Episode 3: Hotel

27 2 0
                                    

"Omong-omong, kenapa memangnya, Pak dengan wanita tersebut?" tanya penasaran Nick sambil menaikkan kedua alisnya.

"Tidak ada apa-apa. Kalau begitu mari kita kembali masuk ke dalam mobil," jawab Agam langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Nick yang masih bingung dengan sikap Agam.

Setelah itu, Nick pun langsung menyusul Agam masuk ke dalam mobil, dan mobil pun kembali berjalan.

Di dalam perjalanan, Agam melipat kedua tangannya dan terdiam, "Pak," panggil Nick dan Agam langsung menatapnya.

"Iya, ada apa?" tanyanya sambil menaikkan kedua alisnya.

"Apa bapak baik-baik saja. Saya lihat dari tadi, Bapak terus melamun. Apa anda ada masalah?" ucap Nick.

"Saya baik-baik saja, dan tidak ada masalah. Oh ya, siapakah nama bos perusahaan yang akan kita temui?" mengalihkan pembicaraan.

"Kalau soal itu saya tidak tahu, Pak. Katanya mereka privasi terhadap nama bos mereka kepada orang yang belum kenal dengannya. Begitu katanya, Pak. Tapi mereka memberikan inisialnya saja, yaitu Y," jawab jelas Nick, dan sontak Agam sedikit kaget dan kembali mengingat wanita tersebut.

"Nama depannya hampir mirip dengan dia. Apa mungkin itu dia, tapi tidak mungkin dia memiliki perusahaan sebesar itu di kota Inggris ini," ucap batin Agam tersenyum tipis.

"Pak, kenapa anda tersenyum tiba-tiba. Apa ada yang lucu dari saya?" tanya Nick yang benar-benar kebingungan dengan tingkah laku Agam.

"Tidak ada. Sudahlah, saya lagi tidak ingin banyak bicara. Yang terpenting, kita harus siapkan berkas yang harus kita bawa ke Perusahaan Gold. Jangan sampai mereka kecewa kepada kita. Kau paham itu kan," ujar Agam kembali datar.

"Siap, Pak. Saya akan melakukannya dengan sebaik mungkin," hormat, dan kembali menghadap ke depan.

Setelah beberapa jam, sampailah mereka di hotel yang lumayan dekat Perusahaan Gold, "kita sudah sampai di hotelnya, Pak," ucap Nick langsung keluar mobil, diikuti oleh Agam, dan sang supir langsung mengambil koper milik mereka berdua, lalu meletakkannya dihadapan mereka.

"Terima kasih banyak, Pak," sahut Nick menundukkan kepalanya kepada sang supir.

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu, permisi, Tuan," jawab sang supir dan tersenyum ramah kepada Agam, lalu Agam pun membalasnya dengan senyuman tipisnya.

Merekapun langsung masuk ke dalam hotel tersebut bersamaan, sambil mendorong koper mereka masing-masing. Setelah mendata, merekapun memesan dua kamar.

"Kalau begitu saya masuk dulu, ini sudah malam. Saya duluan," ucap Agam langsung masuk ke dalam kamarnya, dan begitu juga Nick yang ikut masuk ke kamarnya.

Di dalam, Agam pun langsung duduk di sofa ruang tamu, sambil menghela napas panjang, "saya tidak bisa tidur sama sekali. Entah kenapa mata ini tidak lelah sama sekali. Padahal saya sangat banyak pikiran, seharusnya saya mengantuk. Tapi saya akan mengingat kata-kata yang pernah ia katakan" mengingat kembali kata-katanya di masa lalu.

"Jika anda tidak bisa tidur, maka tutuplah kedua mata anda, dan ingatlah hal yang membuat anda bahagia. Pada akhirnya, anda akan tertidur dengan pulas, karena bermimpi yang dipenuhi dengan kebahagiaan" ucap seseorang yang sangat ia cintai.

Tanpa Agam sadari, ia pun tertidur karena mengingat kata-kata dari wanita tersebut, dan keesokan paginya, di mana Agam baru bangun, dan ia tertidur di sofa ruang tamu.

Agam pun membuka matanya, sambil mengusapnya perlahan-lahan, "sudah jam berapa ini," meraih ponselnya yang ada di atas meja, dan melihat jam.

Jam menunjukkan pukul 07.30, "sudah saatnya aku bersiap-siap untuk mengurus berkas rapat," langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian rapi, ia bergegas mencari sarapan bersama Nick. Saat keluar kamar, ternyata Nick juga baru keluar kamar dan hendak menghampiri kamarnya. Namun Nick melihat Agam yang sudah keluar, dan ia pun menghampiri Agam yang sudah rapi dan wangi tentunya.

"Pagi, Pak. Wangi banget bapak hari ini. Omong-omong, apa bapak mau sarapan bersama saya. Kebetulan saya mau keluar?" mengajak Nick sambil tersenyum tipis.

"Boleh juga, kebetulan saya juga lapar. Mari pergi bersama," jawab Agam mau sarapan bersama, dan mereka berdua pun langsung keluar dari hotel untuk mencari makanan di kota Inggris.

Mereka berjalan kaki menuju restoran, karena katanya letak restoran dengan hotel cukup dekat. Saat sedang berjalan kaki, tiba-tiba saja Agam terhenti, dan menatap ke arah seberang.

Sontak Nick ikut berhenti dan menatap wajah Agam dari samping, "Pak, kenapa anda berhenti. Ada masalah?" tanyanya sambil menaikkan kedua alisnya kembali.

"Ada apa dengan Pak Agam. Aneh banget, sudah dari kemarin Pak Agam banyak diam dan tidak banyak berkata. Sepertinya Pak Agam memiliki banyak masalah," dalam hati Nick kebingungan, sambil menatap wajah Agam.

Om Tampan, Nikah YukWhere stories live. Discover now