BAB 4 : Apakah Ini Takdir Dari-Nya???

6 2 0
                                    



بسم الله الرّحمن الرّحيم
*
*
*
"Yang haram itu tetaplah haram meskipun 1 dunia melakukannya"

- Eliza Shafira Andini -


"Assalamu'alaikum nak Eliza hari besok mengisi acara kajian..."

1 pesan telah sampai di handphone milik Eliza ia yang baru saja selesai solat isya hendak mengecek pesan itu dari siapa ternyata dari gurunya yang berisi perintah untuknya

"Assalamu'alaikum nak Eliza hari besok mengisi acara kajian bulanan ya di masjid biasa sebagai pembaca qur'an"

"Wa'alaikumussalam pak kenapa saya saya belum terlalu bisa untuk melantunkan ayat ayat suci al qur'an di depan orang banyak"

"Karna bapak percaya kamu bisa ya nak Eliza kan sudah belajar bacaannya juga sudah pas"

"Emmm in syaa Allah pak"

"Baiklah terima kasih nak"

"Sama sama pak"

"Aduh kenapa harus aku sih yang jadi pembaca qur'an nya" monolog Eliza

"Za, kenapa kok mundar mandir gitu dari tadi kayak setrikaan aja" sindir ibunya yang masuk kamarnya tanpa permisi terlebih dahulu

"Ini lho bu Eliza di percaya buat jadi pembaca qur'an di acara kajian besok gimana nih bu"

"Ya kamu percaya diri aja kamu disuruh itu karna memang kamu yang saat ini di percaya oleh guru kamu, bismillah aja untuk jalan kebaikan pasti Allah permudahkan kok" jelas ibunya

"Hmmm iya deh bu makasih sarannya" Eliza pura pura terlihat lebih tenang dengan saran ibunya dan ibunya pun langsung keluar dari kamarnya, padahal di hatinya berkeliaran rasa gelisah malu dan takut salah baca apalagi ini di depan publik bagaimana coba?

Ia mengambil benda mubah untuk berkomunikasi itu, mengirimkan pesan singkat pada Risa agar dia bisa memberikannya solusi

"Risa"

"Iya Za"

"Aku jadi pembaca qur'an nih di kajian bulanan besok gimana nih Sa?" tanyanya gelisah

"Eh kamu masih mending di suruh baca qur'an lah aku jadi moderator Za"

"What??? Serius beneran kamu jadi moderator?" tanya Eliza

"Iya Sa aku juga takut nih bingung"

"Hmmm"


emang curhat pada sahabat itu bukannya kasih solusi eh malah adu nasib aduh sama sama gelisah nih

Eliza merehatkan badan dan pikirannya agar bisa maksimal untuk tampil hari besok tanpa memikirkan Risa yang ternyata moderator di kajian itu, Risa terus saja mengirimkan pesan pada Eliza karna dia tau Eliza sudah pasti marah ke dia karna hal tadi




Acara kajian pun di mulai dan ternyata benar saja Risa menjadi moderator di sana, Risa memluainya dengan baik tanpa terlihat sedikitpun kalau dia sedang gugup, Risa memang lumayan pandai publij speaking namun dia takut karna sering salah ucap kata, tiba saatnya giliran Eliza membacakan ayat suci al qur'an

Eliza melantunkannya dengan sangat merdu hingga orang orang yang hadir di acara kajian itu hanyut terbawa dalam nada nada irama kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT, firman firman yang di bacakan begitu menghayati berarti dan penuh makna Eliza membawakannya dengan lagu Jiharkah yang membuat semua orang terpana

Tiba giliran ustad menyampaikan ceramahnya, dan siapa sangka ternyata ustad itu adalah Arkan yang tengah belajar menyampaikan ilmu kepada orang lain setelah apa yang ia pelajari selama ini tinggal mengamalkan dan menyampaikannya kepada yang bel

um tau

Eliza pulang dari kejian itu dengan hati yang 2 arah bersyukur atau malah malu ia terus memikirkan hal tadi mengapa harus Arkan yang menyampaikan ceramah di kajian itu?

1 pertanyaan itu mampu menguasai pikirannya sejak dari tadi waktu kajian hingga sampai di halaman depan rumah ia keheranan setelah melihat mengapa banyak sekali sendal dan sepatu di depan rumahnya lalau ia membuka pintu dan mendapati ada 1 orang perempuan paruh baya tengah mengobrol dengan ibunya

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam eh Za kamu udah pulang duduk dulu yuk disini mamah mau ngobrol sebenatar sama kamu" ajak bu Aminah

"Ada apa mah?" tanya Eliza yang masih keheranan dengan kedatangan tamu secara tiba tiba, Eliza pun duduk bersampingan dengan ibunya

"Jadi gini Za, ini teman mamah namanya bu Imas, nah bu Imas ini punya anak laki laki umurnya kiraan 23 tahunan, mama mau jodohin kamu sama dia" jelas bu Aminah yang sangat membuat Eliza terkejut

"Dijodohkan mah? Eliza kan udah bilang sama mama belum mau nikah mau bahagiain mamah dulu ini rumah aja baru kebeli bulan kemarin mah masa mamah udah mau nyuruh Eliza nikah aja" keluh nya dengan muka yag tadinya senang menjadi datar

"Iya kan sekarang kamu dah bisa beliin mamah rumah juga mamah udah bahagia sekarang mamah tinggal ingin melihat kamu memiliki pasangan hidup, dan itu akan membuat mama bahagia apalagi kan anaknya bu Imas itu baik Za apa kamu gak mau sama dia?"

"Tapi mah ini terlalu mendadak" keluh Eliza

"Mamah gak minta cepet cepet kok sekarang kamu ta'aruf aja dulu sama dia ya, bu panggilkan anaknya" pinta bu Aminah

"Firman sini nak" panggil bu Imas

Laki laki dengan tinggi 170cm itupun menghampiri panggilan ibunya

"Kamu lama banget di toiletnya Man"

"Tadi kerannya macet bu"

"Kamu duduk ya sini" ajak ibunya Firman di sediakan tempat duduk dekat ibunya tapi dia memilih duduk dekat Eliza yang langsung membuatnya ilfeel

"Maaf mas kita bukan mahram biar saya aja yang duduk disana" Eliza langsung menghindar dan memilih duduk dengan ibunya Firman

"Eh maaf"

'Se simpel itukah dia berucap maaf? Belum apa apa aja aku udah ilfeel sama dia, kalau jaga jarak aja dia gak tau gimana mau jadi imam yang baik coba' batin Eliza yang terus geli melihat Firman ada di depannya

"Udah sih Za gak papa cuman deket doang itu wajar lihat aja tuh wanita seumuran kamu pada punya pacar gandengan tangan sama pacarnya ini kamu deket doang gak mau" sindir ibunya

"Bu yang haram itu tetaplah haram meskipun 1 dunia melakukannya aku gak akan pernah mau, perinsipku cuman 1 berpegang teguh pada peraturan agama" jelasnya

"Iya lah terserah kamu" ibunya memang sulit sekali menuruti apa kemauan anaknya apalagi dia mempunyai anak perawan yang belum menikah tentu saja geram membuat ibunya ingin menjodoh jodohkannya karna Eliza tak pernah ada kabar dekat dengan siapapun dari sejak dulu ia remaja

"Jadi gimana bu?" bu Imas mencairkan suasana

"Untuk saat ini mending anak kita biarkan saja dulu untuk saling mengenal lebih dalam siapa tau dengan begitu, mereka langsung pada suka dan tinggal kita nikahkan saja mereka" imbuh bu Aminah

"Baiklah bu"

'Hah bisa cinta? Gimana bisa aku cinta sama laki laki seperti dia Ya Allah mengapa kau berikan ujian ini berikanlah hatiku keikhlasan dan kesabaran jika memang ini yang kau inginkan Ya Rabb' pinta Eliza dengan batin yang menyedihakan

Bu Imas dan Firman pun pergi meninggalkan rumah Eliza dan bu Aminah, dan mereka beristirahat karna sudah malam...

*Aduh Eliza kenapa bisa nerima kemuan ibunya sih padahal baru ta'aruf aja udah ilfeel Za kalau aku jadi kamu malam itu juga udah kabur dari rumah tanpa peduli sama ibu kamu*

Mau tau gimana kelanjutannya jangan lupa follow akun penulis sama tokohnya ya...




Vote juga ya terima kasih...

Tasikmalaya, 10 Maret 2024

Dzikir Cintaku♡Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu