Episode 28: Brosur

7 0 0
                                    

"Hm, sebenarnya aku mau bertanya, apakah kau bisa mengajariku soal skripsi yang diberikan Pak dosen. Aku tidak paham, bisa ajarin aku?" jawab Fajar sekaligus bertanya.

"Astaga, aku kirain apa. Kalau begitu, mari aku ajarin, kebetulan aku sedang mengerjakan tugas kuliah juga nih."

"Ouh ya, Yasmin, apakah kau bisa menemaniku besok ke pemakaman Ibu dan Ayahmu. Mana tahu kau juga mau mengunjungi mereka," ajak Fajar.

"Maaf banget Fajar, bukannya aku tidak rindu dengan Ayah dan Ibuku. Tapi besok aku benar-benar tidak punya waktu luang, karena aku harus bekerja. Tapi, bagaimana kalau hari Minggu. Itu kan aku libur bekerja, jadi kita bisa mengunjungi pemakaman Ayah dan Ibuku. Bagaimana, kau bisa menunggu beberapa hari lagi," sahut Yasmin.

"Baiklah, aku akan mengikuti ucapanmu, dan tepati ucapanmu itu. Kalau begitu, mari kita lanjut menyelesaikan tugas yang banyak ini."

Keesokan paginya, di mana seperti biasanya Yasmin sudah bangun dan ia juga sudah bersiap-siap untuk ke kampus.

Yasmin pun sedang sarapan di meja makan, dengan lauk nasi goreng kesukaannya bersama Clarisa yang baru bangun.

"Bagaimana dengan masalah perusahaannya. Apa sudah terselesaikan," tanya Yasmin sambil mengunyah makanannya.

"Ya begitulah. Hampir selesai, tapi aku harus tetap mengawasinya dan mengurus masalah lainnya. Sebentar lagi Ibuku akan pulang dari Luar Negeri, dan aku bisa bebas deh dari ini semua. Dan apakah kau akan tetap tinggal di sini bersamaku. Aku tidak mau berpisah denganmu tahu. Rasanya sepi kalau tidak ada kau Yasmin," jawab jelas Clarisa sambil mengunyah makanannya juga.

"Tentu aku akan kembali ke rumahku. Aku juga sudah merindukan rumahku. Kasihan bunga-bungaku di rumah, mereka pasti kehausan. Nanti sore aku akan mengemasi barang-barangku, agar aku langsung kembali ke rumah. Kau tidak perlu merasa sepi, karena setiap hari kan kita selalu bertemu. Jadi aman deh."

"Baiklah, aku akan tetap merindukanmu," sahut Clarisa kembali memakan makanannya.

Selesai sarapan bersama, Yasmin pun duduk di ruang tamu, untuk menunggu Clarisa bersiap-siap, dan setelah beberapa menit, akhirnya Clarisa selesai bersiap-siap.

"Aku siap. Kalau begitu, mari kita berangkat. Ouh ya, kau naik mobilku aja hari ini. Kelihatannya hari ini panas banget. Aku gak tega lihat kau kepanasan," ucap Clarisa sambil menyandang tasnya sebelah.

"Tidak apa-apa kok, Clarisa. Aku sudah terbiasa panas-panasan begitu. Lebih baik kau saja yang naik mobil, dan aku naik sepeda," sahut Yasmin sambil tersenyum tipis.

"Tidak boleh. Kau harus naik mobilku, pliss. Aku mohon, demi sahabatmu yang baik ini. Plisss," memohon Clarisa dengan ekspresi memohon.

Yasmin pun menghela napas panjang, "baiklah, aku akan ikut denganmu. Kalau begitu, mari kita pergi sekarang, nanti keburu terlambat lagi," jawab Yasmin dan Clarisa pun bahagia karena Yasmin menerima ajakannya.

"Yeah, terima kasih banyak, Sayang. Yuk," merangkul bahu Yasmin, dan mereka segera keluar dari rumah, lalu bergegas berangkat menuju kampus.

Saat dalam perjalanan, "Clarisa," panggil Yasmin.

"Hm, ada apa gays?" tanya Clarisa sambil menaikkan kedua alisnya.

"Apa aku boleh bertanya."

"Tentu saja. Apa itu?" tanya Clarisa.

"Apa makanan kesukaan Om Agam yang kau ketahui. Dan apa barang-barang yang disukai Om Agam. Apa bisa kau memberitahukannya kepadaku?" ucap Yasmin sambil tersenyum tipis.

"Hah, kau menanyakan makanan dan barang kesukaan Om Agam. Untuk apa. Sudah seperti agen rahasia saja."

"Tidak apa-apa. Kalau kau tidak tahu juga tidak apa-apa kok. Tidak mengerti perasaan sahabat sendiri," buang muka dan melipat kedua tangannya.

"Ehh, jangan ngambek dong. Baiklah, aku akan menjawabnya. Makanan kesukaan Om Agam adalah tumis cumi-cumi, steak ayam, dan sup kepiting. Untuk barang aku tidak terlalu tahu. Tapi Ibuku pernah bilang, kalau Om Agam sangat menyukai jam tangan, sampai-sampai ia memiliki ruangan khusus untuk tempat jam tangannya," jawab jelas Clarisa kepada Yasmin.

Yasmin pun kembali menatap wajah Clarisa, "wahhh, itu benar-benar makanan yang sangat enak semuanya. Dan kebetulan aku juga pernah memasaknya. Terima kasih banyak, Clarisa. Kau memang sahabat yang terbaik sedunia. Oh ya satu lagi, apakah kau bisa mengirimkan alamat perusahaan Om Agam kepadaku. Sepertinya aku ingin mengantarkan bekal sesekali ke perusahaan Om Agam deh?" tanya Yasmin kembali kepada Clarisa.

"What, antar bekal makanan. Wah, benar-benar ugal-ugalan ya. Kau benar-benar menyukai Om Agam kah?" tanya balik Clarisa ikut tersenyum melihat Yasmin begitu antusias.

Yasmin pun menganggukkan kepalanya, "baiklah, nanti akan aku kirim alamatnya ke ponselmu. Dan jangan terlalu bersemangat. Bisa-bisa nanti kau tidak bisa tidur lagi, karena memikirkan Om Agam. Dasar, percintaan memang sebahagia ini ya," ucap Clarisa ikut bahagia melihat sahabatnya bahagia.

Setelah perbincangan yang cukup lama, akhirnya merekapun sampai di kampus, dan mereka berdua langsung turun dari mobil bersamaan.

Saat sudah turun dari mobil, semua mahasiswa langsung menatap wajah Yasmin dan menertawakannya, "kenapa mereka menertawakanmu?" bertanya-tanya Clarisa.

"Entahlah. Apa ada yang salah dengan wajah dan pakaianku?" tanya Yasmin sambil memegang wajah dan pakaiannya dihadapan Clarisa.

"Tidak ada kok, kau selalu cantik. Coba kita cari tahu, kenapa mereka menertawakanmu tidak jelas begini."

Saat hendak masuk ke dalam kampus, tiba-tiba saja Fajar memanggil mereka berdua, "Clarisa, Yasmin," panggil Fajar dan mereka berdua langsung berbalik badan, lalu menatap wajah Fajar.

"Fajar, ada apa denganmu. Sampai ngos-ngosan begini?" tanya Yasmin.

"Ini, aku mau menunjukkan hal ini kepada kalian," memberikan sebuah brosur.

Betapa kagetnya Clarisa dan Yasmin, karena brosur tersebut berisi hinaan kepada Yasmin, yang di mana brosur tersebut menyatakan kalau Yasmin anak yatim piatu dan ia menjual dirinya kepada Om-om untuk melanjutkan kehidupannya.

"Siapa yang memasang ini, beraninya dia mempermalukan sahabatku. Siapa dia, biar aku pukuli dia!" marah Clarisa.

Yasmin hanya terdiam, "Yasmin adalah seorang anak yatim piatu, dan dia menjual dirinya kepada Om-om, untuk kelangsungan hidupnya. Siapa yang tega memfitnahku seperrt ini," ucap Yasmin.

"Benar itu, siapa dia. Kalian diam, dan jangan tertawa dan mengusiknya, atau kalian akan tahu akibatnya. Jawab, siapa yang memasang ini di mading!" tanya Clarisa kembali, dengan nada begitu tegas dan emosi.

"Aku," jawab seorang wanita yang tidak lain lagi ialah Greysia dengan Gengnya tersebut.

Sontak Fajar, Clarisa dan Yasmin menatap Geng Naughty yang berada beberapa meter darinya.

"Kauuu, dasar. Beraninya kau mempermalukan sahabatku. Apa yang kalian inginkan?" tanya Clarisa yang tidak bisa mengontrol emosinya dan Geng Naugthy pun menghampiri mereka bertiga.

"Itu balasan kami, karena kalian sudah mempermalukan kami. Kami akan balas, dengan anak yatim piatu ini, karena kami tahu, kalau dia lemah. Le-mah. Benarkan, Girls," jawab Greysia sambil melipat kedua tangannya, dan tersenyum miring.

"Benar, Bosss," jawab teman-temannya.

"Greysia. Apa yang kamu lakukan ini, bisa membuat seseorang mengalami stress, kamu tahu itu kan. Apa perlu, aku tidak lanjuti masalah ini kepada kepala kampus!" berbicara Fajar karena sudah tidak bisa menahan emosinya.

Om Tampan, Nikah YukWhere stories live. Discover now