" sebuah titik yang menyinari ''

33 12 0
                                    

Suara mesin ketik terdengar cepat dan lantang dari ruangan itu, huruf-huruf yang diketik terlampir pada kertas didepanny, huruf-huruf yang membuat sebuah kalimat padu yang akan dicerna lewat mata lalu direspon oleh otak. Sebuah surat telah selesai, intan lalu memasukkan kertas itu kedalam map berwarna coklat. Ia kemudian berdiri lalu keluar dari ruangannya. Dengan rambut direbang, rambut hitam nan tebalnya itu bergoyang disetiap hentakan kakinya, kacamata bertengger dihidung mancung wanita itu, dengan blazzer abu bersamaan dengan roknya, baju turtle neck berwarna putih itu membuat lehernya tertutup. Penampilan yang sangat mempesona, kini ia dihadapkan dengan tingginya tangga yang akan membawanya menuju lantai tiga, tempat kepala atau bosnya berada.

Dengan memegang dokumen yang sudah di masukan kedalam map itu, ia berhati-hati disetiap langkahnya terhadap tangga itu, sepatu hak tinggi itu bisa membunuhnya seketika jika tidak berhati-hati. Dengan tangan Kanan memegang map berisi surat, tangan kirinya memegang pegangan tangga, pegangan tangga itu sangat berkilau, pantulannya saja dapat menampilkan bayangannya. Satu persatu tangga ia gapai, tibalah ia dilantai yang ia tuju. Keringatnya sedikit keluar dari celah kulitnya.

" TOKK..TOKK..TOKK.." suara ketukan ia lantunkan dengan tangannya, ia lantas memutar gagang pintu yang terbuat dari besi itu. Tampak sang bos sedang duduk sambil menandatangani sebuah dokumen. Intan lalu masuk, kepala instansi itu mendongakkan kepalanya menuju kearah  intan.

" Ada apa intan " ucap pria itu

" Saya meminta pengesahan terkait kasih pembunuhan bulan lalu, ada beberapa yang tidak saya beberkan kepublik." Ujar intan, perempuan itu berdiri tegap dihadapannya.

" Katakan " ucap pria didepannya

" Anda pasti mengetahui organisasi ilegal //Novariment// bukan? , dalam kegiatan outopsi yang saya ikuti dengan Dokter Ethan Adibya, terdapat penemuan peluru yang merupakan peluru buatan dan yang menjadi sorotan saya saat ini, peluru itu berasal dari organisasi itu. Tetapi ada hal yang menjanggal" ucap intan

'' apa itu.." ucap pria itu

" Peluru itu tersimpan didalam lengan jenazah, beliau tidak mengeluarkannya, berdasarkan pemaparan dari dokter Ethan Adibya sendiri, luka itu sudah diperkirakan satu tahun lalu. Anda pasti tahu organisasi itu tujuannya berbeda dengan kasus ini. Apakah ada kemungkinan mereka menjual organ tubuh juga?" Ucap dan tanya intan

'' sepertinya, hal itu bisa saja terjadi. Anak-anak hasil eksperimen itu dilatih untuk menjadi seorang pembunuh kan, pembunuh itu tidak memiliki empati, apalagi kasus organ yang hilang baru-baru ini, mau bukti apa lagi? Bahkan mayatnya dibuang ditepian laut. Mereka sangat bringas" ucap pria itu.

" Lalu akankah kita publish mengenai peluru itu?" Ujar intan.

" Tidak usah, tapi saya minta kamu menyelidiki tempat itu, tempat kelahiran para pembunuh itu, siapa tahu disana mendapatkan informasi lebih " ujar pria itu, ia lalu berdiri dari duduknya lantas berjalan kekanan ruangan itu, dinding itu memiliki beberapa dokumen yang berjejer dibawahnya terdapat laci, ia membuka laci itu lalu mengeluarkan beberapa lembaran tua.

" Ini dokumen lama, penyeledikan 20 tahunan lalu mengenai kasus Novariment. Aku pernah dengar jika instansi kita tidak memiliki akses untuk menyelidiki tempat itu, badan keamanan negara dikatakan sudah menyelidiki tempat itu, akan tetapi seperti ada yang ditutupi." Ucap pria itu. Dokumen itu lalu ia bawa ke mejanya lalu membukanya, dokumen itu hanya memiliki 3 lembar saja dan informasi yang minim tetapi ada satu peta dipaling akhir yang dibulatkan . Bulatan itu merupakan lokasi dari tempat eksperimen itu.

" Ini, kita cuma punya ini. Sangat minim sekali informasi mengenai organisasi ilegal itu, penyidik terdahulu diam-diam mengikuti, beliau lantas menandakan tempat itu, aku tidak tahu ini akurat apa tidak" ucap pria itu lagi dan menyerahkan kepada intan, intan lalu mengambilnya.

INTERWOVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang