Chapter 13

29 5 4
                                    

"Apakah ada olang balu yang datang ke Dubbled?" (Apakah ada orang baru yang datang ke Dubbled?)

"Iya, pengurus baru mengikuti tes bulan lalu dan ada yang lulus. Ujian putaran kedua akan diadakan besok. Jika mereka lulus tes kedua, mereka akan menjadi administrator baru Dubbled."

Saat rekrutmen diumumkan, orang-orang berbakat dari seluruh negeri datang untuk mengikuti tes. Ini adalah peluang besar bagi mereka. Dubbled tidak pernah peduli dengan latar belakang orang, entah mereka rakyat biasa atau bangsawan, tidak ada yang penting selama mereka mampu.

Dengan cara mempekerjakan orang seperti ini, tidak heran Dubbled bisa memiliki begitu banyak orang berbakat. Sayangnya, beberapa kelemahan datang pada sistem ini. Salah satunya adalah seorang buronan bisa lolos karena lemahnya pemeriksaan latar belakang.

Menangkap pelaku akan lebih mudah dari yang aku perkirakan.

Di tengah sesi belajar yang aku lakukan dengan Nos, pintu terbuka lalu Henry dan Isaac datang. Nos, yang melihat keduanya, dengan penuh perhatian memberiku waktu istirahat dan menyelinap pergi untuk sementara waktu.

Isaac langsung mendatangiku.

"Nak! Apakah kalian semua lebih baik?"

"…?"

"Dinginnya. Apakah kalian semua lebih baik?"

"Ya."

Mendengar suara lemahku, Isaac mengerang kesal. Dia memandang Henry lalu bertanya.

"Kenapa dia sangat lemah?"

"Itu karena dia masih kecil, Isaac."

"Tapi aku sangat sehat saat aku masih sekecil ini."

"Itu karena kamu adalah monster."

Henry mendorong Isaac menjauh dariku dan mengambil tempatnya sebelum mencondongkan tubuhnya, sehingga matanya bertemu dengan mataku. Dia menatap mataku dengan penuh perhatian dan menyapaku.

"Halo, Leblaine."

"Halo…"

"Apakah kamu memperhatikan sesuatu yang aneh sejak kamu pingsan? Apakah kamu menemukan bintik hitam di tubuhmu, atau ada yang salah dengan kekuatan sucimu? Itu adalah gejala orang yang menderita kutukan…"

Sebelum aku menjawab, Henry melanjutkan dengan ekspresi sedih dan menyesal.

"…Maafkan aku, Blaine. Aku mengatakan hal-hal yang sangat kasar padamu terakhir kali."

"Aku ingin meminta maaf. Jika tidak masalah, maukah kamu memaafkanku?"

Aku ingat ucapan Henry yang tidak berperasaan hari itu, kata-katanya memang sedikit menghancurkan hatiku, tapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan segala macam hinaan menyakitkan yang harus aku hadapi di kehidupanku sebelumnya. Terutama ketika aku tahu dia hanya bersikap defensif atas kelemahannya.

"Ya, Henly. Tidak apa-apa. Aku akan memaafkanmu." (Ya, Henry. Tidak apa-apa. Aku memaafkanmu.)

Ekspresi tertekan Henry berubah menjadi senyuman cerah saat dia menepuk rambutku dan berkata,

"Kau yang paling manis, Blaine. Terimakasih telah memberiku kesempatan kedua."

Wow.

Senyumannya yang hangat dan lembut bahkan berhasil membuat para pelayan memekik.

Isaac mengerutkan kening pada Henry.

"Kenapa perlakuanmu terhadap dia dan aku begitu berbeda?"

"Karena aku hanya peduli pada orangku."

The Baby Raising A DevilWhere stories live. Discover now