32 - Pertama Kalinya

15 2 0
                                    

Tok.. tok.. tok

Demi apapun, seketika itu jantung Kania langsung berdebar tidak karuan.

"Kania.." panggil Mahes dari balik pintu kamar.

Laki-laki yang kini telah sah menjadi suaminya itu barusaja pulang dari masjid usai menunaikan sholat Isya' berjamaah bersama ayah dan saudara-saudara yang lain. Sedangkan Kania tadi sholat berjamaah bersama bunda serta budhenya yang belum pulang.

"Bentar mas.." sahut Kania dari dalam kamarnya.

Ceklek.

Kania muncul dengan piyama warna pink, tak ketinggalan kerudung instan berwarna sedana.

"Boleh masuk?" tanya Mahes begitu pintu terbuka.

Kania mengangguk. Sungguh rasanya masih tidak percaya, malam ini dia akan berbagi kamar bahkan berbagi selimut dengan teman sekantor yang sekarang menjadi suaminya itu.

Kania tertawa pelan.

"Kenapa?" tanya Mahes.

Kania menggeleng cepat.

"Kamu udah jadi makan?" tanya Mahes.

Kania mengangguk, "Mas mau makan lagi?" tanya Kania balik.

Mahes menggeleng cepat.

"Capek.." keluh Mahes sambil tertawa pelan.

Kania tersenyum kemudian memeluk laki-laki itu, meskipun... keduanya masih sama-sama kaku.

Mahes tertawa kemudian membalas pelukan hangat Kania.

"Makasih ya Kania.." ujar Mahes kemudian mengecup puncak kepala Kania.

Dia baru sadar, Kania masih memakai hijabnya.

Kania cepat-cepat mengusap air matanya yang jatuh.

"Kenapa?"

"Masih ngga nyangka aja.." jawab Kania.

"Alhamdulillah.."

"Makasih mas Mahes udah milih Kania, in syaa Allah Kania bakalan berusaha jadi makmum yang baik buat mas Mahes.."

"Aamiin.. doain mas juga ya supaya mas bisa jadi imam yang baik buat Kania,"

"Pasti mas.."

Keduanya tenggelam dalam keharuan yang kembali tercipta malam itu.

Mahes yang begitu mencintai Kania, dan sekuat tenaga menjaga agar tidak menjerumuskan keduanya ke dalam dosa akhirnya berhasil memiliki Kania, seutuhnya.

Ya, mulai sore tadi Kania juga sudah berjanji. Usai akad tadi hatinya telah benar-benar jatuh pada Mahesa. Laki-laki yang selama ini ia kagumi karena pembawaannya.

Meski sempat ada kejadian tidak mengenakkan yang melukai hati Kania. Namun, gadis itu tidak bisa membohongi perasaannya. Mas Mahes memang yang terbaik untuk Kania.

"Kania.." panggil Mahes lembut.

Sungguh saat itu tubuh Kania menegang. Mahes tidak akan meminta itu sekarang kan?

"Kania?"

"Iya mas?"

"Kamu kenapa?" tanya Mahes bingung, terlebih dia bisa merasakan detak jantung Kania lebih cepat.

"Eng.. ngga papa, emang kenapa?" Kania melepaskan dirinya dari pelukan Mahes.

"Yakin?"

Kania mengangguk cepat.

"Kamu ngga pingin—"

"Engga!" jawab Kania cepat.

"Pingin apa coba?" kali ini Mahes mengerti, kenapa Kania jadi grogi.

You Are My LightWhere stories live. Discover now