07 "dia hanya mencintai ku"

250 32 8
                                    

Biru duduk di atas ranjang dengan perasaan yang gugup bahkan wajah nya memerah seperti kepiting rebus membayangkan apa yang akan terjadi malam ini.

Suara gemericik air didalam kamar membuat peluh nya menetes dengan deras.

Ya tuhannn, Biru semakin cemas membayangkan apa yang akan terjadi.

Mungkin memang bukan yang pertama kali tapi mereka akan melakukan kembali hubungan intim dalam hubungan pernikahan dan itu membuat Biru gugup setengah mati.

Saat Samudra keluar dari kamar mandi sontak saja Biru menoleh dan meneguk saliva dengan susah payah melihat perut berotot milik Samudra.

Dia menahan nafas nya saat Samudra mendekati nya.

Samudra mendorong tubuh Biru dan menindih yang lebih muda.

Biru menutup matanya, "Aku.. Aku mau mandi--"

"Tidak perlu."

Biru bisa merasakan sebuah bibir mulai mencumbu nya bahkan sebuah tangan mulai membuka satu persatu kancing baju nya.

"Kita lakukan secepatnya karna Jean juga membutuhkan ku." Mata Biru terbuka dan bisa melihat wajah tampan suami nya sedang menatap nya.

Tanpa sepatah kata pun Samudra tetap melanjutkan semuanya tanpa bertanya bagaimana persetujuan Biru.

Samudra bahkan melakukan nya tanpa belas kasih, dia berprilaku kasar melampiaskan semua kekesalannya pada Biru. Jika daddy nya tidak membuat peraturan gila Samudra tidak sudi berhubungan intim dengan Biru.

Daddy nya itu akan memberikan nya semua perusahaan kepada nya jika Biru bisa hamil secepat mungkin.

Tanpa tau jika Samudra juga ikut masuk dalam jebakan sang daddy.

*****

Biru menatap kosong pada sebuah berkas yang diberikan oleh Samudra.

"Apa maksud semua ini?" Tanya nya menatap Samudra.

Samudra yang duduk di sofa dengan menggunakan bathrobe berdecak kesal, "Kau bisa membaca nya kan? Kita akan tetap berhubungan intim sampai kau hamil, kita harus berpura-pura menjadi suami istri sungguhan di hadapan orang lain." Ujarnya.

Biru mengusap wajah nya dengan kasar, "Kak Sam aku---"

"Kau tidak berhak protes." Samudra berdiri dan mulai memakai baju nya.

"Aku akan ke apartemen Jean." Samudra benar-benar tidak mempunyai hati.

Biru berusaha payah bangun dari duduk nya, "Kak ini malam pengantin kita bagaimana bisa kamu.. " Hatinya sungguh sakit. Setelah semua yang dilakukan oleh Samudra padanya pria itu se enak nya akan mendatangi Jean?

*****

Samudra masuk ke dalam apartemen nya dan di sambut dengan keadaan apartemen yang berantakan.

Dia berlari ke kamar dan menemukan kekasihnya meringkuk di atas lantai yang dingin. Perasaan bersalah menghampiri dan memenuhi relung hatinya.

Samudra mendekat dan mengangkat Jean dengan pelan dan membaringkan di atas ranjang.

"Sayang... " Panggil nya lirih membangun kan Jean.

"Sayang.. Maafkan aku... " Samudra menjatuh kan kepalanya di atas perut Jean dan mulai menangis.

Jean yang masih memejam juga ikut menangis dia memang sudah terbangun saat Samudra mengangkat nya.

"Maafkan aku sayang... Aku menyakiti mu lagi.. " Racau Samudra.

"Archell... " Lirih Jean dengan lembut membuat Samudra mengangkat kepala nya.

Mereka saling pandang dengan mata yang berkaca-kaca. Kedua adam itu tersakiti, mereka terluka akan takdir yang terjadi.

Jika memang tidak di takdirkan bersama kenapa mereka harus mempunyai perasaan sedalam ini?

Sungguh ini begitu menyakitkan.

Jean menangis dan memegang pipi Samudra hatinya semakin sakit saat melihat bibir sang kekasih yang terdapat luka. Dia juga semakin hancur kala melihat tanda merah di leher Samudra.

"Kalian sudah melakukan nya ya?" Miris nya. Jean mereka suami istri dan sudah seharusnya melakukan itu bukan? Kenapa aku harus mempertanyakan hal konyol ini.

"Maafkan aku.. " Sesal Samudra. Padahal dia hanya akan berhubungan dengan Biru sebentar tapi entah kenapa dia juga hanyut sampai tidak sadar bahwa Biru memberikan tanda di leher nya.

Jean menangis kembali hatinya remuk redam membayangkan bahwa kekasihnya berbagi kehangatan dengan orang lain. Jean merasa tidak rela Samudra memeluk orang lain bahkan sampai mencumbu nya.

Dia harus berbagi kekasihnya dengan orang lain. Samudra bukan lagi milik nya.

"Maafkan aku Jean... " Sesal Samudra dan memeluk Jean.

"Hilang kan Archell.. Hilang kan jejak Biru dari tubuh mu... " Tangis nya memukul punggung Samudra.

Samudra mengangguk kan kepalanya, "Hapus jejak nya, Jean.. Hapus semua jejak nya.. "

Samudra melerai pelukan nya dan mulai memberikan ciuman pada Jean. Keduanya bercumbu bahkan Jean dengan tergesa-gesa, dia harus menghapus jejak Biru dari tubuh kekasihnya.

Malam itu juga keduanya berhubungan badan, melanggar dosa besar. Samudra mengingkari sumpah nya di hadapan tuhan, Samudra memberi noda di ikatan pernikahan nya.

Sekali ini biarkan Jena egois dan menunjukkan pada Biru bahwa hanya dia lah yang di cintai oleh Samudra.
.
.
.

Setelah lama bercinta kedua pasangan itu saling memeluk berbagi kehangatan.

"Bolehkah aku tinggal bersama mu dan Biru?" Tanya Jean pelan.

Tangan Samudra yang mengusap punggung telanjang Jean terhenti.

"Jean.. "

"Archell aku tidak rela... Perasaan ku sakit membayangkan kau dan dia tinggal bersama, aku tidak siap harus berbagi dan menjadi yang kedua... " Potong Jean lebih dahulu.

Samudra terdiam dia takut untuk membawa Jean tinggal karna daddy nya bisa saja mengetahui itu apalagi jika sampai Biru mengadu.

"Kau keberatan ya?" Jean melepaskan pelukan mereka dan menatap sedih pada Samudra.

Samudra kembali menarik Jean, "Baiklah mulai besok kau akan tinggal bersama ku." Lagian Biru tidak akan berani mengadu jika dia ancam akan membuat keluarganya hancur.

Samudra tidak mau semakin membuat Jean tersakiti.

Jean dalam pelukan itu tersenyum senang. Dia bukan jahat hanya saja Jean ingin menunjukkan pada Biru bahwa hanya dia yang di cintai oleh Samudra.

Biru, tolong maafkan aku ya?

ABOUT MEWhere stories live. Discover now