29 - Upin Ipin

9 3 0
                                    

"Kalilaaa..." rengek Kania di sambungan teleponnya pada Kalila malam itu.

"Eh kenapa mbak?!" tanya Kalila panik, bukankah tadi siang di kantor Kania masih baik-baik saja?

Bukannya menjawab pertanyaan Kalila, Kania malah semakin menangis. Merasakan Kania tidak baik-baik saja, tanpa berpikir panjang, Kalila segera menghubungi Malik dan Abiw untuk pergi ke rumah Kania, padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Mbak..." Kalila segera memeluk Kania yang saat ini tengah duduk di balkon kamarnya. Sedangkan Abiw dan Malik masih di bawah bersama ayah. Pasalnya ayah sendiri juga bingung harus berbuat apa. Tentu saja ayah paham apa yang dirasakan putri sulungnya setelah mengetahui Mario adalah seorang mu'alaf sekarang.

"Sssstttt... mbak Kania kenapa?" Kalila mengusap-usap punggung Kania. Tapi sayang, Kania masih belum mau buka suara, gadis itu malah semakin menangis sejadi-jadinya.

"Mbak Kania ngga boleh kayak gini.. hey mbak istighfar!" ujar Kalila begitu sabar.

"La.. mas Mario La.." akhirnya hanya itu yang keluar dari bibir Kania setelah beberapa saat gadis itu terisak dan Kalila memberinya kesempatan untuk lebih tenang.

"Kenapa mas Mario mbak?"

"Mas Mario mu'alaf.." lanjut Kania yang pada akhirnya membuat Kalila menatap prihatin sabahatnya itu.

Kalila hanya bisa memeluk erat Kania. Berusaha menenangkan Kania yang bahunya masih bergetar hebat. Kalila tau betul bagaimana keadaan seorang Kania, ketika gadis itu merasa dirinya yang bersalah.

"Aku jahat banget ya La jadi cewek? Aku jahat sama mas Mahes, aku juga jahat sama mas Mario.."

"Engga mbak, mbak Kania ngga jahat kok.." Kalila ikut menitikkan air mata mendengar ucapan Kania.

"Kemarin aku egois banget nerima lamaran mas Mahes demi nyembuhin luka aku, dan sekarang.. aku nyakitin mas Mario dengan ngga ngasih dia kesempatan karena aku terlanjur nerima lamaran mas Mahes La.."

"Istighfar mbak! Mbak Kania ngga boleh ngomong begitu! Bukannya mbak Kania sendiri yang bilang? Mbak Kania udah istikharah dan in syaa Allah ini jawaban terbaik dari Allah mbak. Ini udah takdir Allah.."

"Tapi aku jahat La.. aku jahat sama mas Mario.."

"Mbak Kania dengerin Kalila! Istighfar mbak.." lagi-lagi Kalila hanya bisa menenangkan Kania dengan kalimat itu.

Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki yang tidak lain adalah Malik dan Abiw.

Setelah sekian tahun lamanya mereka berteman, untuk pertama kalinya Abiw dan Malik menginjakkan kaki di kamar Kania. Berbeda dengan Kalila yang sudah bolak-balik masuk bahkan menginap di kamar ini.

"Buseettt!" komentar Abiw begitu masuk ke kamar yang serba merah jambu itu. Mulai dari cat dinding hingga keset yang hampir mereka injak.

"Heh!" Malik menyenggol pelan lengan Abiw agar tidak salah fokus. Tujuan mereka kemari malam ini adalah untuk menghibur Kania. Apalagi setelah tadi di bawah sedikit banyak ayah sudah bercerita.

"Assalamualaikum.." salam dua laki-laki yang tak jarang Kania panggil dengan Upin Ipin itu.

"Waalaikumussalam.." meski masih sesenggukan, Kania berusaha menjawab salam kedua sahabatnya.

"Kok kalian juga dateng?" tanya Kania sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Ya kali itu bocah dibolehin malem-melem keluar sendirian?" pertanyaan Malik cukup untuk memberikan jawaban pada Kania, benar juga mana mungkin Kalila diizinkan orang tuanya keluar sendirian malam-malam begini?

Nah, kalau Abiw mah dimana ada Malik, disitu ada Abiw. Namanya juga Upin Ipin. Mereka berdua segera mendekat pada Kania dan Kalila yang masih berada di balkon.

"Yak.. lo inget kata orang kalau mau nikah itu pasti ada ujiannya kan?" tanya Malik tiba-tiba.

Kania yang awalnya sudah berhasil menghentikan air matanya, akhirnya menangis lagi mendengar pertanyaan Malik.

"Ah elu sih, nangis lagi kan!" decak Kalila kesal sambil kembali memeluk Kania.

"Ya maap.." sesal Malik kemudian berjongkok di hadapan Kania. "Tapi lo ngga boleh kayak gini Yak, anggep aja ini semua udah takdir Allah. Alhamdulillah mas Mario udah dapet hidayah. Dan please.. lo apa ngga kasihan sama bang Mahes, kalau bang Mahes sampai tau lo sehancur ini begitu tau mas Mario mu'alaf?" lanjut anak itu.

Kania hanya menggeleng lemah. Tentu saja dia tidak ingin mas Mahes tahu.

"Nah kan panjang umur!" Abiw yang duduk di samping Malik segera menyahut ponsel Kania yang berdering.

Kantor Mas Mahes is calling.

"Tenang.. gue yang angkat!" putus Malik cepat.

"Assalamu'alaikum.." sapa seseorang di seberang sana.

"Waalaikumussalam.." jawab Malik.

Hening beberapa saat. Mahes diam, Malik juga diam.

"Kania?" akhirnya Mahes kembali bersuara. Kalila menoyor kepala Malik, karena memang Malik menghidupkan mode loudspeaker-nya.

"Ini gue bang hehe.."

"Lah ngapain lo malem-malem sama Kania?" tanya Mahes agak nge-gas.

"Eitzz.. posesif amat calon manten. Lagian ngapain lo telfon-telfon Kania? Bukannya kalian udah dipingit ngga boleh ketemu ngga boleh chattingan apalagi telfon-telfonan?" sahut Malik tidak kalah nge-gas.

"Gue mau nanya besok gue disuruh ke rumah Kania jam berapa, lagian gue chat anaknya dari tadi sore ngga nge-jawab.." bela Mahes cepat.

"Oh... sorry kita bertiga lagi bridal shower sama Kania," kali ini Kania yang menoyor kepala Malik.

"Sakit woy!" protes Malik. "Ngga percaya?! Mau video call-an? Nih ada Kalila sama Abiw juga.."

Mahes hanya tertawa pelan di seberang sana. Dan tanpa persetujuan Kania, Malik langsung mengalihkan panggilan suaranya menjadi panggilan video.

"Lu pinter banget sih!" sekarang Abiw yang menoyor kepala Malik.

"Apalagi lagi sih?!" protes Malik dengan wajah tanpa dosanya.

"Mbak Kania habis nangis.." bisik Kalila sepelan mungkin.

Malik hanya meringis, bisa-bisanya dia lupa.

"Halo bang, nih Kalila, eitz.. Kania ngga boleh!" kata Abiw begitu merebut ponsel Kania, untung anak itu punya ide cemerlang.

"Kania mukanya abis dicoret-coret sama Kalila bang, katanya malu kalau ketemu calon suami!" tambah Abiw yang membuat Kalila dan Kania bernapas lega.

"Ciyeeeee!!" sorak Malik paling keras, padahal dia yang berulah. Ingin rasanya Kalila menjambak rambut kriwilnya yang mulai gondrong itu.

"Mas Mahes besok jangan kaget ya kalau ketemu mbak Kania makin cantik?" goda Kalila yang berhasil membuat seseorang di seberang sana salah tingkah.

Kania hanya bisa membulatkan kedua matanya, sebagai bentuk protes pada Kalila.

"Besok mbak Kania ngga usah ke kantor, kita healing seharian, pokoknya besok malem pas pengajian mbak Kania harus fresh!"

"Yak betul, urusan command center serahin aja ke gue sama Abiw! Ntar kalau kurang personil, bang Mahes harus naik!"

"Siap!" sahut Mahes.

Pada akhirnya, Kania dibuat kembali tersenyum bahkan tertawa oleh ulah mereka bertiga. Karena setelah Mahes memustuskan sambungan teleponnya, mereka mencoba menghibur Kania dengan cara tag-tag-an di kolom komentar reels instagram seperti hari-hari biasanya. Dan tentunya, ada saja video-video lucu yang akan membuat mereka berempat tertawa sampai bengek. Hingga pada akhirnya Kania sedikit lupa dengan kejadian tadi sore yang dialaminya.

–––––––

Halooo guys! Makin deket aja ya hari H pernikahan Kania sama mas Mahes! Jadi ikut deg-degan! Doain lancar yak! Terimakasih masih setia menunggu! Happy reading! Baarakallah🌻

You Are My LightWhere stories live. Discover now