Prolog

12 1 0
                                    

Dalam dunia yang berbeda, yang dimana seluruh kehidupan rata dengan tanah. Kabut tebal menyelimuti penampakan pohon tanpa daun, bahkan bangunan-bangunan asing yang roboh disertai dengan manusia-manusia yang telah berjuang tergeletak tanpa adanya nyawa, apa yang terjadi?

Seorang laki-laki yang terjebak dalam dunia yang tak Ia ketahui ini, merasakan sesuatu yang tak menyenangkan kan kembali terjadi. Jantungnya berdetak amat kencang akan kekuatan nyalinya yang lemah untuk menghadapi situasi yang buruk ini. Tak berselang lama dari itu...

𝘋𝘦𝘨!

Ia dengan cepat memutar kepalanya pada asal sumber suara menyeramkan menggaung kencang ketelingannya.

'𝘏𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘕𝘒𝘏!'

Angin seketika berhembus dengan kencangnya hingga membuat kabut semakin tebal. Dengan cepat, lengan melindungi wajahnya lalu, suara tersebut hilang seketika disertai dengan angin yang tak lagi terasa namun...

"Hah!"

'𝘏𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘕𝘏𝘒!'

Dari kejauhan, terlihat dengan jelas ribuan sesosok hitam terbang dengan cepat menghampiri lelaki lemah ini yang diiringi dengan suara teriakan keras yang dapat menggugurkan nyali.

Lelaki ini terpaku, nafasnya tersengal dan jantungnya berdetak hebat dengan mata yang melotot ketakutan. Tunggu, apa ini mimpi?

Dengan mata yang terlihat dalam dan sesosok mereka yang seram. Lelaki ini menekatkan segenap keberaniannya menggunakan kakinya untuk berlari dari kejaran makhluk bayangan terbang itu.

'𝘏𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘕𝘏𝘒!'

Napas berat nan sesak terdengar di sela-sela larinya diatas tanah dan dunia yang Ia pijaki hancur ini. Makhluk-makhluk itu semakin mendekat dengan suara lowongan aneh yang semakin kencang terdengar. Ditengah larinya, sial...

"HAHK!"

𝘉𝘳𝘢𝘬!

Ia terjatuh karena tak memperhatikan kakinya yang tak sengaja tersandung batu dan akhirnya membuatnya jatuh dengan keras ketanah berbatu hingga mampu membuat seluruh tubuhnya terasa sakit.

"Ahk!...."

Makhluk itu telah berada tak jauh lagi darinya. Ia tak dapat menggerakkan kakinya yang kini yang sakit karena terkena batu tadi.

'𝘏𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘏𝘒!'

Makhluk-makhluk itu kan segera menyambar dirinya yang tergeletak tak berdaya. Dengan teriakan kencang, makhluk itu menyambar sosok lelaki incarannya itu.

Jantung berdetak kencang dan tubuhnya seketika melemah. Ia menutup wajahnya dengan lengan, dengan kuat Ia menutup matanya dengan kata batin, "Apa ini akhir?"

Seketika, sebuah kilatan hitam berbentuk bulan sabit dengan cepat muncul dari belakang makhluk-makhluk itu dan...

'𝘏𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘏! 𝘏𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘈𝘏𝘒!'

𝘡𝘢𝘴𝘩!

Meninggalkan hembusan angin kencang hingga mampu membuat tanah disertai dengan kabut tebal berterbangan dengan makhluk hitam aneh yang lenyap.

Dengan napas yang sesak, lelaki ini tidak merasakan apapun. Bukankah seharusnya Ia akan mati? Apa Ia telah terbang ke surga? Ayolah, itu hal yang terkonyol kalau tidak dihitung dengan amal, ya kan? Karena bingung, lelaki itu memberanikan diri untuk membuka matanya.

"A_ apa?" ucapnya bingung disaat, melihat... Makhluk-makhluk itu menghilang tanpa jejak. Ia berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk tenang.

Tak lama dari itu, seorang pria tinggi tangguh muncul ditengah tebalnya kabut dengan rupa yang misterius datang menampakkan rupa dalam bayangan. Pria itu berdiri di hadapannya.

Dengan mata hanya terpaku pada satu titik objek didepannya, lelaki penakut ini terdiam seketika dengan kondisinya yang kini menjadi dingin.

"Si_ siapakah anda?" tanyanya gemetar ketakutan.

'𝘚𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘵𝘢 𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶.' Jawab sosok pria itu dengan nada suara tegas nan dingin, menjawab pertanyaan yang gemetar dari manusia didepannya. Siapakah Ia?

"Apa maksud mu?!?"

'𝘒𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯... 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯... 𝘊𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢.'

Pria itu mendekat tanpa kelihatan rupanya yang jelas namun, nafas dibuat tercekat disaat Ia mengangkat sebuah pedang panjang perlahan dari belakangnya

'Titisan darah menetes atas nama perjuangan pertama sampai akhir demi mempertahankan kekuasaan. Biarkan sinar rembulan yang menerangi langkah, biarkan pedang mengakhiri pembalasanmu dan biarkan... Kegelapan menggugurkan rasa takutmu sampai... Kata akhir.'

Ia mengangkat tinggi pedang yang ada ditangannya dan dengan kuat, menghempaskannya kepada sasaran dengan bayangan berbentuk bulan sabit dengan cepat menyerangnya.

"HAHK!" dengan mata yang terbuka lebar disertai dengan teriakan yang reflek keluar akan syoknya.

Seketika Ia membungkam, tak lagi berkata-kata. Keringat membasahi tubuhnya yang terasa dingin dan gemetar hebat. Ia menghembuskan napas beratnya hingga membuat Ia lumayan tenang.

"Hah... Mimpi ini lagi."

~ℌ𝔢𝔦𝔯 𝔱𝔬 𝔱𝔥𝔢 𝔅𝔩𝔞𝔠𝔨 𝔖𝔴𝔬𝔯𝔡~
•𝔇𝔞𝔯𝔨𝔫𝔢𝔰𝔰•

°ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʙᴜᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ ᴅᴀɴ ᴛɪʀᴜᴀɴ ᴛᴀᴘɪ, ᴛᴇʀɪɴsᴘɪʀᴀsɪ ᴅᴀʀɪ ʙᴇʙᴇʀᴀᴘᴀ ᴋᴏᴍɪᴋ, ғɪʟᴍ, ɴᴏᴠᴇʟ ʙᴀʜᴋᴀɴ ᴘᴀᴅᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ sᴇɴᴅɪʀɪ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀʙᴀᴜ ғᴀɴᴛᴀsɪ ᴅᴀɴ ʜᴏʀᴏʀ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪsᴇʙᴇʟᴀʜ :)

°ᴊᴀᴅɪ ᴊᴇʟᴀs, ᴀᴍᴀɴ. ʙᴀɢɪ ᴋᴀʟɪᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʟᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀɴʏᴀ sᴇᴍᴏɢᴀ sᴜᴋᴀ ʏᴀ? sᴇᴍᴏɢᴀ ᴛᴇʀʜɪʙᴜʀ. ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴊᴇᴊᴀᴋ ᴅɪsɪɴɪ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ʟᴀɪɴ ʙᴇʀᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ᴀᴛᴀᴜ ᴋᴏᴍᴇɴ. sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇɴɪᴋᴍᴀᴛɪ sᴇᴍᴜᴀᴀ...

°ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʙᴜᴋᴀɴ ʜᴀsɪʟ ᴅᴀʀɪ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ ᴅᴀɴ ʙᴜᴋᴀɴ ᴊᴜɢᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴅɪᴘʟᴀɢɪᴀᴛᴋᴀɴ.
ᴊᴀᴅɪʟᴀʜ ᴘᴇᴍʙᴀᴄᴀ ᴅᴀɴ ᴘᴇɴᴜʟɪs ʏᴀ ʙᴀɪᴋ
;)

Heir to the Black Sword DarknessWhere stories live. Discover now