"Encounter"

55 16 0
                                    

Remang-remang cahaya menusuk kedalam ruangan yang redup, ruangan yang hanya memiliki satu lampu tidur disisi kanan tempat tidur itu, cahaya matahari pagi itu menembus mengenai wajahnya. Matanya yang masih menutup perlahan terganggu dan terbuka. Detakan jam disetiap detik terdengar keras, ruangan itu tampak sepi dan sunyi.

Terbaring pulas niel seorang diri dikamar itu, ia merenggangkan badannya, mulutnya menguap lalu ia duduk. Dengan wajah yang sedikit mengantuk ia menurunkan kakinya kelantai, dengan berdiri tanpa memakai pakaian, ia tidur hanya menggunakan celana dalam berbentuk boxer. Kamar yang panas dan sumpek itu, acnya mati seharian. Meskipun cuaca dingin, akan tetapi pengapnya kamar membuat dirinya panas.

Kini ia menyingkirkan gorden dan membuka jendela, ia lalu kekamar mandi untuk sekadar mencuci muka dan membuang air seni, pantulan wajahnya terlihat jelas di cermin kamar mandi itu, wajah yang penuh dengan brewok halus diwajahnya, tangannya mengusap-usap. Tidak hanya brewok, bulu itu tumbuh subur di dadanya. Dengan perawakan badan yang berisi ia keluar dari kamar mandi itu.

Ia perlahan membuka laci disebelah tempat tidur yang berantakan itu, tepat dilaci pertama ia buka, tampak sebuah peta lalu ia keluarkan, beda yang sudah ditanda x disetiap tempat, tanda jika tempat itu pernah ia kunjungi. Ia membuka lebar peta itu, peta yang berisikan seluruh kota yang harus ia kunjungi.

" Sebenarnya apa tujuan yang harus aku tempuh " ujar nya

" Jika aku tidak menurutinya, pesan beliau kepadaku percuma saja. Dan juga ia memerlukan pembalasan." Ujarnya lagi.

" Pria itu, perlahan akan aku hanguskan. Seperti dia menghanguskan mu. Perlahan tapi pasti, namun aku harus tetap berada disisinya. Hingga waktunya tiba dan disaat yang tepat, aku akan menghanguskannya dengan kumpulan dendam manusia yang ia singkirkan " ujar nya, niel memegang erat peta itu lalu melipatnya.

" Dimana kau berada, sangat menyusahkan diriku saja, amron " ujar niel ia lalu meletakkan peta itu dengan keras, ia lalu mengambil handuknya, membuka celana dalamnya lalu mandi dibawah pancuran air yang terjun kewajahnya, air yang dingin menyentuh tubuh tegap dan berisinya itu, sabun-sabun menyapu keringat dan kotoran yang menempel kebadannya. Serta pasta gigi yang mengatur mulutnya agar tetap bersih.

Handuk itu perlahan-lahan mengering tubuhnya, ia lalu mengelap rambutnya pendek nya, bermodel cepak bak tentara. Ia lalu memakai baju nya dan segera membereskan barang-barangnya lalu turun ke lantai dasar untuk membayarkan tagihan.

" Total dari seminggu penggunaan kamar adalah 1.023.000 pak dan ini notanya" ujar resepsionis muda itu, niel membuka dompetnya lalu menghitung uang , ia lalu memberikan uangnya kepada petugas itu.  Dan menghitung ulang

" Pak uangnya kelebihan 560.000 " dengan ramah petugas itu memberikan informasi kelebihan uang kepadanya.

" Sudah ambil saja, itu tips " ujar niel dan langsung pergi kearah luar, disana mobil itu terparkir. Ia berjalan lalu mengeluarkan kuncinya. Kunci itu lalu membuka akses untuknya masuk. Ia lalu memanaskan mesin mobil itu dan menunggu didalamnya.

Suasana basah namun cahaya matahari pagi mulai muncul, hujan tidak berkepanjangan lagi. Matahari pagi memberikan kehangatan bagi para manusia yang beraktivitas pagi itu, lalu lalang warga kota batara bagian timur saat itu sangat semangat. Tidak dapat dipungkiri jika batara pusatnya industri, banyak juga pusat grosir dikota itu.  banyak juga pedangan sumbako berdatangan untuk membeli perlengkapan persediaan.

Harum semerbak terkena angin, perempuan cantik dengan rambut panjangnya melewati niel yang sedang memanaskan mobil, rambut panjangnya terkena angin, tersapu-sapu seperti dedaunan yang riuh tertiup angin. Pandangan niel terpaku pada perempuan itu, ia berjalan membawa keranjang yang ia jinjing. Niel terus memperhatikannya berjalan, dan masuklah ia disebuah toko, toko yang bertuliskan "Jamu Batara since 1920" itu terlihat tua sesuai dengan waktu mereka jualan,  hampir 50 tahunan toko itu dibuka.

INTERWOVEN Where stories live. Discover now