10 kabar bahagia?

225 37 6
                                    

Samudra dan Biru sedang sarapan dengan keadaan yang hening bahkan suasana pagi di meja makan itu begitu dingin.

"Ada yang ingin aku katakan." Ujar Samudra memecahkan keheningan yang terjadi.

Biru mengangkat kepala nya dan menatap lamat pada sang suami.

Mereka saling bertatap wajah dan entah kenapa ada sesuatu yang membungkam Samudra. Tatapan mata penuh binar itu tidak bisa Samudra lihat karna membuat hatinya tidak nyaman.

Tatapan mata yang mampu membuat dirinya goyah.

"Kak Sam, ada apa?" Suara lembut itu memasuki telinga nya membuat Samudra tersentak kecil.

"Bisakah Jean aku bawa kemari?"

Tubuh Biru menegang kaku mendengar penuturan suaminya.

"Kenapa?"

Samudra menundukkan kepala nya tidak sanggup lagi dan menyerah untuk menatap mata indah tersebut.

"Dia menangis... Jean menangis dan menyakiti dirinya karna diriku. Aku tidak bisa membiarkan dia tersakiti, aku mencintai nya Biru."

Kristal bening jatuh menuruni pipi nya tapi dengan cepat Biru menghapus nya agar Samudra tidak tau bahwa dia sedang menangis.

"Aku keberatan."

"Biru---"

"Kau berkata ingin pernikahan kita terlihat nyata bukan? Bagaimana jika kau membawanya kemari dan orang tua mu mengetahui nya? Itu akan semakin membuat keadaan runyam." Potong Biru padahal alasan lain nya adalah dia tidak sanggup melihat suaminya bersama orang lain di depan matanya. Jika memang Samudra bukan milik nya setidak nya di dalam rumah ini dia bisa dengan leluasa memiliki Samudra tanpa adanya kehadiran Jean.

"Bagaimana aku bisa segera hamil jika harus berbagi dirimu? Kau harus segera membuat ku hamil agar semua warisan berpindah pada mu kan? Aku akan stres dan susah hamil jika harus ada Jean disini." Tolak dengan pelan.

Samudra menghela nafas nya kasar, "Dengan ada nya Jean tidak akan mempersulit kehamilan mu, aku akan tetap bersama mu sampai kamu hamil." Karna hanya dengan kehamilan Biru dia bisa mendapatkan warisan dan menguasai aset keluarga nya setelah itu dia bebas untuk bersama Jean.

"Terserah." Biru beranjak dan memilih pergi dan ruang makan, harusnya dia cukup tau diri bahwa sampai kapan pun Jean tidak pernah bisa di gantikan.

Samudra yang melihat itu pun abai dan memilih pergi ke kantor karna mempunyai meeting penting. Dia akan tetap membawa Jean kemari walaupun tidak mendapatkan ijin dari Biru, ini hak nya.

*****

Di kamar apartemen yang cukup luas Jean menatap diri nya yang berantakan dan mata sembab nya. Cukup menyedihkan memperjuangkan sesuatu yang sudah jelas bagian akhir nya.

"Kamu memikirkan apa?" Sebuah suara membuat Jean mengalihkan tatapan nya.

"Samudra." Pelan nya.

Pria itu menghela nafas nya memandang wajah cantik yang sudah dia kagumi cukup lama ini.

Dia berjongkok menggenggam tangan kec itu, "Apakah kalian bertengkar? Sejak kemarin kau terlihat murung." Ujarnya dengan lembut.

"Bill sepertinya aku akan kehilangan Arcell lagi... " Isak nya pelan. Jean tidak bisa kembali kehilangan Samudra dia sangat mencintai Samudra. Hidup nya akan hancur jika kembali kehilangan Samudra, dia terlalu mencintai pria itu.

Billy yang mendengar itu segera berdiri dan memeluk Jean hatinya perih sekali melihat seseorang yang ia cintai harus menderita seperti ini. Rasanya ingin sekali dia membawa Jean pergi dan membahagiakan pria itu.

ABOUT MEWhere stories live. Discover now