Episode 9: Kupu-kupu

12 1 0
                                    

Selesai makan malam bersama, Yasmin dan Clarisa berpamitan kepada Ibu Layla dan Agam, "Bu, Yasmin pulang dulu ya, Bu. Dan Om Agam, terima kasih banyak sudah membantu Yasmin. Maaf membuat Om Agam repot," terus tersenyum menatap wajah Agam.

"Tidak apa-apa, lagian saya hanya kebetulan bertemu denganmu. Makanya saya langsung membawamu ke rumah saya," sahut Agam sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

"Kalian hati-hatilah ya, Nak. Karena ini sudah malam. Bagaimana kalau kamu antar mereka, Nak. Takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," perintah Ibunya kepada Agam.

"Benar juga sih. Kalau begitu antar kami, Om. Kami juga takut kalau pulang sendirian. Mau kan, Om," memohon Clarisa, karena ini mendekatkan Yasmin dengan Agam.

"Baiklah. Kalau begitu, kalian masuklah ke dalam mobil, dan kami pergi dulu, Bu. Ibu masuklah," jawab Agam mau mengantarkan mereka pulang.

"Iya, Nak. Kalian hati-hatilah, dan jangan ngebut-ngebutan, Nak," melambaikan tangannya kepada Yasmin dan Clarisa.

Saat Yasmin mau duduk dibangku belakang, Clarisa menahannya. Sontak Yasmin menatap wajahnya, dan Agam berdiri disamping pintu mobil, "ada apa Clarisa?" tanyanya sambil menaikkan kedua alisnya.

"Kau duduklah dibangku depan saja, aku lagi pengen santai dibangku belakang. Kalau begitu duduklah dibangku depan saja ya. Dah, itu aja, masuklah," jawab Clarisa tersenyum tipis, dan langsung masuk ke dalam mobil dibangku belakang.

"Sepertinya dia tahu aku menyukai, Om Agam. Menyebalkan," tertawa tipis, dan ia bersama Agam langsung masuk ke dalam mobil bersamaan.

"Apa yang kalian bicarakan. Kenapa seperti berbisik-bisik?" tanya Agam yang sudah menyetir mobil tersebut menuju rumah Yasmin.

"Ouh, tidak ada apa-apa, Om, hanya urusan para wanita saja. Biasalah. Hahaha," jawab Clarisa sambil tertawa tipis.

Saat Agam dan Clarisa sedang mengobrol. Disisi lain ada Yasmin yang terus melirik Agam dari samping, "kenapa jantungku terus berdetak dengan kencang ya. Apalagi kalau menatap wajahnya yang tampan itu. Benar-benar menggoda. Rasanya aku ingin mendekat, dan mengatakan aku menyukaimu. Astaga, apa yang aku pikirkan," dalam hatinya, dan ia langsung tersadar dari kehaluannya, lalu kembali menatap ke depan jalan.

Setelah Yasmin tidak menatapnya. Justru Agam yang melirik Yasmin sedikit demi sedikit, "kenapa dia diam saja dari tadi. Apa dia risih dekat denganku?" bertanya-tanya di dalam batinnya.

"Yasmin." panggil Clarisa dari belakang.

"Hm, ada apa?" tanyanya langsung berbalik badan, dan menatap wajah Clarisa.

"Apa kau sudah mengerjakan tugas dari dosen itu, yang disuruh membuat skripsi 20 lembar. Apa kau sudah siap?" ucap Clarisa sambil menaikkan kedua alisnya.

"Belum. Sepulang nanti aku akan langsung mengerjakannya. Sekalian mengerjakan punya Greysia," jawab Yasmin sambil tersenyum tipis.

"Kenapa kau terus saja mengerjakan punya mereka. Mereka kan," saat mau mengatakan lanjutannya, Agam malah menyambungnya.

"Mereka akan apa?" tanya Agam Kepada Yasmin dan Clarisa.

Sontak Clarisa dan Yasmin saling bertatapan, dan terlihat dari wajah Yasmin yang kesal kepada Clarisa, "aduh, aku keceplosan lagi," ucap batin Clarisa langsung memegang dahinya.

"Jawab pertanyaan saya, mereka akan apa?" tanya Agam kembali dengan pertanyaan yang sama kepada mereka berdua.

"Eh, maksudnya mereka akan memberikan saya uang lagi. Padahal saya mengerjakan milik mereka secara gratis, karena kemarin mereka sudah membantuku untuk membersihkan ruangan, Om. Maka sebab itu, saya ingin balas budi dengan mereka. Gitu, Om," jawab Yasmin berbohong kepada Agam, dan ia cukup gugup menjawabnya, sambil mengelus lehernya.

"Ouh, baiklah kalau begitu. Apa benar seperti itu Clarisa?" tanyanya kepada Clarisa.

Yasmin pun memberi isyarat mata kepada Clarisa, untuk tidak memberitahukan yang sebenarnya, "be- benar itu, Om, yang dikatakan Yasmin itu benar. Dia hanya ingin balas budi saja dengan orang yang sudah membantunya. Karena Yasmin itu orangnya benar-benar baik deh. Cocok dijadikan pacar Om Agam. Hehehe," sahut Clarisa sambil menjodohkan Yasmin dengan Agam.

"Clarisa." serentak Agam dan Yasmin.

Sontak mereka saling bertatapan, dan pipi Yasmin langsung memerah, lalu ia pun memalingkan wajahnya ke samping.

"Hahahah, cieeee, ada yang sedang jatuh cinta nih," menjodohkan Yasmin dengan Agam kembali.

Agam hanya diam saja, dan melirik Yasmin kembali dari samping, "kalau dilihat-lihat, wajah anak ini juga cantik," dalam hati Agam, dan langsung tersadar dari ucapannya. Ia segera fokus kembali menyetir.

"Lucu banget sih dua orang yang sedang malu-malu ini. Hahahah, nanti aku jadi nyamuk juga nih. Menyebalkan juga sih, tapi aku akan sangat bahagia kalau sahabatku bahagia begini," ucap batin Clarisa tersenyum tipis melihat Yasmin pertama kali tersenyum lepas dan tidak terpaksa.

Sampailah di rumah Yasmin setelah beberapa menit. Mereka bertiga langsung turun dari mobil bersamaan, "makasih banyak ya Clarisa dan, Om Agam. Maaf merepotkan kalian, dan pakaian Ibu Om Agam, akan saya kembalikan besok hari. Saya jadi sangat segan karena sudah mengenakan pakaian mahal ini. Pasti ini adalah pakaian mahal. Maafkan saya ya, Om," menundukkan kepalanya, meminta maaf kepada Agam.

"Ibu saya bilang ambil saja, itu untukmu. Tidak perlu merasa segan, karena kita sudah kenal. Dan tidak perlu menggunakan bahasa baku. Gunakan bahasa yang kamu suka dan anggap saja saya seperti teman kamu. Tidak perlu merasa sungkan. Kalau begitu, saya masuk dulu," sahut Agam langsung masuk ke dalam mobil, tentunya dengan sikapnya yang dingin dan susah dicairkan.

"Baiklah, Om Agam. Saya, eh maksudnya aku akan menggunakan bahasa yang enak untuk kita, Om," terus tersenyum bahagia.

"Dadah, Sayang. Jangan tidur terlalu malam, dan jangan pikirkan hal yang membuatmu stress ya. Dahhh, aku mencintaimu," ujar Clarisa melambaikan tangannya, sambil tersenyum bahagia.

"Dah juga, kalian hati-hatilah," ikut melambaikan tangannya, dan merekapun langsung pergi dari rumah Yasmin.

Sontak Yasmin segera masuk ke dalam rumahnya, dan kembali menutup pintunya dengan kunci. Di dalam rumah, Yasmin pun masuk ke dalam kamar mandi, untuk membilas wajahnya, lalu ia pun berbaring di sofa ruang tamu.

"Benar-benar tidak bisa dilupakan. Baru saja bertemu, aku sudah rindu dengannya. Arghh, bikin candu. Aku mencintaimuuuu, Om Agam," ucap Yasmin sambil terus tersenyum bahagia.

Tiba-tiba saja Yasmin begitu mengantuk, karena ia lelah dengan hari ini, "besok aku harus kerja, karena hari ini aku ambil cuti. Oh ya, aku harus mengerjakan pekerjaan kuliahku. Lebih baik aku kerjakan di sini aja deh," mengambil bukunya yang ada di rak bawah televisinya.

Keesokan paginya berlalu, di mana Yasmin sedang berjalan kaki menuju rumah Agam, untuk mengambil sepedanya yang kemarin tertinggal di rumah Agam karena hujan lebat kemarin.

"Pagi hari yang cerah, selamat datang burung-burung yang indah," berputar dan bernyanyi dengan penuh kebahagiaan.

Saat sedang menikmati paginya yang cerah. Tiba-tiba saja ada sebuah kupu-kupu yang hingga ke dirinya. Sontak Yasmin langsung menjulurkan jarinya, dan kupu-kupu tersebut berada di atas jari telunjuk Yasmin.

"Hai kupu-kupu cantik. Kamu terlihat cantik sekali hari ini. Apa kamu sedang bahagia?" tanyanya sambil tersenyum tipis dan berhenti karena kupu-kupu yang hinggap dijarinya.

"Sepertinya kita sama deh. Aku juga sedang bahagia, karena aku telah menemukan pangeranku. Kau tahu itu kan."

Om Tampan, Nikah YukWhere stories live. Discover now