Episode 13: Para Preman

10 2 0
                                    

Malam harinya pun tiba, di mana Yasmin sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah Clarisa.

Saat hendak keluar rumah, tiba-tiba saja ponselnya berdering, dan Yasmin langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo," ucapnya.

"Halo Yasmin cantik. Ini aku Greysia, kan kamu kenal kan. Ouh ya Yasmin, jadi begini, apa kau bisa datang ke jalan yang sudah aku kirimkan itu, soalnya ban kami bocor, mana sepi lagi jalannya. Tolong kami ya, pliss, kami tidak tahu harus menghubungi siapa lagi selain kau Yasmin. Tolong datang, bantu kami, pliss," sahut yang tidak lain lagi ialah Greysia dan ia berakting sedih.

"Apa kau sendirian di sana?" tanya Yasmin.

"Iya Yasmin, sebenarnya tadi aku mau menjenguk temanku, tapi ditengah jalan malah bannya tiba-tiba bocor. Tolong bantu aku ya, soalnya ponsel temanku juga gak ada yang bisa dihubungi. Pliss, bantu aku," jawab Greysia, dan kembali memohon kepadanya.

"Mungkin saja kali ini Greysia tidak jahat. Lebih baik aku membantunya, daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," ucap batin Yasmin.

"Hei Yasmin, kenapa diam saja. Apa kau bisa membantuku, aku tidak punya banyak waktu, tolonglah aku. Karena di sini benar-benar sepi jalannya, takutnya ada orang yang menggangguku lagi. Aku janji deh aku tidak akan pernah mengganggumu lagi. Tapi tolong bantu aku ya. Aku benar-benar takut."

"Baiklah, aku akan segera ke lokasi yang kau kirimkan. Kau tunggulah sebentar, aku akan segera datang," jawab Yasmin, dan ia langsung mematikan panggilan tersebut, kak bergegas ke lokasi yang sudah dikirimkan oleh Greysia.

"Bagaimana, Bos. Apa dia mau datang?" tanya temannya sambil menaikkan kedua alisnya, dengan mengunyah permen karet.

"Tentu saja dia akan datang, karena dia adalah si polos, hahahaha. Dia kan tidak punya banyak teman, makanya dia harus baik, agar dia mendapatkan teman banyak. Tapi, siapa juga yang mau menjadi temannya, orang dia anak yatim piatu, yakan. Hahahah," tertawa bahagia Greysia menghina Yasmin dengan puas.

"Hahahah, Bos memang keren deh. Dengan begitu, rencana kita berhasil."

"Kalau begitu, mari kita segera pergi sebelum dia datang, dan untung saja aku sudah menghubungi para preman itu. Jadi mereka akan datang sebelum Yasmin datang. Sudahlah, mending kita pergi melihat Clarisa, untuk menggantikan Yasmin," langsung masuk ke dalam mobil, dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Yasmin sampai di tempat yang sesuai dengan tempat yang dikirimkan oleh Greysia. Yasmin pun langsung turun dari sepedanya, dan mencari keberadaan Greysia.

"Di mana Greysia, kenapa dia tidak ada di sini. Lokasinya sudah jelas kok di sini, tapi kenapa dia tidak ada. Lebih baik aku hubungi dia deh," mengambil ponselnya, dan langsung menghubungi Greysia.

Saat sedang menghubungi Greysia, tiba-tiba saja muncul beberapa preman menghampirinya.

"Halo cantik, kok sendirian aja di sini. Mau ke mana cantik, mau ditemenin gak," menggoda Yasmin, dan mulai memegang tangannya.

"Kalian siapa, jangan berani-beraninya kalian mengganggu saya. Menjauhlah," menjauh dari para preman tersebut, dan para preman tersebut malah mendekati Yasmin yang menjauh.

Yasmin pun terus menghubungi Greysia, namun tidak diangkat, "kamu sedang menghubungi siapa cantik, lebih baik sama kita aja, nanti kami bayar deh, kamu mau berapa," memegang dagu Yasmin, dan Yasmin langsung mengelak.

"Pergi kalian, atau saya teriak, agar kalian dipukuli. Kalian mau," mengancam para preman tersebut.

"Kami tidak takut, silahkan kamu teriak, karena di sini sepi dan tidak ada siapa-siapa. Hayo kamu cantik, sini sama kami berdua, kita bersenang-senang," tersenyum jahat dan mulai memegang kedua tangan Yasmin dengan erat.

"Tolong, tolong, tolong," teriak kencang Yasmin dengan ketakutan, dan akhirnya meneteskan air matanya.

"Teriaklah sekencang mungkin, tidak akan ada yang membantumu, Sayang."

"Tolongggg," terus berteriak.

Tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang lewat, dan suatu keberuntungan, karena mobil tersebut adalah mobil Agam.

Agam pun melihat kejadian tersebut, "Yasmin, itu Yasmin kan. Siapa pria itu, sepertinya mereka sedang mengganggu Yasmin," langsung keluar dari mobilnya.

"Hei kalian, apa yang sedang kalian lakukan kepada anak itu!!" tegas Agam menghampiri mereka.

Sontak para preman dan Yasmin langsung menatap ke arah Agam, "Om Agam, Om Agam tolong saya. Saya diganggu mereka, Om," ucap Yasmin begitu ketakutan, sampai kakinya gemetaran.

"Kau pegang dia, biar aku yang menghajar pria ini. Sepertinya dia mau jadi jagoan," ujar salah satu preman tersebut, dan satu preman lagi menahan Yasmin agar tidak kabur.

Perkelahian pun dimulai, di mana satu preman tersebut mulai berkelahi dengan Agam. Dengan sigap, Agam berhasil menghajar preman tersebut dalam sekejam, dan preman tersebut langsung jatuh dan tidak bisa berdiri kembali.

"Lepaskan dia, atau kau akan berakhir seperti temanmu ini. Lepaskan anak itu!!" tegas Agam kembali.

Preman tersebut langsung ketakutan, "baiklah, baiklah. Aku akan pergi, tolongggg, aku takut," kabur preman yang menahan Yasmin, dan para preman tersebut langsung kabur ketakutan.

Disisi lain, Yasmin terjatuh karena ketakutan, dan ia menundukkan kepalanya, "Yasmin, apa kau baik-baik saja?" tanya Agam sambil memegang bahu Yasmin.

Yasmin membayangkan masa kecilnya yang suram dan tidak ada kebahagiaan, "dasar anak durhaka, selalu saja melawanku. Kau cocoknya bekerja sebagai wanita penghibur saja saat kau besar nanti. Kau sama saja seperti Ibumu yang tidak berguna itu, dasar," pukul Ayahnya kepada dirinya dengan rotan yang kuat.

Bayangan masa lalu itu terus muncul dipikiran Yasmin, "enggak, maafkan aku, aku tidak akan menjadi durhaka lagi, maafkan aku. Enggak," tangis pecah Yasmin dan seluruh tubuhnya gemetaran ketakutan.

"Hei Yasmin, ada apa denganmu. Nak," menyadarkan Yasmin.

"Enggak," teriak Yasmin, dan ia langsung tersadar, karena disadarkan oleh Agam.

Yasmin pun menatap kedua mata Agam, "Om Agam. Om Agam," langsung memeluk Agam dengan erat, dan tanpa basa-basi.

"Aku takut, Om. Aku benar-benar takut," ucap Yasmin memeluk Agam dengan erat kembali.

"Sepertinya anak ini benar-benar ketakutan. Dan kenapa tadi dia terus meminta maaf. Ada apa dengannya," dalam hati Agam bingung dengan Yasmin.

"Apa kau baik-baik saja. Apa mereka tidak menyakitimu?" tanya Agam langsung melepaskan pelukan tersebut, untuk menatap wajah Yasmin yang masih ketakutan.

"Tidak, Om. Aku tidak apa-apa. Aku hanya ketakutan saja," jawab Yasmin dengan tutur kata gemetaran.

"Kenapa kau bisa ada di sini, di sini kan tempat yang sepi?" tanya Agam kembali, dan Agam pun mendirikan Yasmin dengan hati-hati.

"Tadi temanku menghubungiku untuk datang ke sini, karena dia meminta bantuan kepadaku, katanya bannya bocor, dan kebetulan dia sendirian di jalan ini. Jadi dia meminta bantuan kepadaku, maka sebab itu aku langsung datang ke sini. Dan ternyata dia tidak ada di sini, malah preman itu yang datang," jawab dengan jelas Yasmin sambil menundukkan kepalanya.

Disisi lain, di mana Fajar sudah datang di rumah Clarisa, dan mereka menunggu kedatangan Yasmin, "kenapa Yasmin belum datang juga ya?" bertanya-tanya Fajar kepada Clarisa.

Om Tampan, Nikah YukWhere stories live. Discover now