Episode 27: Coklat

5 0 0
                                    

"Tidak apa-apa kok, Om. Hanya orang jahil saja, aku tidak apa-apa kok, Om," jawab Yasmin masih bisa tersenyum ditengah masalahnya.

"Kalau begitu, mending kamu saya antar saja ke rumah. Karena pakaian kamu semuanya sudah kotor dari atas sampai bawah."

"Tapi aku harus bekerja, Om. Aku tidak mungkin tidak bekerja. Mau makan dari mana nanti aku, Om," ucap Yasmin tidak ingin cuti libur lagi, karena ia takut dirinya akan dipecat oleh si Bos.

"Sudahlah, kamu tenang saja. Hal itu biar saya yang urus. Kamu sudah kotor begini. Lebih baik kamu istirahat di rumah dan bersihkan diri kamu yang kotor ini. Mari, saya antar. Sepeda kamu biar supir saya yang urus. Mari, masuk," sahut Agam dan akhirnya Yasmin pun menerima ajakan Agam.

Yasmin segera masuk duluan ke dalam mobil, dan Agam menghubungi supir pribadinya yang ada di rumah.

"Halo, Pak Agam. Ada apa Pak?" tanya supirnya.

"Tolong kamu datang ke jalan yang saya kirimkan itu. Kamu bawakan sepeda teman keponakan saya ke rumah keponakan saya. Secepatnya," jawab jelas Agam.

"Baik, Pak. Saya akan langsung ke sana."

"Baguslah," langsung mematikan panggilan tersebut, dan ia pun segera masuk ke dalam mobil tersebut.

Setelah masuk ke dalam mobil, mobil pun langsung dikendarai oleh Agam menuju rumah Yasmin. Disisi lain, Yasmin duduk di depan, tepat disamping Agam yang sedang menyetir mobil.

"Yasmin," panggil Agam.

"Hm, iya Om. Ada apa?" tanya Yasmin sambil menaikkan kedua alisnya dan menatap Agam dari samping.

"Apa benar itu tadi orang yang jahil. Bukan orang yang membenci kamu, atau kamu memiliki musuh?" tanya Agam.

"Mungkin saja begitu, Om. Karena saat aku sedang menuju restoran. Tiba-tiba saja geng motor itu langsung menggangguku, dan melempariku dengan tepung dan telur busuk ini. Dan aku tidak memiliki musuh kok, Om. Mana mungkin aku memiliki musuh, karena semua temanku sangat menyayangiku," jawab Yasmin berbohong kepada Agam.

"Baiklah kalau memang begitu faktanya. Kalau begitu, kamu harus lebih berhati-hati lagi dan kalau perlu, kamu membawa alat yang bisa mengusir mereka, seperti semprotan cabai, agar mereka pergi dan tidak mengganggu kamu."

"Baiklah, Om. Nanti aku akan mencoba membuatnya dan membawanya ke mana-mana untuk berjaga-jaga. Terima kasih atas sarannya, Om," tersenyum tipis.

"Sepertinya dia benar-benar anak yang baik. Senyumannya yang begitu tulus, membuat hati setiap orang yang melihatnya merasa tenang," dalam hati Agam kembali fokus menyetir, setelah melirik Yasmin yang sedang tidak menatapnya.

Setelah beberapa menit, sampailah mereka di rumah Clarisa, dan Yasmin bersama Agam langsung turun dari mobil bersamaan.

"Terima kasih banyak ya, Om, karena sudah mengantarkanku. Maaf jadi merepotkan, Om. Ouh ya, Om, ini jaketnya, aku kembalikan," melepaskan jaket milik Agam, dan mengembalikannya.

"Sama-sama, dan Pakailah dulu jas itu. Kembalikannya kapan-kapan saja. Saya tidak memaksa untuk dikembalikan. Kalau begitu saya permisi dulu, karena masih ada urusan yang harus saya urus. Dan sampaikan salam saya kepada Clarisa," langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Baik, Om, dah, Om Agam," ucap Yasmin kembali tersenyum, dan melambaikan tangannya kepada Agam.

Agam pun membunyikan klakson mobilnya, dan langsung pergi.

"Astaga, jantungku dari tadi terus berdetak dengan kencang. Rasanya aku seperti sedang kencan dengan Om Agam. Dia benar-benar pria yang pengertian. Aku jadi semakin yakin, kalau Om Agam adalah pria yang baik. Aku harus secepatnya menyatakan cintaku kepadanya. Aku mencintaimu, Om Agam," teriak Yasmin bahagia, sambil mengayunkan jas milik Agam.

Malam pun tiba, di mana Yasmin sedang mengerjakan tugasnya di ruang tamu, sambil menonton televisi.

"Clarisa sedang pergi ke perusahaan Ibunya, katanya ada masalah dan dia tidak sempat memberitahukannya kepadaku, makanya dia menuliskan sebuah surat dan ia letakkan di atas meja. Semoga dia baik-baik saja dan bisa menyelesaikan masalahnya," ucap Yasmin sambil menulis.

Saat sedang mengerjakan tugasnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering, dan Yasmin langsung mengambil ponselnya yang ada di sofa dan yang menghubunginya ialah Fajar.

Yasmin pun segera mengangkat panggilan tersebut, "halo, Fajar, ada apa menghubungiku malam-malam begini?" tanya Yasmin.

"Apa kau sudah pulang bekerja. Ada hal yang mau aku tanyakan padamu," jawab Fajar.

"Aku tidak bekerja. Dan hal apa yang mau kau tanyakan kepadaku?" tanya Yasmin kembali.

"Lho, kenapa tidak bekerja. Apa kau sakit?" tanya balik Fajar.

"Gapapa, katanya restoran lagi libur aja. Makanya kami diliburkan juga. Ouh ya, jawab dulu pertanyaanku tadi. Hal apa yang mau kau tanyakan kepadaku."

"Bagaimana kalau kita bertemu saja. Aku akan datang menjemputmu. Kau bersiap-siaplah," jawab Fajar.

"Malas ah, aku lagi ngerjain tugas kuliah nih. Belum siap soalnya. Malah disuruh ketemuan. Gak ada waktu aku, Fajar," menolak ajakan Fajar.

"Sayangnya aku sudah di depan rumah mu. Apa aku akan terus menunggumu di luar sini," ucap Fajar sambil tersenyum tipis.

"Hah, sudah di depan rumahku. Astaga, Fajar. Kau ini. Aku akan segera ke depan rumah," segera ke pintu depan, untuk menemui Fajar.

Setelah itu, Yasmin pun keluar rumah dan benar saja, Fajar sudah menunggunya di luar di depan pintu mobilnya.

"Fajar, kau ini, kenapa tidak mengabariku dulu, kalau kau akan datang. Menyebalkan sekali."

"Ngabarin kau lama banget. Jadi lebih baik aku langsung ke sini saja," sahut Fajar kembali tersenyum.

"Kalau begitu mari masuk, dan jangan di luar. Bisa-bisa kau jadi makanan nyamuk di sini. Yuk," ajak Yasmin dan mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah bersama, dan sebelum masuk, Fajar mengambil sebuah kotak.

Merekapun masuk ke dalam rumah bersama, "duduklah," ucap Yasmin dan Fajar pun duduk, baru Yasmin yang duduk.

"Di mana Clarisa. Apa dia pergi?" tanya Fajar sambil menaikkan kedua alisnya.

"Clarisa sedang pergi ke perusahaan Ibunya, katanya lagi ada masalah di sana. Nanti dia akan pulang, paling bentar lagi. Tapi gak tahu juga, semoga saja dia baik-baik saja di sana," jawab Yasmin.

"Semoga saja deh. Ouh ya, Ini aku bawa coklat kesukaanmu. Kau kan paling suka makanan manis, jadi aku beliin ini untukmu. Tadi ada toko baru buka, dan mereka menjual makanan manis, yang kebetulan semuanya adalah makanan kesukaanmu. Kalau begitu, cobalah," ujar Fajar meletakkan kotak coklat tersebut di atas meja.

"Wahhh, makasih banyak Fajar. Padahal coklat yang diberikan Greysia untukmu, dan kau berikan kepadaku, itu saja belum aku makan, masih ada di kulkas. Kalau begitu, aku coba coklat ini dulu deh. Kelihatannya enak banget," mengambil satu coklat dan mencobanya.

"Bagaimana rasanya, enak kan?" tanya Fajar sambil tersenyum, melihat Yasmin yang sangat menikmati coklat pemberiannya.

"Hmm, ini benar-benar enak Fajar. Kau harus mencobanya. Nih, aku suapin," menyuapi Fajar coklat dan Fajar pun membuka mulutnya, dan langsung memakan coklat yang disuapi oleh Yasmin.

"Bagaimana, enak kan."

"Pantas saja toko itu langsung ramai, ternyata seenak ini. Lain kali aku akan mengajakmu untuk ke sana. Biar kau lihat sendiri, betapa banyaknya dan harumnya makanan manis di sana."

"Ouh ya, apa yang mau kau tanyakan kepadaku. Sampai mau bertemu denganku?" tanya Yasmin sambil mengunyah coklat tersebut.

Om Tampan, Nikah YukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang