bossy

144 57 4
                                    

Rebecca menyandarkan tubuhnya dengan malas. Setelah mendengar kabar yang ia dapatkan di pagi hari membuat suasana hatinya menjadi hancur.

Padahal seusai pulang dari kediaman singgah Baron kemarin malam, Rebecca telah menyusun rencana licik yang akan ia mainkan demi menjerat Baron kembali dalam kunkungan hangat yang akan ia ciptakan. Namun sepertinya tindakan yang Baron lakukan dengan memilih meninggalkan negara ini adalah demi menegaskan padanya bahwa kalimat dialog yang terseret malam kemarin bukanlah hanya gertakan, melainkan hal yang harus Rebecca lakukan; yaitu menjauhi pria itu karena sesungguhnya keberadaan Rebecca tidaklah ia inginkan— malah justru membuatnya merasa risih.

Tetapi bukan Rebecca namanya yang akan menjauh setelah mendapatkan perlakuan serta hinaan dari seorang pria terlebih pria ini ; orang yang mampu membuat hatinya terjerat merasakan desiran hangat bernamakan suka. Mustahil baginya berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan.

Brakkk

“Beri aku satu gelas lagi!”

Pagi yang harusnya diawali sarapan bermanfaat untuk tubuh, wanita berambut pirang ini justru mengawali paginya dengan segelas minuman keras yang akan membakar tubuhnya dengan terkikisnya kesadaran diri.

Pria yang memiliki piercing pada alis kanan dan tiga lagi pada telinga sebelah kiri nampak patuh memberikan apa yang diinginkan oleh Rebecca tanpa bantahan.

Bar yang seharusnya buka di jam yang sudah ditentukan kini melayani tamu seperti Rebecca dengan hormat setelah tahu siapa sesungguhnya wanita itu. Dan memang bukan hanya sekali dua kali tempat ini ia tandangi selama berada di negara San Marino, karena memang tempat ini salah satu milik Jorg Hindjrossep—sepupu Vernon Paulus.

“Jaco, apa Vernon menginap di atas?”

“Tidak, Bec. Semalam beliau hanya singgah sebentar, mengobrol dengan tuan Jorg, lalu pergi setelahnya.”

Rebecca mengangguk paham. “Kau mengambil jatah pagi, Jaco?”

Tidak ada sahutan vocal yang terdengar selain nada deham sebagai tanggapan. Bartender rupawan yang melayani Rebecca tampak teliti dalam mengerjakan pekerjaannya, sedangkan Rebecca sendiri sibuk dengan apa yang dinikmati olehnya.


Krettt

“Ada masalah Becca?” Wanita pirang ini hanya mengangkat bahu acuh dengan terus menyesap minum miliknya.

“Jaco, untukmu...”

Tak

Jaco menghentikan kegiatannya seraya hendak mengambil benda buruan Vernon yang selalu disisakan untuknya. Namun sebelum tangan panjang Jaco mencapai pada benda tersebut, jemari lentik milik Rebecca telah sampai lebih dahulu menyentuhnya. “Woho ..., untuk apa ini, Jaco?”

Benda runcing yang memiliki pahatan khusus membuat mata Rebecca langsung terpana saat Vernon mulai mengeluarkannya dari saku jas yang ia kenakan lalu memberinya pada Jaco.


“Salah satu koleksi untuknya.” Rebecca membolak-balik apa yang saat ini berada dalam genggamannya, seakan benda runcing yang tengah ia putar-putar adalah mainan menyenangkan sehingga terlihat binar bahagia hadir diantara suasana hatinya yang bermula berantakan.


“Kenapa Paman Robert tidak membuatnya, juga, untukku, Vernon?”

Kenyitan pada dahi pria berambut perak tampak terlihat jelas, memandang Rebecca seakan deretan dialog yang wanita itu sampaikan membuatnya terkesiap tak percaya.

“Ambil saja untukmu, Becca,” ujar Jaco memberikan yang seharusnya menjadi miliknya kepada Rebecca, saat melihat raut antusias terpatri pada wajah cantik wanita pirang itu.



Female Dominant ( FK 2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang