Lama tak mendapat balasan, Ara kemudian memutuskan untuk langsung menghubungi sang senior.

"Mas, kenapa chat gue dicuekin deh?" todong Ara begitu sambungan terhubung.

"Gue emang nggak ada temen ngabuburit, cuma kalau sama lo males ah, gue masing sayang nyawa dan pekerjaan. Jadi, mungkin lo bisa ngajak yang lain, jangan gue."

"Lo nggak kasian sama gue, Mas? Tega? Gue di Jakarta nggak punya banyak kenalan karena sehari-hari kerjaan gue ngurusin Bos lo terus."

"Nah, itu dia, kenapa nggak lo ajak bos lo itu buat bukber. Gue rasa lebih aman."

Ara mendengus kesal. "Lo kalau kasih ide yang bener dikit kenapa sih? Lo aja udah, ntar gue bangunin tiap pagi buat sahur biar lo nggak kesiangan. Gratis. Lo nggak perlu bayar buat beli apaan tadi yang lo tanyain di chat? Paket jasa bangunin sahur? Ya pokok itu lah, sama gue aja, ntar gue bangunin tiap pagi."

"Bener ya? Awas aja kalau lo ngibulin gue, abis lo di tangan gue."

"Enggak, Mas, tenang aja, aman sama gue."

"Oke, gas, otw ke kostan lo."

Senyum Ara seketika langsung cerah. "Ah, makasih, Mas. Love you, muachhh!"

"Najis!" balas Mahesa sebelum mematikan sambungan telfon.

💙💙💙💙

💙💙💙💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bossy or Besty?Where stories live. Discover now