8. siasat lebih lanjut

195 16 5
                                    

"G.. Gempa?"

▬▬ι══════════════ι▬▬

Frost tergeming, tak percaya bahwa yang ia lihat nyata. Badan Frost bergetar, mulutnya bungkam, tapi ia paksakan untuk berbicara.

"S-S.. Sopan," lirih Frost terbata-bata.

"Ya?" jawab Sopan kebingungan, tak mengerti apa yang terjadi.

"Dari kapan Gempa.. pergi ke wc?" tanya Frost pelan.

"Eum- dua jam lalu, gw rasa?" Sopan menjeda kalimatnya, "Emangnya knp?" tanyanya heran.

Frost terdiam dan tak merespon pertanyaan Sopan sama sekali. Tingkah laku Frost yang tergeming, serta nada bicara Frost yang gugup, membuat Sopan makin kebingungan

Karena penasaran, Sopan pun menghampiri Frost dan melangkah masuk ke dalam ruangan,

Betapa kagetnya Sopan ketika ia melihat apa yang ada di balik ruangan tersebut

Matanya melebar, tubuhnya bergetar, dan dengan spontan Sopan menutup mulutnya dengan tangan kanannya, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"K-kak, ini... mimpi, kan?" lirih Sopan sedikit gemetaran, matanya juga berkaca-kaca.

Frost menepuk-nepuk pipinya; terasa sakit, menandakan bahwa ini nyata, "Sayangnya.. tidak. Ini bukan mimpi."

Mereka berdua masuk lebih dalam lagi ke ruang operasi, dan menghampiri jasad Gempa yang terbaring lesu

Manik mata mereka memperhatikan beberapa bagian tubuh gempa yang rusak, apalagi tangan kanan Gempa yang hampir terputus.

Bau amis.. , itu lah yang pertama kali mereka rasakan.

Sopan menghela nafas. "Gw ga nyangka.. bahwa Gempa akan gugur malam ini, knp harus Gempa?" lirih Sopan

Frost dan Sopan mengusap air mata mereka yang hendak terjatuh. "Ya.. apapun itu, kita harus mengikhlaskan kepergian Gempa dan menerima kenyataan.. ," lirih Frost, ia menarik nafasnya kasar.

Well, Frost memang menyuruh Sopan untuk mengikhlaskan, tapi jauh dalam lubuk hatinya, ia masih tak bisa mengikhlaskan hal ini.

Kemudian, sebuah pertanyaan muncul di benak Sopan, "Mungkin ini sedikit oot, tapi.. knp saat Gempa terbunuh, kita sama sekali tak mendengar suara langkah kaki, suara Gempa yang memberontak, ataupun teriakan?" tanya Sopan heran.

Frost berfikir sejenak. "Ada kemungkinan si pembunuh melakukan serangan diam diam, atau langsung membungkam mulut Gempa dengan kain itu," jelas Frost, manik matanya melirik pada kain yang masih diikat pada jasad Gempa.

Sopan mengangguk. "Ya- cukup masuk akal."

Mereka berdua masih berada di dalam ruangan, masih mencari petunjuk ataupun alasan bagaimana Gempa terbunuh.

"Harus kasih tau yang lain ga sih?" tanya Sopan spontan.

Frost berfikir. "Ya, tapi sebaiknya jangan sekarang,"

Sopan mengangkat satu alisnya heran. "Kenap-"

'Tab.. , tab, tab'

Kalimat Sopan terpotong ketika Frost mengangkat telunjuknya sebagai isyarat untuk diam,

".." Frost terdiam dan waspada, kemudian melirik tajam ke luar ruangan. Manik mata Frost kembali melirik ke arah Sopan kemudian mengisyaratkannya untuk tetap diam dan bersembunyi

"Sembunyi, gw ga yakin klo itu salah satu teman kita."

〢ᥬ✦⃟-HODˊ〔SHG〕⚡︎-

Hide or Die |SHG| [Slow Up]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora