27

8.9K 959 194
                                    

awas! bosen loh ini panjang.

***

"Van jagain kalung gue yah." Ucap pelan Kevin mengalungkan kalungnya ke Kevan. Setelah berhasil melepaskan ikatan di kedua tangannya dengan menggunakan benda sekitar,

Kebetulan ada pecahan kaca botol yang membuat Kevin langsung mengambilnya dan memotong talinya.

Ya walaupun tangannya harus lecet! Tapi tidak masalah setidaknya mereka bisa keluar disini.

"Kenapa kamu kasih kalung kamu ke aku Vin?" Tanya ragu Kevan menatap kearah kalung yang pernah dia berikan ke Kevan. Kalung bekasnya dulu.

"Gapapa jagain aja dulu, agap aja hadiah buat gue ke lo yang terakhir." Balas Kevin kemudian berdiri dari duduknya setelah, memotong tali yang berada di kakinya. Kemudian melangkah ke arah Kevan.

"Kok kamu ngomong gitu? Maksudnya yang terakhir apa! Emang bener gapapa kalau aku pakek." Ucap Kevan dengan raut penasarannya, ada yang janggal dengan ucapan Kevin.

"Santai, kalau lo emang enggak mau pakek gapapa. Tapi jangan di buang lo simpen aja, masalahnya di kalung itu ada foto berharga buat gue."

"Terus kenapa gak kamu pakek aja? Lagian inikan cuman foto keluarga aja, ngapain berharga segala. Ini bukan emas Vin, kalungnya pun udah karatan udah enggak nyaman di pakek."

"Ck, ribet lo Van. Simpen aja dulu kek, nanti kalau gue gak jadi mati gue ambil balik. Dan soal berharga enggaknya lo mana tau soalnya udah ngerasain kasih sayang mereka sendiri," Gerut Kevin merasa jengkel dengan ucapan Kevan.

"Udahlah bawa aja dulu, sini gue bantu." Sela Kevin saat melihat Kevan ingin membantah ucapannya sekali lagi.

Kevin mulai memotong tali Kevan dengan cara yang sama ketika dia memotong tali miliknya.

"Makasih Vin." Pasrah Kevan, melihat kembarannya berhasil melepaskan talinya.

"Hm, ayo pergi keburu ada yang tau."

"Shhtt." Ringkis Kevin berhenti saat ingin melangkah mencari jalan keluar. Bahunya entah kenapa tiba-tiba linu.

"Vin kenapa?" Panik Kevan melihat Kevin terlihat kesakitan, terbukti dari raut wajahnya.

"Gapapa." Jawab Kevin masih memejamkan matanya, dia lupa bahunya terkena luka tembakan.

Mata Kevin refleks melihat kearah tangannya terdapat luka tembak yang banyak darah.

"Beneran gapapa?" Tanya Kevan memastikan.

"Hm." Balas Kevin setelah itu berusaha menampilkan wajah biasa saja.

"Yaudah ayo, kita harus kemana Vin?" Tanya Kevan menatap sekeliling yang terlihat gelap. Tempat penyekapan berada di gudang yang mini dengan cahaya. Lebih tepatnya tidak ada jendela ataupun cela untuk keluar.

***

"Van ikutin gue, jang--"

"Sepertinya ada yang berusaha melarikan diri." Potong seseorang datang melihat kearah mereka dengan senyum andalannya. Tak lupa memainkan pistol yang dia pegang.

"Shit," Batin Kevin menatap ke arah depan dengan waspada.

Melihat orang yang tadi di panggil bos datang dengan beberapa anak buahnya, Kevin dengan cepat mundur beberapa langkah melindungi tubuh Kevan di belakangnya.

"Sudahkah kalian bersenang-senang?" Tanya orang itu Bagasae Alando. Orang yang di panggil bos, seorang pengusaha yang iri dengan kesuksesan Gio selaku Ayah dari anak yang dia culik.

Different || END ||Donde viven las historias. Descúbrelo ahora