"Enigma Tersembunyi"

29 7 0
                                    

" lewat sini, jika dari perkampungan itu, tidak lama lagi kita bebatuan besar, hati-hati" ujar ethan. Ketiganya berjalan menyusuri puncak yang lumayan terjal, semak belukar dimana-mana membuat keharusan kehati-hatian wajib di lakukan. Suasana hutan yang dingin walaupun hari itu matahari menyengat membuat hutan itu dapat dideskripsikan sebagai hutan tua, zara melihat sekeliling hutan itu, banyak burung-burung dimana-mana berterbangan kesana-kemari bermain dihari yang cerah itu, suara serangga saling saut menyaut serta desisan angin yang membuat semua pepohonan bergoyang.

Rambutnya yang pendek itu ia ikat, tampak hanya beberapa helai yang turun, ia berhenti sejenak lalu mengambil air minum, ranting pohon yang tebal itu kini ia letakan bersandar di badan pohon yang besar, rasa dahaganya terobati dan kini zara melanjutkan perjalanan. Sebuah sarung tangan ia keluarkan dari saku celananya, kemudian ia mengelap keringat yang muncul sampai keringat itu hilang dari keningnya.

Tidak beberapa lama, sebuah tumpukan batu besar terlihat, bebatuan itu kearah laut yang biru nan membentang luas, mereka bertiga bergegas langsung menuju kesana, sebuah pemandangan yang tiada tara membuat ketiganya kagum.

" Kita disini sementara, beristirahat. Sudah 30 menit kita berjalan. Beristirahat sebentar mungkin harus dilakukan. Aku ingin ganti baju sebentar. Baju ini tidak cocok ditengah hutan begini " ujar ethan ia kemudian pergi kebalik batu besar itu, zara dan intan melihat kearah lautan yang luas, batu batu besar itu terpa ombak. Intan melepas jaketnya lalu duduk dibebatuan itu lalu mengambil air dibotolnya. Mereka dibawah keteduhan pohon yang berdiri besar didekat bebatuan itu. Zara kemudian ikut duduk disampingnya.

" Seperti kamu menikmati pemandangan ini?" Ujar zara, intan lalu tersenyum dan mengangguk, rambutnya yang panjang terbang kemana-mana. Zara membuka wadah makanan yang berisikan banyak lauk pauk.

" Kita harus mengisi energi bukan? " Ujar zara sambil tertawa kearah intan. Dari kejauhan bebatuan besar ethan muncul dengan setelan barunya, baju kaus berlengan seperempat berwana abu dan celana pendek membuatnya terlihat lebih santai, ethan yang melihat keduanya sedang bersiap-siap untuk makan pun segera kesana.

" Nah gitu dong, kan terlihat lebih santai. Kamu mau gaya gayaan emgnya diatas ada mall apa? Ahaha.." ujar intan mengejek ethan

" Ayo makan dulu sejenak" ujar zara, ketiganya lalu menyantap makanan yang mereka beli di pertengahan jalan menuju kebagian kota Nusantara itu. Nasi dengan sayur tumisan dan ayam goreng yang menemani disetiap piring menjadi semangat. Ethan sangat lahap memakannya sampai membuat zara terheran. Didalam hatinya berkata.

" Waduh, habis kesambet apa dia?"

Seusainya, mereka membersihkan semuanya, ethan berdiri dibebatuan dlsambil berkacak pinggang melihat luasnya laut didepannya, angin yang sangat kuat datang dari laut itu menerpa badannya, ia kemudian berbalik arah kebelakang, zara sibuk dengan tasnya, didalam benak ethan terbesit jika momen ini harus diabadikan olehnya, ia pun pergi kearah zara yang sibuk merapikan tasnya.

" Zar, kamera ku sama kamu kan. Fotokan Aku sebentar dibatu itu" ujar ethan sambil menunjukkan kearah tempat yang dimaksud , zara pun berdiri lalu mengambil kamera, keduanya berjalan menuju batu yang ia maksud, intan tersenyum melihat keduanya. Ethan lalu duduk disatu batu yang dibelakangnya mengarah ke puncak hijau itu dan bebatuan besar dibawahnya, zara kemudian bersiap mengambil foto ethan.

" ...... CEKREKKKK......." Suara kamera itu terdengar, kamera menghasilkan gambar. Zara tersenyum melihat foto ethan, fotonya sangat epik, dari dalam hatinya berkata .

" Pria ini, dia tau spot foto yang bagus"

Ethan lalu berdiri dan berjalan menuju kearah zara untuk melihat hasilnya. Ia pun tersenyum lebar.
.

INTERWOVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang