Episode 25: Makanan Manis

5 0 0
                                    

Kembali ke Agam, di mana Agam sudah berjalan sepulang dari membeli bahan-bahan makanan untuk Ibunya. Agam tidak mengendarai mobilnya, karena ia juga ingin menikmati angin malam yang sejuk.

"Anginnya lumayan sejuk di malam hari ini. Untung saja saya sudah mengenakan jaket, agar tidak masuk angin," ucap Agam sambil membawa plastik yang berisi bahan-bahan makanan Ibunya.

Saat berjalan menuju rumahnya, ternyata Agam melihat Yasmin yang berjalan menyebrang, "eh, bukannya itu Yasmin, dan kenapa dia melamun begitu," melihat Yasmin dan tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang kehilangan remnya.

Sontak Agam sadar kalau mobil tersebut sedang bermasalah, karena dari kejauhan sudah terlihat mencurigakan, "ada apa dengan mobil itu. Sepertinya mobil itu rem blong. Yasmin!!" teriak Agam menuju Yasmin yang masih melamun.

Sedangkan Yasmin, entah kenapa dia kepikiran tentang masa lalunya, yang di mana ia tidak pernah memakan makanan manis, "kamu makan ini, tulang ayam ini. Jangan yang aneh-aneh, atau saya tampar kamu," ucap Ayahnya di masa lalu, yang tiba-tiba muncul dipikirannya.

"Ayah, aku mau membeli makanan manis, Ayah. Apa Ayah tidak bisa membelikannya untuk Yasmin?" tanya Yasmin yang masih kecil kepada Ayahnya.

"Dasar anak kurang hajar, tidak berguna," menendang perut Yasmin dan Yasmin langsung kesakitan.

"Yasmin, Yasmin," panggil Agam melihat mobil truk tersebut bersama Yasmin.

"Minggir, minggir. remnya blong!!" teriak sang supir sambil mengklakson Yasmin.

Akhirnya Yasmin sadar dan ia melintas mobil kencang yang menuju ke arahnya. Sontak Yasmin kaget dan langsung menjatuhkan sepedanya, "arghhh, teriak Yamin ketakutan dan Agam langsung menarik tangannya.

Mobil besar tersebut segera melintas dengan kencang, lalu menabrak tembok hampir di dekat jualan makanan manis tersebut.

Yasmin begitu kaget sampai matanya melotot dan napasnya tidak beraturan, "Yasmin, apa kamu sudah bodoh. Ada apa denganmu?" tanya Agam memegang kedua bahu Yasmin.

Yasmin menatap wajah Agam, dan tiba-tiba saja Yasmin langsung memeluk Agam dengan erat, "aku, ak-

Yasmin begitu kaget sampai matanya melotot dan napasnya tidak beraturan, "Yasmin, apa kamu sudah bodoh. Ada apa denganmu?" tanya Agam memegang kedua bahu Yasmin.

Yasmin menatap wajah Agam, dan tiba-tiba saja Yasmin langsung memeluk Agam dengan erat, "aku, aku menyukai Om Agam. Aku benar-benar jatuh cinta dengan Om Agam," ucap Yasmin dengan badan yang gemetaran.

"Ada apa dengan anak ini. Badannya gemetaran begini, tapi dia malah mengatakan hal yang tidak masuk akal ini," dalam hati Agam bingung dengan Yasmin.

"Yasmin, ada apa denganmu. Kamu baru saja hampir menjemput ajalmu, tapi kamu malah mengatakan hal tidak masuk akal ini. Ada apa denganmu," melepaskan pelukan tersebut, dan mereka saling bertatapan.

Setelah bertatapan, Yasmin menundukkan kepalanya, "entah kapan perasaan ini muncul secara tiba-tiba. Setiap melihat Om Agam, entah perasaan apa yang muncul di dalam hati saya. Sampai saya sadar, kalau saya benar-benar menyukai Om Agam. Maaf saya mengatakannya secara tiba-tiba. Tapi inilah yang harus saya katakan, Om Agam. Saya menyukai Om Agam," jujur Yasmin dari hati yang paling dalam dan ia pun langsung menatap wajah Agam.

Sontak Agam terdiam dengan perkataan Yasmin tentang dirinya, "Yasmin, lebih baik kamu pulang saja. Jangan terlalu memikirkan soal percintaan, karena sekarang kamu harus fokus belajar karena kamu masih anak kuliahan. Fokuslah dan terus belajar untuk masa depanmu, barulah kamu memikirkan soal cinta," ujar Agam.

"Baiklah, aku akan pulang. Terima kasih banyak karena sudah membantuku. Maafkan atas perkataanku karena telah mengatakan hal yang tidak masuk akal. Terima kasih sekali lagi," Agam pun mengambil sepeda Yasmin yang ada di tengah jalan, dan langsung memberikannya kepada Yasmin.

"Terima kasih banyak, Om," ucap Yasmin segera pergi meninggalkan Agam.

Keesokan paginya, di mana Yasmin sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampus bersama Clarisa, "Clarisa, bangunlah. Aku sudah siap nih, kenapa kau masih tidur. Cepatlah bangun, nanti kita terlambat," menggoyangkan badan Clarisa.

"Aduh, iya, iya. Bawel banget sih. Ini aku bangun," membuka matanya dan langsung duduk, setelah dibangunkan oleh Yasmin.

"Cepat bangun, dan siap-siap. Nanti kita terlambat lagi. Setelah itu kita segera sarapan. Aku tunggu di meja makan," langsung keluar dari kamar dan menuju meja makan.

Sesampainya di meja makan, Yasmin segera membuat sarapan nasi goreng untuk ia dan Clarisa, "buat nasi goreng ayam aja deh. Takutnya nanti terlambat lagi ke kampus," memulai memasak nasi goreng dengan bahan yang sudah ia siapkan.

Beberapa menit pun berlalu, di mana Yasmin dan Clarisa sudah duduk dan sedang sarapan bersama, "Nanti kita perginya bersama saja ya Yasmin. Kau naik mobilku saja, jangan naik sepeda. Kau mau kan."

"Baiklah, aku akan mengikuti ucapanmu itu. Kalau begitu cepat habiskan makananmu itu," jawab Yasmin dan mereka kembali melanjutkan sarapan mereka.

Setelah sarapan pagi selesai, merekapun langsung berangkat menuju kampus dengan mobil Clarisa.

Sampailah mereka di kampus, dan mereka berdua langsung turun dari mobil bersamaan.

"Kau sudah bawa tugas dari pak dosen kan?" tanya Clarisa kepada Yasmin.

"Sudah tentunya. Kau bagaimana?" jawab Yasmin sekaligus bertanya.

"Aku juga sudah dong. Kalau begitu mari kita masuk ke kelas," sahut Clarisa dan saat mereka hendak masuk ke dalam, tiba-tiba saja ada yang memanggil nama mereka berdua.

"Yasmin, Clarisa," panggil yang tidak lain lagi ialah Fajar.

Sontak Clarisa dan Yasmin berbalik badan, lalu menatap Fajar yang menghampiri mereka berdua, "Fajar. Di mana mobilmu. Kenapa kau berjalan kaki?" tanya Clarisa sambil menaikkan kedua alisnya.

"Aku diantar sama supirku sampai depan gerbang saja. Mobilku lagi aku bawa ke bengkel karena ada yang rusak mesinnya. Maka sebab itu aku dianterin supirku. Ouh ya, apa kalian sudah siap tugas yang diberikan oleh pak dosen?" jawab Fajar sekaligus bertanya kepada mereka berdua.

"Sudah dong. Kami kok gak siap. Kalau begitu mari kita masuk saja, yuk. Nanti keburu pak dosen masuk lagi," sahut Clarisa dan mereka bertiga pun segera masuk ke dalam kelas mereka.

Saat di dalam kelas, tiba-tiba saja ada Geng Naugthy yang menghalangi pintu masuk kelas, "kalian, kenapa kalian menghalangi jalan. Apa lagi yang kalian inginkan?" tanya Clarisa dengan ekspresi wajah kesal.

"Kami tidak ada urusan denganmu. Kami hanya ada urusan dengan teman mu ini. Kami pinjam dia dulu ya, dan Fajar, ini aku ada coklat untuk kamu. Kamu terima ya," jawab Greysia sambil memberikan sebuah coklat kepada Fajar.

"Terima kasih banyak atas coklatnya. Yasmin, ambillah coklat ini, aku berikan untukmu dariku. Kamu terima ya," menerimanya dan memberikannya kepada Yasmin.

"Untukku?" tanya Yasmin sambil menunjuk dirinya sendiri.

Om Tampan, Nikah YukWhere stories live. Discover now