih! Ga ikhlas banget sih, Kak! " senyum manis Sheena seketika langsung menghilang saat mendapati kalimat kedua Kenzo.
" Yeu! Tidak ada yang gratis di dunia ini ya bantet, asal lo tau aja ".
" Ish! Yauda mau apa? " Sheena berkata dengan rasa kesal.
" Nah kalau itu gue belum tau, nanti deh gue kabarin kalau gue mau sesuatu " Kenzo tersenyum menampakkan gigi putihnya.
Selepas mengatakan itu, bunyi bel istirahat berdenting nyaring, lalu kedua anak itu memutuskan akan pergi ke kantin membeli beberapa makanan untuk mereka makan.
" Udah bel, mau ke kantin bareng ga? " tanya Kenzo.
" Tapi buku aku gimana? "
" Ya ga gimana gimana, emang siapa juga yang mau nyolong buku yang banyak angka sama rumus begitu? "
" Hmm, iya juga... tapi engga deh kak, ku bawa aja bukunya, nanti biar habis dari kantin aku bisa langsung ke kelas "
" Hadeh, yauda sini gue bantuin bawa " keduanya pun meninggalkan perpustakaan dengan Kenzo yang turut membawa serta buku Sheena.
...
Kenzo dan Sheena kini sudah berada di kantin, keduanya menuju meja kosong yang masih tersisa.
" Aduh... Pegel banget tanganku, yaampun! " Sheena mengeluh sehabis membawa buku bukunya tadi.
" Alah, pegel... pegel... orang cuma bawa buku tulis doang dua biji "
YOU ARE READING
Langit Jingga || 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐤𝐤𝐮 𝐟𝐭 𝐖𝐢𝐧𝐭𝐤𝐞
同人小說Sebuah harapan terhampar bebas di samudera biru, berdiri di atas pasir putih tanpa alas kaki. Deburan suara itu terasa menenangkan jiwa yang sedang bergejolak. Membelai setiap relung hati yang mulai terasa rapuh. Sendirian. Pendar memancarkan kilau...