4. Anniversary

173 20 1
                                    

"Wihhhh, lagi ngomongin siapa nieh? Ngomongin gw ya?..."

Duar, tiada angin tiada hujan, ketiga murid baru itu muncul tepat dihadapan mereka, yang berbicara tadi adalah Beliung,

"Anzweng! Astaghfirullah, setan!" celetuk Blaze kaget karena ketiga pemuda yang tiba-tiba datang tanpa diundang.

"Ihh, kalian lagi ngomongin orang ya? Dosa tauu!" ujar Aurell pada circle GPL GGS.

"Apa sih, nggk kok!" balas Blaze malas.

Selang beberapa menit berlalu, Gempa, Frost, dan Glac datang dengan Ethanza Sopan Alexander yang menyusul dibelakang

"Haduhh, maaf telat," ucap Gempa. Manik golden brown nya melirik kearah murid baru yang ikut nongki bersama circle mereka. "Mereka siapa? Murid baru itu kah?" tanya Gempa penasaran.

"Iye, mereka tiba-tiba muncul kek setan.. , padahal mah nggk diundang," celetuk Taufan.

"Ihh, gitu banget sih! Mau kenalan emangnya nggk boleh??" tanya Aurell seraya mengerutkan keningnya.

"Kalo nggk boleh?" balas Ice malas.

"Ihhh, ketjam!"

"Ya emang,"

Sekumpulan mereka dibuat terkekeh setelah melihat perdebatan singkat itu,

Gopal cengengesan. "Heh, kasih kesempatan aja napa ce? Kasian tauu. Wkwk," ucap Gopal yang tak benar-benar kasihan pada Aurell.

"Hmmm, Y," balas Ice singkat padat bang— jelas. Mau tak mau dirinya mengiyakan pernyataan Gopal dan membiarkan ketiga anak baru untuk memperkenalkan dirinya pada mereka.

"Nahh, gitu dongg! Salken, aku Aurell, dan ini abang-abang ku," tunjuk Aurell pada Rimba dan Beliung. "Yang rambutnya ijo lumut itu Rimba, yang biru-biru tukang urut itu Beliung," jelasnya.

"Wihh, rambutnya nggk kena razia kahh?" tanya Thorn.

"Kagak, murid lain aja ada yang rambutnya berwarna tuh," balas Beliung.

"Owhhh,"

Circle GPL GGS pun memperkenalkan diri mereka satu-persatu pada si anak baru. Solar dan Thorn sedang mengembalikan piring dan mangkok, serta membayar makanan pada ibu kantin. setelah itu, baru kembali dan melanjutkan obrolan

Blaze melirik kearah Beliung. "Heh, badai muson. Ngapain lu ngeliatin gw layaknya orgil pas di kelas tadi?" tanya Blaze spontan. Dirinya masih dibuat penasaran dengan tatapan yang diberikan Beliung padanya,

Beliung terkekeh pelan. "Gtw, reflek," balas Beliung asal. Blaze hanya merotasikan matanya malas,

Halilintar hanya menyimak dan tak terlalu peduli dengan hal itu. Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul dibenak halilintar, dia menoel-noel pundak Gempa untuk menanyakan sesuatu itu,

"Gem,"

"Ya..?"

"Di acara besok ada balonnya nggk?" tanya Halilintar ragu.

"Ya.. a—" Glac menyela kalimat Gempa sebelum ia dapat menyelesaikannya.

"Tenang, balonnya ada lebih dari 10 kok,"

"Dahlah,"

"Hahhh! Yaelah, lagian tu balon nggk bakal meletus kok, apalagi nyampe ngejar lu," untuk kedua kalinya mereka dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka.

"Astaghfirullahhh yingg! Jantung gw nyaris kabur lohh!" celetuk Gentar malas.

"Tau tuh, untung jantung gw masih betah," celetuk Taufan menyetujui ucapan Gentar.

Hide or Die |SHG| [Slow Up]Where stories live. Discover now