20

14.9K 1K 83
                                    

***

"Happy birthday Van, ini hadiah buat kamu maaf kalau misalnya kamu enggak suka sama hadiah yang aku kasih," Ucap Kevin menyerahkan hadiah yang dia buat sendiri semalaman.

"Terima kasih Kevin, pasti suka kok. Happy birthday buat kamu juga ya." Kata Kevan memeluk kembarannya, tak lupa mengambil hadiah yang di bawa Kevin untuknya.

"Ini apa Vin hadiahnya," Lanjut Kevan penasaran melepaskan pelukannya, dia ingin membukanya.

"Sayang potong kuenya dulu," Ujar Gina datang membawa anaknya di taman belakang di mana acara ulang tahun di adakan di sana.

"Vin ayo," Ucap Kevan menarik tangan kembarannya. Sedangkan Kevin yang di tarik memilih pasrah.

"Sini Adek Kakak." Ujar Mentari menarik tangan Kevan sehingga pegangan tangan Kevan ke Kevin terlepas, membuat Kevin tertinggal.

"Ayo potong kuenya sayang,"

"Sama Kevin tapi, kita kan lahir bareng."

"Enggak bisa Dek, kamu potong aja Kevin nanti ada bagian sendiri." Jawab Areksa tak terima, intinya dia tidak suka mereka memotong bersama karena kue itu hanya untuk Kevan.

"Ya tapi kan Ka--"

"Jangan melawan sayang turuti ucapan Kakakmu." Sela Gio.

Dengan muka cemberut Kevan melangkah ke arah tempat kue berada lalu memotongnya.

"Jangan cemberut gitu dong, ini hadiah untuk anak Mama," Kata Gina mencium pipi anaknya.

"Tadi malam kan udah Ma?"

"Kan beda lagi sayang, udah terima aja." Balas Gina memeluk anaknya.

"Kalau ini hadiah dari Kak Mentari sama Kak Areksa semoga kamu suka ya," Kata Mentari mewakili Kakaknya, sengaja mereka menghadiahkan secara bersamaan karena sebelumnya belum pernah.

"Kalau Papa hadiahnya besok," Ucap Gio menggedong anaknya masuk ke ruang tamu agar Kevan yang ingin membuka kado-kado dari keluarganya jauh yang mengirim ataupun dari mereka agar lebih mudah.

Kevin yang melihat mereka tampak senang hanya mampu terdiam memandang dari jauh, menghampiri kue ulang tahun yang sudah sisa. Dia memandang dengan tatapan sulit di artikan.

"Happy birthday to me," Gumam Kevin meniup kue sisa yang dia beri lilin sendiri, lalu memakannya pelan.

Tubuhnya luruh, Kevin bersembunyi di balik meja kursi yang tertutup kain putih di hiasin bunga-bunga di sekitarnya. Menghilangkan sakit hatinya Kevin memukul pelan dadanya berharap akan hilang.

"Kuenya enak," Batin Kevin masih terus memakan kue sisanya, yang tanpa sadar air matanya juga ikut jatuh. Dengan cepat Kevin segera menghapusnya.

"Kevin enggak minta kado dari kalian, Kevin cuman minta tolong ucapin buat Kevin juga." Gumam Kevin meletakan piring kertasnya di rerumputan lalu memandang langit yang terlihat akan turun hujan.

Saat hujan sudah mulai turun membasahi bumi, Kevin bukannya pergi justru dia memilih menikmati hujan itu seorang diri.

***

Kevin melangkah ke arah rumah dengan pelan, hujan sudah berhenti beberapa menit yang lalu. Saat sadar tubuhnya basah kuyup Kevin memilih berdiam diri di taman sebentar lalu melangkah ke arah rumah.

Pandangannya terpaku di hadiah yang dia buat sendiri untuk Kevan.

Disana terlihat berantakan banyak kertas kado yang berserakan, tapi bukan itu masalahnya. Kevin dapat melihat baju yang dia buat sendiri untuk Kevan terlihat rusak.

Different || END ||Where stories live. Discover now