Episode 17: Dikejar Anjing

4 1 0
                                    

"Ini adalah hari kebahagiaan Yasmin, di mana semua orang akan bahagia dengan kegiatan yang mereka sukai, terutama menari, karena itu yang terutama membuat mereka bahagia," jawab Dionne menjelaskannya kepada Yasmin.

"Wahhh, aku lupa. Ouh ya, aku kan sering merayakannya. Bolehkan kau berhenti ke pinggir dekat mereka, aku ingin ikut menari. Boleh kan," memohon Yasmin dan Dionne pun hanya bisa pasrah dengan Yasmin, lalu merekapun menghampiri orang-orang yang sedang menari dengan gembira sambil memainkan alat musik gendang dan lain-lainnya.

Setelah mereka menepi, Yasmin langsung turun dari sepeda tersebut, dan Dionne berdiri tepat disamping para orang-orang yang sedang menikmati tarian tersebut.

Yasmin pun segera menari dengan gembira, karena kebetulan tarian tersebut boleh bebas bagaimanapun, "ini adalah hari yang begitu bahagia. Hahahah," ucap Yasmin begitu bahagia dan ia terus menari sesuai iringan gendang, dan menaikkan kedua tangannya ke atas sambil menggoyangkan pinggulnya.

"Nick, apa kau sudah menyiapkan semua berkas ya?."

"Sudah, Pak. Ouh ya Pak, tumben banget kita jalan kaki. Biasanya juga kita naik mobil, Pak?" jawab Nick sekaligus bertanya.

"Kau tidak ingat, barusan saja ban mobil kita bocor saat habis dari rapat di cafe dan bagaimana mau mengendarai mobilnya. Daripada kelamaan di sana, lebih baik berjalan kaki saja, karena kebetulan dekat dengan perusahaan kita juga," jawab jelas yang tidak lain lagi ialah Agam dan fokus ke depan.

"Eh, ada apa itu di sana, kenapa begitu ramai?" tanya Agam kepada Nick.

"Apa Bapak lupa, hari ini adalah hari kebahagiaan, di mana semua orang akan merayakan sesuatu yang membuat bahagia, dan yang paling utama hal yang paling membahagiakan ialah menari," ujar Nick sambil tersenyum lebar menatap ke arah orang-orang yang sedang menari.

Kebetulan jalan hendak menuju perusahaan Agam melewati para orang-orang yang sedang menari tersebut, "bagaimana kita lewat ini, mereka sedang menari dan begitu ramai?" ujar Agam tidak bisa lewat dan mereka berhenti di dekat segerombolan para orang yang sedang menari tersebut.

"Sabarlah, Pak. Lebih baik kita lihat mereka sedang menari dulu. Sepertinya sangat seru. Hehehe," tertawa tipis Nick dan Agam bersama Nick melihat para orang yang sedang menari.

Keberadaan Yasmin tertutupi oleh para pria yang sedang menari. Namun saat bagian bait lagu gendang kedua, para pria tersebut langsung membuka barisan tengah-tengah dan terlihatlah Yasmin yang sedang menari dengan gembira.

Sontak Agam tertuju pada Yasmin yang sedang menari. Angin yang berhembus angin dengan kencang, membuat seluruh rambut Yasmin berkibasan dengan indah, dan Yasmin terus menari dan tidak tahu kalau ada Agam yang sedang menatapnya sedikit jauh dari jarak dirinya.

Mata Agam tertuju pada Yasmin yang semakin indah dengan angin yang berhembusan mengenai rambutnya, "dia kan anak itu. Kenapa dia bisa menari di gerombolan para pria dan wanita itu. Tapi kalau dilihat-lihat, Anak itu memang cantik," dalam hati Agam sambil tersenyum tipis menatap wajah Yasmin.

"Yasmin, ayo pulang, nanti keburu malam," panggil yang tidak lain lagi ialah Dionne yang berada di belakang para barisan penari.

"Baiklah, aku sudah siap. Hahahah, ini benar-benar menyenangkan, dah semuanya. Sampai jumpa nanti," sedikit menari lagi, dan melambaikan tangannya kepada semua penari.

"Siapa yang memanggilnya itu?" bertanya-tanya Agam dan mau melihat Yasmin dan orang yang memanggilnya, namun tertutupi oleh orang-orang yang semakin banyak menari.

Agam pun langsung berusaha mengejar Yasmin dan ia pun menerobos para penari tersebut. Namun, saat sudah melewati para orang-orang tersebut, Yasmin malah sudah tidak ada, "Pak, Anda kenapa, Pak. Apa anda sedang mencari seseorang?" tanya Nick yang bingung dengan Agam.

"Eh, tidak ada apa-apa. Kalau begitu, mari kita cepat ke perusahaan," jawab singkat Agam dan mereka kembali berjalan menuju perusahaan.

"Kenapa tiba-tiba sikapku jadi seperti ini. Dan kenapa aku malah peduli dengan orang yang memanggilnya. Astaga, ada apa denganmu ini Agam," dalam hati Agam kembali sambil tersenyum tipis sendiri dan memegang dahinya.

Disisi lain, ternyata Dionne menggunakan jalan pintas menuju rumah Yasmin agar lebih cepat sampai, "kenapa kau lewat dari jalan pintas ini. Padahal disini banyak anjingnya. Dasar Dionne menyebalkan?" tanya Yasmin sambil takut karena anjing yang berada di jalan pintas tersebut suka mengejar.

"Tidak apa-apa, mereka akan luluh karena melihat ketampananku ini," sombong Dionne.

"Sudahlah, lebih baik kau cepat mengayun sepedanya, atau kita akan berakhir di sini!!" teriak takut Yasmin.

"Kau tenang saja, mereka tidak akan mengganggu kita. Karena ada aku."

Seperti yang dikatakan Yasmin, anjing tersebut keluar dari persembunyian mereka, karena mendengar suara teriak Yasmin yang ketakutan.

Anjing tersebut langsung keluar dan berdiri di belakang mereka, lalu anjing itu pun mulai menggonggong.

Sontak Yasmin dan Dionne melihat ke belakang, "an-anjing!!!" teriak keras Yasmin.

"Ayun sepedanya dengan kencang Dion!"

"Mati kita. Anjingnya banyak sekali, tidakkk!!" ketakutan Dionne dan langsung mengayun sepeda dengan kecepatan tinggi.

Anjing itu pun mulai mengejar mereka karena merasa terganggu, "mereka mengejar. Pergi kalian, pergi. Jangan kejar kami, dasar kucing, eh anjing. Pergi kau, pergi," melempar sandalnya ke para anjing tersebut, dan terkena salah satu anjing tersebut.

"Mampus kau, hahahah. Cepat Dion," menertawakan anjing tersebut.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka berhasil keluar dari gang tersebut, dan merekapun sampai di rumah Dionne.

Yasmin pun langsung turun dari sepedanya, dan begitu juga dengan Dionne, "kau gila ya, kau hampir saja membuat jantungku copot. Kan sudah aku katakan, jangan lewat gang di sana, di sana banyak anjingnya. Kan selalu saja tidak percaya denganku, dan terus sombong. Apa yang akan terjadi kalau kita sampai tidak bisa kabur dari gang itu. Bisa-bisa kau menjadi santapan mereka," memarahi Dionne habis-habisan.

"Termasuk dirimu juga. Hahah," malah tertawa dan melipat kedua tangannya.

"Baru saja terjadi hal yang mengerikan, tapi kau malah tertawa. Sudahlah, kalau begitu mending aku pulang saja, daripada aku semakin kesal karena melihat wajahmu ini," masih kesal dengan Dionne.

"Kau ini, sudah seperti Depkolektor saja, memarahi saja. Namanya aku tidak tahu. Kalau begitu aku minta maaf dan jangan terus marah. Bisa-bisa kau nanti cepat tua dan tidak akan ada yang menyukaimu kecuali diriku," ucap Dionne sambil tersenyum tipis.

"Apa maksud ucapanmu barusan. Kau menyukaiku?" tanya Yasmin menghampirinya.

"Kalau memang aku menyukaimu kenapa, kan itu sudah hak setiap orang, hahahah. Sudahlah, kalau begitu kau pulanglah dan hati-hatilah di jalan. Aku masuk dulu," mengelus rambut Yasmin dan melambaikan tangannya, lalu masuk ke dalam rumahnya dengan segera.

"Ada apa dengan dirinya. Kenapa dia tiba-tiba mengatakan hal itu. Pria aneh," langsung kembali ke rumahnya dengan mengendarai sepedanya.

Om Tampan, Nikah YukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang