4

9.7K 676 15
                                    

Membuang sembarangan tasnya, Kevin melangkah kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak butuh lama dia sudah selesai mandi, dan menganti bajunya. Menghampiri meja belajar, mencari obat yang bisa menyembuhkan lukanya.

Seingat Kevin, dia menyimpan obat-obat semua di meja belajar.

Setelah kejadian dimana bertemu sang Kakak, dia ikut menumpang ke mobil Kakanya. Dan di dalam mobil pun tidak ada pembicaraan mereka sama-sama diam tidak bersuara.

"Ketemu." Akhrinya Kevin menemukan obat yang dia cari segera mengambilnya dan mengobati lukanya.

Ada beberapa bagian yang tidak Kevin obati, karena tidak bisa di gapai lukanya ada di belakang puggung membuat susah mengobatinya.

Dan entah kenapa dadanya tiba-tiba sakit? Apa karena pukulan tadi.

Memilih abai, dia melangkah kearah kasur mengistirahatkan dirinya.

Tak butuh waktu lama, Kevin sudah terlelap dengan segala rasa sakitnya.

***

Mendengar suara alarm Kevin terbangun, dan entah kenapa tubuhnya tidak bisa di gerakan sama sekali.

Ini aneh?

Ada apa dengan tubuhnya? Kenapa semua terasa lemas. Bahkan untuk duduk pun Kevin tidak bisa karena kepalanya pusing bukan main.

Dia harus segera bangun kalau tidak dia akan ketinggalan pelajaran.

Memilih abai semua rasa sakitnya Kevin mencoba bangkit walaupun pusing dengan kepalanya. Jangan lupakan dadanya yang dari tadi nyeri.

Saat ingin melangkah ke arah kamar mandi, Kevin malah harus terjatuh karena tidak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri.

Dan kebetulan ada sang Bibi, yang ingin membangunkan Kevin, karena tidak biasanya majikanya bangun siang ini sudah hampir jam tujuh.

"Yaampun Den, kenapa bisa jatuh," Kata sang Bibi saat melihat Kevin terjatuh.

Saat ingin membantu, Bibi bisa merasakan suhu rasa amat panas di tangan majikanya.

"Panas banget, Den istirahat aja ya enggak usah masuk ini badannya panas banget."

Kevin mengeleng kepala pelan.

"Kevin harus masuk Bi, nanti Papa marah kalau Kevin enggak masuk." Kata pelan Kevin.

"Enggak akan Den, Bibi akan coba bilang ke Tuan."

"Tapi---"

"Jangan keras kepala Den, nanti kalau pingsan di sekolah gimana?" Potong sang Bibi setelah membantu membawa tubuh majikanya di kasur.

Dan kevin hanya bisa mengangguk pelan sebagai jawabanya.

***

"Tuan."

"Ada apa Bi?" Ucap kepala keluarga.

"Den Kevin sakit Tuan, badannya sangat panas." Kata sang Bibi.

"Lalu?"

"Hari ini den tidak masuk sekolah apa tidak  papa Tuan?"

"Ya terserah dia." Ucap Gio.

"Kevin sakit Bi?" Tanya Kevan dengan raut cemas,

"Iya Den," Jawab singkat sang Bibi.

"Kevan mau liat."

"Tidak bisa kamu harus sekolah, nanti kamu ketular kalau liat." Ujar sang Mama melihat anaknya mau melangkah ke arah kamar Kevin.

"Tapi Kevin nanti sendirian. Kevan mau nemenin." Jawab merasa tak terima karena tidak boleh melihat kembarannya.

"Biar Mama yang cek nanti kamu tetap sekolah jangan bantah."

"Tapi Ma--"

"Tidak ada bantahan Kevan sekarang ayo berangkat." Ujar Gio.

***

Gina membawa makanan, dan membuka pintu kamar Kevin dengan pelan.

Menghampiri Kevin yang dapat Gina liat saat ini tertidur dengan muka yang pucat.

Meletakan makanan Gina mendudukan diri di sebelah Kevin.

Gina memandang dengan tatapan sulit di artikan saat melihat wajah pucat anaknya.

"Kamu sudah tubuh dewasa ya?" Gumam Gina dalam hati.

Dia merasa sudah sangat jauh dari sang anak, tak dapat di pungkiri hatinya sakit saat melihat anaknya terbaring lemah dalam kasur. Akan tetapi egonya selalu mengalahkannya.

"Mama?"

Kevin terbangun saat merasakan ada seseorang di sebelahnya. Dia bisa melihat itu Mamanya.

Apa dia tidak salah liat ya? Kenapa Mamanya ada disini.

"Makan dulu," Kata singkat Gina. Memberikan makanan ke Kevin.

"Ini Mama? Kevin enggak salah liat?" Ujar Kevin dengan pelan, dia takut ini hanyalah mimpinya yang selalu dia mimpikan.

"Makan." Bukan menjawab malah menyuruh Kevin memakan makanannya.

"Mau kemana Ma?" Ujar Kevin saat melihat sang Mama pergi.

"Pergi." Jawab singkat.

"Boleh suapi Kevin?" Kata dengan penuh harapan, dia tidak tau kenapa Mamanya datang ke kamarnya tapi bukan kah ini kesempatan agar bisa dekat dengan sang Mama.

"Jangan manja, saya disini karena menuruti kata Kevan jadi makan-makanan mu sendiri." Setelah mengatakan itu Gina melangkah kan kakinya kearah pintu.

"Jadi karena Kevan ya bukan kemauan sendiri?" Ujar Kevin sendu sambil memakan-makanannya pelan.

Different || END ||Where stories live. Discover now