6. secarik kertas dan pesan

191 14 4
                                    

Halilintar membatin. "Apa ini? Hal buruk dan kasus benar benar terjadi.. ,  apakah.."

"Firasat Taufan akan menjadi kenyataan..?"



Halilintar pun termenung dalam lamunannya untuk beberapa saat, ia takut jikalau firasat Taufan itu benar dan akan menjadi kenyataan

Menyadari sang sulung tiba-tiba terdiam, manik biru sapphire Taufan melirik kearah nya secara seksama. "Kak Alin lagi mikirin apa? Kok mukanya kayak cemas gitu?" tanyanya khawatir.

Halilintar menggelengkan kepalanya berulang kali lalu sadar dari lamunannya. Manik ruby Halilintar melirik kearah manik biru sapphire Taufan yang tengah memperhatikan dirinya

Halilintar mencoba untuk santai dan mencari-cari alasan agar saudaranya tak ikut terbebani oleh pikirannya, "Oh—  gpp, cmn kepikiran.. kenapa ga ada minuman rasa salak?" celetuk Hali asal.

"Hah?" otak Blaze ngeblank sesaat, ia pun mencerna apa yang dikatakan oleh Hali lalu konek dengan apa yang ia maksud, "Lahh, iya juga ya?!" sambungnya.

"Haduhh, bisa-bisanya toh," -ice

Elemental bersaudara itu ikut berfikir, namun Taufan dan Gempa  tahu bahwa Halilintar hanya beralasan dan menyangkal bahwa dirinya cemas akan sesuatu,

"Heh, ketahuan banget bohong nya," -Gempa

Taufan mengangguk setuju. "Iya tuh, jujur aja napa sih? wong komuk cemasnya jelas banget gitu," ujar Taufan.

Halilintar terdiam, ia mencari alasan lain yang sesuai dan mungkin dapat dipercayai oleh kedua adiknya itu. Setelah beberapa saat terdiam, ia pun membuka suara,

"Iya, gw cuman kepikiran sama keadaan anak yang hilang itu.. ," ujarnya dengan nada lemas agar kedua adiknya itu percaya.

"Ohh.. , kalau gitu, jangan terlalu dipikirkan kak, nanti malah elu nya yang stress," ujar Gempa tersenyum tipis.

"Nohh, denger apa kata Gem Gem," -Taufan

"Hmm," -Hali

"Setuju sih. Lagian, mereka yang hilang ngapa lu yang kepikiran? Ya.. , palingan juga udah mati toh?" celetuk Blaze asal.

"Husss, tu mulut lemes banget dah, di setting dikit bisa nggk sih?" sinis Ice malas.

"Apa ce? Gw kemungkinan bener loh,"  balas Blaze.

"Hmm, kumsi weh," ujar Ice merotasikan matanya malas.

Duo temperatur itu saling tatap tatapan, sebelum akhirnya berfokus pada kegiatan masing-masing,

"Heh.. , kalian ini," ujar Gempa. Manik golden brown nya kembali melirik kearah Halilintar, "btw kak, mau minum ga? Kalau mau ntar gw ambilin. Ya.. barangkali stress nya hilang, kan?" tawar Gempa dengan ramah pada si sulung.

"Erm— boleh deh, thx ya," -Halilintar

"Hu'um" -Gempa

Gempa hendak bangun dan mengambil langkah menuju dapur, namun bajunya ditarik oleh Thorn sehingga ia menghentikan langkahnya

Gempa melirik kebelakang. "Ada apa Thornie?" tanyanya.

"Nitip cemilan dongg, hehe—" balas Thorn.

"Gw juga!" seru Taufan.

"2," -Blaze

"3.. ," -ice

"Hushh, napa malah ngitung sih? Iya iya, gw ambilin," balas Gempa.

Thorn melepaskan tangannya dari baju Gempa dan membiarkan kakaknya itu pergi ke dapur. Tetapi di tengah jalan, Gempa tak sengaja menyenggol bingkai foto dirinya, ia pun dengan sigap menahan bingkai foto tersebut sebelum jatuh mengenai lantai

Hide or Die |SHG| [Slow Up]Where stories live. Discover now