9. penemuan

186 17 13
                                    

"Siap boss, mereka semua telah pergi menyiasat pada tempat yang telah ditentukan, dan satu orang telah tewas boss,"

Mendengar itu, si bos ini pun kemudian mengeluarkan seringai jahatnya. "Bagus. Well, dengan ini.. the 'game' has started~"

▬▬ι══════════════ι▬▬

〢keadaan para anggota dua—Beliung dan Felix

Mereka terus berjalan, mencari-cari Gempa yang menghilang sejak beberapa jam lalu.

Felix yang sudah muak mencari pun  mengacak-acak rambutnya. "GEMPAAAA, LU DIMANA WOII!?" teriaknya keras. Suaranya  cukup untuk membuat Beliung menutup telinganya secara spontan.

"WOII! GA USAH TERIAK NAPA SIH!? Haduh.. telinga gw—" tegur Beliung pada Felix, ia mengusap-usap telinganya perlahan.

Felix cengengesan. "Ya maap, reflek cokkk,"

"Hmm." Jawab Beliung singkat.

"Dah ah, mending lanjut nyari Gempa, bagian sono belum tuh," usul Felix yang menunjuk tempat yang ia maksud.

Beliung mengangguk. "Yuk, gass keun." balas Beliung yang melanjutkan langkahnya.

  ***

〢—Glac dan Solar

Keduanya tepat berada di depan WC umum yang tak jauh dari rumah sakit.

Solar mencari Gempa di sekitar area luar WC, sedangkan Glac mencari Gempa di area dalam dengan memanggil namanya lalu mengetuk-ngetuk pintu toilet,

Glac mengecek satu-persatu toilet dengan hati-hati, dan ketika berada di pintu terakhir, ia membuka pintu itu secara perlahan, tapi tidak menemukan adanya Gempa di sana

Begitu pula dengan Solar, ia sudah mencari Gempa kesana-kemari di area bagian luar, bahkan ia juga sudah mengecek kebun pisang yang ada di sana. Namun, hasilnya nihil, ia tak menemukan adanya gerak-gerik Gempa sama sekali.

Glac pun keluar dan menghampiri Solar yang sedang mondar-mandir. "Gimana Sol, ketemu?" tanya Glac.

Solar menghela nafasnya kasar. "Kagak, mang di dalem ga ada?" tanyanya sedikit khawatir.

"Ga ada, tapi.. kalo Gempa ga ad di WC, trus dimana?" fikir Glac khawatir dengan keadaan Gempa.

"Gw yakin Gempa ada di sekitar rumah sakit. Jadi, mending lanjut nyari." usul Solar.

Solar pun melanjutkan langkahnya yang kemudian disusul oleh Glac di belakangnya, keduanya masih mencari Gempa di area luar rumah sakit.

***

〢— Frost dan Sopan'

Mereka berdua bersembunyi di balik lemari yang entah muncul darimana, sesekali frost mengintip di celah-celah kecil lemari

Ternyata dugaan frost benar, suara langkah kaki yang mereka dengar bukanlah berasal dari salah satu teman mereka, melainkan berasal dari pelaku yang membunuh Gempa,

Orang itu berpakaian serba hitam, ia tampak sedang meneliti dan mengecek jasad Gempa secara saksama.

"Hiss, ternyata dugaan gw bener." Gumam frost perlahan.

Frost kemudian mengambil ponsel miliknya, berupaya untuk memotret si pelaku sebagai barang bukti. Sedangkan Sopan hanya terdiam dan memperhatikan apa yang dilakukan kakaknya.

Frost terus mencari dimana ia menaruh ponselnya;di saku celana kanan, saku celana kiri, di dompet, ataupun tas pinggang. Namun, ia masih tak menemukan ponselnya itu.

Hide or Die |SHG| [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang