BAB 5 : Mengikuti Kemauan Ibu

4 2 0
                                    

بسم الله الرّحمن الرّحيم
*
*
*
"Jika ini jawaban dari do'a do'aku maka bantulah aku untuk mengikhlaskannya Ya Rabb, karna hati ini hanya milik-Mu"
-Arkan Fauzan Sakha-

3 hari kemudian...

"Bu aku berangkat kerja dulu ya" pamit Eliza yang menyodorkan tangan kepada ibunya

"Kok tumben pagi pagi banget"

"Hari ini aku mau kerumah Risa dulu bu ada janji sama dia" jelas Eliza

"Awas ya kalau nanti kamu ketemu sama Firman senyum sapa dia, diakan calon suami kamu" imbuh bu Aminah

"Hah? Calon suami bu?"

"Iya jadi rencananya ibu sama bu Imas maunya kalian nikah 3 bulan kedepan setelah idul fitri Za" celetuk bu Aminah

Entah kenapa dari awal Eliza tau di jodohkan dan filingnya gak enak panggilan kepada mamahnya sudah berubah menjadi ibu

"Tapi kan bu ta'aruf aja aku baru kemarin aku juga belum tentu mau sama dia" sanggah Eliza

"Za kalau wanitayang gak cinta sama laki laki itu gampang nanti udah nikah juga pasti jatuh cinta, Firman itu udah cinta sama kamu" usul bu Aminah

"Tapi tetap aja bu aku lihat laki laki itu bukan karna ketampanan atau kemapanannya tapi aku lihat dia dari ilmu agamanya, aku lihat kemarin mas Firman perlakuannya gitu sama aku harusnya kalau dia paham agama pasti gak deket deket aku kemarin" tukas Eliza

"Emangnya kamu hanya mau nikah sama yang lulusan pesantren? Harus santri yang kamu mau?"

"Gak gitu bu, masalah santri atau bukan aku gak permasalahkan yang penting dia paham agama gak papa bukan santri pun asalkan dia bisa bimbing aku ke jalan yang Allah ridhoi" jelas Eliza masih dengan nada lembut karna dia tau ketika bicara tidak boleh meninggikan suara kepada ibunya

"Firman juga bisa ngaji dia, solatnya 5 waktu sering terpenuhi meskipun jarang ke masjid solatnya"

"Dah lah bu baru beberapa hari kita memulai puasa ramadhan aku tidak ingin berdebat sama ibu hanya karna hal ini maaf ya bu aku hanya bicara apa yang hatiku rasakan" Eliza kembali meminta tangan sang ibu untuk di salami sebelum ia berangkat kerja

"Kamu kalau di bilangin yah pokoknya keputusan ibu gak akan berubah kecuali kamu memang punya calon dan bawa ke ibu" jelasnya sambil memberikan tangan untuk Eliza salami

"Terserah maunya ibu, aku ikut takdir Allah saja, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam syukurlah"

Eliza berangkat kerja dengan pikiran yang penuh ia selalu memikirkan bagaimana kedepannya jika ia harus menikah dengan laki laki yang tidak ia cintai apalagi laki laki itu sepertinya belum baik ilmu agamanya dengan berlinang air mata ia terus menyusuri jalan untuk pergi ke rumah Risa dan berangkat naik motor dari sana, Eliza memang belum mempunyai kendaraan bermotor miliknya karna ternyata gajinya yang 2 juta tiap bulan pun masih kurang namun sedang ia usahakan untuk emmbelinya rencananya gaji akhir bulan ini mau ia belikan untuk motor...

"Risa ayo berangkat" ajak Eliza dari luar

"Eh Za ayo" Risa melihat sahabatnya dengan mata berkaca kaca dan belum tau apa yang Eliza alami

Dzikir Cintaku♡Onde histórias criam vida. Descubra agora