Episode 14: Berbohong

13 2 0
                                    

Disisi lain, di mana Fajar sudah datang di rumah Clarisa, dan mereka menunggu kedatangan Yasmin, "kenapa Yasmin belum datang juga ya?" bertanya-tanya Fajar kepada Clarisa.

"Kita tunggu saja deh, dia kan orangnya memang suka terlambat, jadi tunggu aja sebentar lagi," sahut Clarisa sambil tersenyum tipis.

Saat mereka sedang menunggu, bel pun berbunyi, "eh, itu bel rumah berbunyi. Akhirnya Yasmin datang juga. Kau di sini saja, biar aku yang bukakan pintunya," ucap Fajar langsung menuju pintu depan dan langsung membukakan pintu masuk tersebut.

"Akhirnya kau datang juga, Yas," pembicaraan terhenti, karena yang membunyikan bel bukanlah Yasmin, melainkan geng naughty.

"Halo Jar," melambaikan tangan kanannya kepada Fajar.

"Greysia, dan kalian, kenapa kalian ada di sini. Apa ada perlu?" tanya Fajar sambil menaikkan kedua alisnya.

"Kami di sini tentunya mau menjenguk Clarisa dong. Lihat ini, kami sudah membawakan buah-buahan untuknya," menunjukkan buah-buahan tersebut kepada Fajar sambil tersenyum kepadanya.

"Ouh, kalau begitu mari masuk ke dalam. Kebetulan Clarisanya belum tidur," mempersilahkan mereka masuk, dan merekapun langsung masuk ke dalam bersamaan.

Saat di dalam rumah, Clarisa sedikit kaget dengan kedatangan geng naughty ke rumahnya, "eh, kenapa kalian ada di sini, di mana Yasmin. Aku kira Yasmin tadi. Ada apa kalian di sini, kan aku tidak akan mengundang kalian atau hal lainnya?" tanya Clarisa dengan wajah tidak suka, sambil mengerutkan kedua alisnya.

"Kalau tidak ada Fajar di sini, sudah aku habisi anak ini," dalam hati Greysia yang menahan amarahnya.

"Kau jangan marah dulu Clarisa. Niat kami di sini baik. Kami ingin menjengukmu, dan kami juga membawakan buah-buahan untukmu, di makan ya, biar cepat sehat," ucap Greysia tersenyum paksa.

"Terima kasih, tapi aku tidak butuh belas kasihan kalian juga."

"Clarisa, jangan mengatakan hal seperti itu. Niat mereka baik kok kali ini, yaitu menjengukmu yang sedang sakit. Jadi jangan terus berprasangka buruk kepada mereka," berusaha menenangkan Clarisa untuk tidak terus marah.

"Baiklah, baiklah, aku mengalah darimu," mengalah kepada Fajar.

"Kalau begitu kalian duduklah dulu, akan aku buatkan minuman untuk kalian. Duduklah, jangan segan-segan," ujar Fajar langsung menuju dapur, dan geng naughty pun duduk di sofa dekat Clarisa duduk.

Fajar pun langsung menuju dapur untuk membuatkan minuman kepada geng naughty, "hei kalian, aku tahu kalau kalian yang membuat Yasmin tidak datang kan. Kalian itu kan licik," ucap Clarisa menatap tajam wajah geng naughty termasuk Greysia.

"Nah, kau kan sudah tahu, jadi jangan beritahu kepada siapapun. Kami memang licik, kami tidak akan membuat orang yang aku cintai merebutnya dariku. Aku tidak akan diam, kau tahu itu kan. Maka sebab itu, kalian jangan macam-macam kepada kami, kalau kalian masih ingin dihargai," sahut Greysia sambil tersenyum miring.

"Sebaiknya kalian pergi dari sini, karena ini adalah rumahku. Aku mengusir kalian dari sini, cepat pergi sana!!" tegas Clarisa mengusir mereka dari rumahnya.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan. Tapi lihat saja pembalasan kami nanti. Habis kau nanti. Mari kita pergi, gays," perintah Greysia dan merekapun langsung keluar dari rumah Clarisa dengan amarah dan pergi dari rumah tersebut.

"Eh, di mana Greysia dan temannya itu?" tanya Fajar yang sudah membuatkan minuman tersebut, lalu meletakkannya di atas meja.

"Mereka aku usir," jawab Clarisa yang masih kesal dan melipat kedua tangannya.

"Eh, kenapa kau mengusir mereka. Apa tadi mereka mengganggumu?" tanyanya kembali.

"Mereka yang sudah menyebabkan Yasmin tidak datang. Ada rencana yang sudah mereka lakukan untuk melukai Yasmin. Aku sangat tahu sifat jahat geng naugthy. Selama kau tidak ada di Indonesia ini, mereka terus saja menyakiti Yasmin, kau tahu itu. Namun aku tidak memberitahukannya kepadamu," jawab jelas Clarisa kepadanya.

"Hah, apa benar seperti itu?" bertanya-tanya kembali, karena ia tidak tahu selama ini, dikarenakan ia kuliah di luar negeri.

Saat Clarisa mau berbicara. Tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi, "eh, itu siapa. Coba kau bukakan jar."

"Baiklah, kau tunggu di sini," langsung menuju pintu depan, dan membukakan pintu tersebut.

"Eh, Yasmin, Yasmin. Kenapa kau lama sekali, dan kenapa dengan wajahmu itu, kenapa matamu lebam?" bertanya-tanya Fajar dan memegang kedua tangan Yasmin.

"Mari kita bicarakan di dalam saja," jawab Yasmin tersenyum tipis, dan merekapun langsung masuk ke dalam bersamaan, dengan diikuti oleh Agam juga.

Saat di dalam, "Yasmin, ternyata kau datang juga, dan ada, Om Agam juga di sini. Kenapa kalian bisa datang bersamaan, dan kenapa dengan matamu itu Yasmin?" tanya Clarisa juga.

"Apa ini semua ulah geng naugthy itu. Apa mereka menyakitimu. katakan Yasmin?" tanya Clarisa yang khawatir dengan Yasmin.

"Sebenarnya tadi aku hampir keserempet mobil. Karena aku menghindarinya, aku malah jatuh dan sepedaku juga bocor. Karena kakiku sakit seperti rasanya mau patah, jadinya aku menangis deh. Rasanya benar-benar sakit tahu," berbohong Yasmin kepada mereka berdua.

"Apa ini ulah geng naugthy?" tanya Clarisa kembali, sambil memegang kedua tangan Yasmin.

"Bukan Clarisa. Mereka tidak ada menggangguku. Kau tidak perlu khawatir begini, karena aku baik-baik saja. Jadi kau tidak perlu cemas," jawab Yasmin sambil bisa tersenyum lebar.

"Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Dan kenapa kau bisa bersama dengan Om Agam?"

"Saat aku terjatuh tadi, Om Agam lewat, dan dia langsung membantuku deh. Jadinya Om Agam mengantarkanku ke rumahmu. Begitu ceritanya," jawab jelas Yasmin kepada Clarisa.

"Apa itu benar, Om Agam. Aku ingin melihat penjelasan dari Om Agam juga?" tanya Clarisa kepada Om Agam, sambil menaikkan kedua alisnya.

"Hm, itu benar. Saat saya lewat, saya tidak sengaja melihat temanmu ini jatuh, dan dia menangis. Maka sebab itu, saya langsung membantunya," berbohong Agam juga, mengikuti permohonan Yasmin.

"Sudahlah, kalau begitu minumlah teh hangat ini dulu, pasti kalian kedinginan kan, silahkan diminum," ucap Fajar memberikan teh tersebut kepada Yasmin dan Agam.

"Terima kasih banyak, Fajar," menerimanya, dan langsung meminumnya dengan hati-hati.

"Padahal anak ini baru saja diganggu oleh para preman. Tapi dia masih bisa tersenyum di depan sahabatnya. Aku jadi bingung, terbuat dari apa hatinya itu, sampai dia masih bisa tersenyum dimasalahnya yang baru terjadi," dalam hati Agam, dan ia takjub dengan Yasmin.

1 Jam sebelumnya di gang sepi tersebut, "Om Agam, apa Om Agam bisa membantu saya?" memohon Yasmin kepadanya.

"Membantu apa?" tanya balik Agam.

"Tolong jangan katakan kepada Clarisa dan Fajar, yaitu sahabatku, kalau aku diganggu preman. Tolong katakan saja, kalau aku terjatuh. Apa anda bisa membantuku. Aku mohon Om, aku tidak mau membuat mereka cemas kepadaku," memohon kepada Agam.

Om Tampan, Nikah YukWhere stories live. Discover now