Episode 34: Tidak Enak Badan

10 0 0
                                    

Sesampainya di rumah, Yasmin segera masuk ke dalam rumahnya, dan langsung masuk ke dalam kamarnya, dengan air mata yang terus berlinang dipipinya.

Yasmin berbaring di atas tempat tidur, sambil menutup wajahnya dengan bantal, dan ia masih saja terus menangis.

"Dunia benar-benar jahat. Jahat," ucap Yasmin sambil memukul bantal tersebut.

Yasmin pun akhirnya bisa meredakan emosinya dan tangisannya. Ia pun segera duduk, dan mengusap air matanya.

Segera Yasmin duduk di kursinya, dan mengambil buku-buku milik Geng Naughty, yang akan ia kerjakan tugasnya, dan besok harus

Keesokan paginya pun tiba, yang dimana Yasmin tertidur di meja belajar dan tidak sadar kalau ia sudah tertidur, karena begitu lelah.

Yasmin pun terbangun, karena ia mendengar seekor ayam yang sedang berkokok seperti biasanya dipagi hari.

Saat Yasmin duduk di atas tempat tidurnya, dan sudah bangun dari tidurnya. Tiba-tiba saja Yasmin pilek dan kepalanya benar-benar pusing," hacim, hacim," pilek Yasmin.

"Astaga, badan aku gak enak banget. Sepertinya aku gak enak badan deh. Tapi aku harus tetap kuliah, karena tugas Geng Naughty ada padaku, dan aku juga harus bekerja demi biaya hidupku dan untuk tabunganku. Aku harus kuat. Hacim," bersin kembali, dan badannya sedikit panas.

Setelah bangun dari tidurnya, Yasmin pun segera bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.

Beberapa menit pun berlalu, yang di mana Yasmin sudah sampai di kampusnya, dan ia segera turun dari sepedanya.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, Yasmin terus bersin dan badannya benar-benar tidak enak, "kamu harus kuat Yasmin. Kamu tidak boleh terlihat lemah," ujar Yasmin segera berjalan menuju kelasnya.

"Yasminnn," panggil seseorang yang tidak lain lagi ialah Clarisa yang memanggilnya dari belakang.

Sontak Yasmin berbalik badan dan menatap wajah Clarisa, "Clarisa. Hacim," bersin Yasmin kembali dan menutup mulutnya ketika ia bersin, agar tidak ada yang ketularan dengannya.

"Eh, kau kenapa. Kau sakit?" tanya Clarisa mendekat ke Yasmin.

"Gak kok, hanya bersin kecil saja. Itu sudah biasa kok. Sudahlah, tidak perlu dipikirkan," jawab Yasmin sambil tersenyum tipis.

"Kalau kau tidak bisa berbohong, jangan berbohong kepadaku. Lebih baik kau izin saja, atau perlu aku yang mengizinkannya," sahut Clarisa yang tidak bisa ditipu oleh Yasmin.

"Gapapa kok, beneran. Udah ah, yuk kita masuk, daripada di luar," langsung segera masuk ke dalam kelas bersama Clarisa.

Saat di dalam kelas, ternyata Fajar sudah ada di kelas dan berdiri di dekat tempat duduknya.

Clarisa dan Yasmin pun segera menuju tempat duduk mereka, "eh Fajar, ngapain disini. Kenapa tidak bersama pacarmu itu?" tanya Clarisa sambil melipat kedua tangannya, sedangkan Yasmin mengabaikan Fajar dan duduk di tempat duduknya.

"Aku ingin berbicara dengan Yasmin. Ada hal yang harus aku bicarakan denganmu, Yasmin. Apa kita bisa berbicara?” tanya Fajar kepada Yasmin dan mengabaikan pertanyaan Clarisa.

"Hacim," pilek Yasmin kembali, dan ia segera menutup mulut dan hidungnya disaat ia bersin.

"Yasmin, apa kau baik-baik saja. Kan sudah aku katakan kau pasti sakit. Lebih baik aku izinkan saja, agar kau pulang lebih cepat dari kami. Soal tiga serahkan saja padaku," khawatir Clarisa melihat kondisi Yasmin yang sedang tidak baik-baik saja.

"Kan sudah aku katakan tadi Clarisa, aku baik-baik saja, dan ini hanya bersin kecil saja, nanti juga sembuh kok. Gapapa kok," jawab Yasmin sambil tersenyum.

Fajar yang melihat Yasmin pilek langsung pergi ke luar kelas untuk membeli sesuatu, "eh, kenapa dia tiba-tiba pergi. Dia benar-benar aneh," ujar Clarisa yang juga ikut duduk disamping Yasmin.

"Sudahlah Clarisa, biarkan saja. Kau kayak gak tahu gimana sikap Fajar itu. Sudah biarkan saja dia."

Setelah beberapa menit, Fajar pun kembali ke kelas sambil membawa sebuah obat dan secangkir air putih.

"Permisi, Pak," ucap Fajar karena melihat Pak dosen yang sudah berada di dalam kelas.

Sontak semuanya langsung menatap ke arah Fajar yang membawa secangkir air putih dan sebuah obat.

"Dari mana saja kamu Fajar. Ini kan sudah waktunya pelajaran. Kemari kamu!" panggil Pak dosen sambil sedikit menggertaknya.

"Saya minta izin sebentar, Pak. Saya harus memberikan Yasmin obat, Pak. Karena dia tidak enak badan, Pak dosen. Saya izin sebentar untuk memberikan obat ini dulu, Pak," izin Fajar, dan langsung menghampiri Yasmin.

"Fajar, kan sudah aku katakan tidak perlu. Kan kau jadi yang kena marah Pak dosen. Aku kan jadi ngerepotin dirimu," jadi tidak enak Yasmin dan merasa bersalah kepada Fajar.

"Sudahlah, jangan pikirkan soal diriku. Minum dulu obat ini, agar badanmu enakan. Nih, minumlah, dan jangan pikirkan hal lainnya," sahut Fajar dan memberikan obat beserta secangkir air putih tersebut kepada Yasmin.

"Baiklah, terima kasih banyak Fajar. Aku akan langsung meminumnya," menerima pemberian Fajar, dan langsung meminumnya.

Setelah melihat Yasmin yang sudah meminum obat. Fajar pun langsung menghadap ke Pak dosen.

"Saya minta maaf Pak karena sudah terlambat masuk. Saya siap menerima hukumannya, Pak," ucap Fajar sambil menatap sang dosen.

"Kamu kembalilah duduk. Saya tidak akan memberikan hukuman kepadamu. Lain kali jangan melakukan kesalahan ini lagi. Kembalilah duduk, agar kita kembali memulai pembelajaran," sahut Pak dosen dengan wajah datarnya.

"Terima kasih banyak, Pak. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," menundukkan kepalanya untuk memberikan rasa terima kasih. Dan setelah itu, ia pun kembali ke kursinya untuk memulai pembelajaran.

Jam kuliah pun berakhir setelah menghabiskan beberapa waktu yang cukup lama. Dan tibalah jam pulang berbunyi.

Kembali kepada Yasmin, yang di mana ia masih merasakan pusing dan pilek yang sedikit reda.

"Yasmin, mau ku antar pulang?" tanya Clarisa yang menuntun Yasmin keluar dari kampus.

"Tidak perlu. Aku baik-baik saja kok. Aku bisa pulang sendiri," jawab Yasmin sambil tersenyum dan menatap wajah Clarisa beberapa detik.

"Lebih baik kau kami antar saja Yasmin. Jangan seperti itu, karena lihatlah dirimu yang lemas begini. Biar kami antar dirimu. Lagian, kami ini kan sahabatmu. Mana mungkin kami membiarkanmu sendirian dengan kondisi yang seperti ini. Biarkan kami mengantarmu pulang," ucap yang tidak lain lagi ialah Fajar yang juga berada disampingnya.

"Aku tidak bisa pulang, karena aku harus bekerja dulu. Aku tidak mungkin harus mengambil cuti lagi, karena sudah banyak aku cuti bekerja. Aku tidak mau kalau sampai diriku dipecat, dan aku tidak mempunyai pekerjaan lagi. Tolonglah mengerti. Aku baik-baik saja. Tidak perlu pikirkan diriku," sahut Yasmin yang tetap berdiri pada dirinya.

"Baiklah kalau itu maumu. Tapi biarkan kami mengantarkanmu sampai ke tempat bekerjamu. Agar kami tidak khawatir denganmu. Boleh ya, plis," memohon Clarisa, karena ia benar-benar tidak tega melihat kondisi Yasmin yang tidak enak badan saat ini.

Om Tampan, Nikah Yukحيث تعيش القصص. اكتشف الآن