Chapter 118

4 0 0
                                    

Aku dan Hayton berjalan menyusuri lorong bersama. Mata semua orang tertuju pada kami seolah-olah mereka adalah seekor ngengat yang tertarik pada cahaya.

Saat kami melirik orang-orang yang sedang bergosip yang melihat kami, Hayton berkata sambil berjalan cepat.

"Untuk apa kamu melakukan ini? Karena sistem mentornya?"

"Tentu saja, kamu mengira aku akan langsung memilih orang lain dari Kelas Elysiano bukan?"

"West sudah terobsesi dengan nasib anak kedua. Jika orang kedua mengambil tempat di Kelas Elysiano, kamu kira kamu tidak akan mendapat tempat duduk. Kamu juga tidak bisa meminta bantuan kakakmu kan?"

"Jadi kamu pikir aku hanya bisa meminta bantuanmu sebagai mentor?"

"Bukankah itu bisa ditebak?"

Sambil berbicara, kami mencapai tujuan kami.

Ketika Hayton pergi kesana, penghalang itu telah hilang. Aku meraih kenop pintu ruangan di depanku dan berkata,

"Mustahil."

"...."

"Terimakasih atas pekerjaanmu hari ini."

Dan saat aku hendak melewati pintu, Hayton menutup pintu. Saat aku berbalik sambil mengerutkan kening, Hayton berkata.

"Kalau begitu, kamu seharusnya tidak datang kepadaku."

"...."

"Kamu tidak tahu bagaimana aku menghabiskan beberapa tahun terakhir ini untuk belajar, namun kamu-"

"Kamu konyol."

Hayton tersentak mendengar perkataan dan berkata, "Apa?"

"Apakah kamu pemeran utama pria dalam sebuah drama? Jika kamu ingin berakting, pergilah ke tempat lain."

"Kamu tidak tahu, tapi aku-!"

"Aku tahu."

"Apa?"

Mata Hayton melebar karena malu.

Aku berbalik untuk melihatnya dengan tangan bersilang.

"Bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya ketika kamu menatapku dengan putusasa seperti itu."

"Lalu kenapa..."

"Apa yang bisa aku katakan jika kamu tidak mengatakan apapun? Tidak menyukaiku lagi?"

"...."

"Tidak. Semakin aku menolakmu, kamu akan semakin terobsesi padaku. Aku tahu orang seperti apa kamu itu. Lebih dari yang kamu kira."

Awalnya dia hanyalah seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang kehilangan tempat untuk bersandar. Dia menatapku dengan rasa terimakasih sebelumnya, tapi seiring berjalannya waktu, kedalaman tatapannya berubah.

Dia ingin mengenalku bukan sebagai sponsornya, dia juga iri ketika orang lain berada di sisiku, dan akhirnya menyadari emosinya sendiri.

Dia tidak mengetahuinya tapi di kehidupan keduaku, aku tinggal bersamanya sebagai adiknya selama lebih dari 10 tahun.

"Tapi aku akan memberitahumu. Jangan punya harapan. Ini bukan karena kamu dan situasimu, itu karena aku tidak memilikimu di hatiku."

"Apakah kamu tidak akan memberiku kesempatan?"

Hayton mengajukan pertanyaan, dan aku menjawab dengan tegas.

"Tidak."

"...."

Tangannya yang memegang pintu terpeleset dan terjatuh. Aku berkata sambil menatap Hayton,

"Tapi hatimu, aku akan mengingatnya dengan rasa syukur."

The Baby Raising A DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang