22

417 7 8
                                    

"Ibu......... Ayah......... Kak Ariz....... Kak Arras....... Faiz......... Tolong aku....."

Sudah beberapa hari Leo terlantarkan di pinggir jalan.

Ia belum makan sejak diusir dari rumah.

Sesekali ada keinginannya untuk mencuri makanan, tapi dirinya berusaha untuk menahan diri untuk tidak berbuat sejauh itu demi mendapatkan asupan makanan.

Benda-benda yang dibawanya seperti handphone dan koper berisi pakaiannya dicuri oleh beberapa tunawisma saat ia sedang tidur.

Tidak jarang juga ada beberapa orang yang ingin mengadopsinya, namun itu hanyalah sekedar perasaan iba saja.

Karena setelah dicek ke dokter terdekat, rupanya ia mengidap kanker hati yang memasuki stadium 2 dan penyakit mag yang dideritanya sangat parah.

Karena kenyataannya, mereka tidak ingin mengadopsinya, pernah sesekali dirinya menjadi budak pekerja kasar.

Tapi untungnya ia bisa berhasil kabur.

Apakah ia mengemis? Ya, ia mengemis di pinggir jalan dan sesekali ikut mengamen bersama anak-anak yang terpinggirkan.

Ia dapat teman? Tidak juga, karena anak-anak itu rupanya memanfaatkannya untuk mencari uang lebih.

Sepertinya ia akan segera mati, terbukti tubuhnya sangat lemas dan tidak dapat digerakkan.

Ia berharap bisa bertemu dengan ayahnya atau kedua kakaknya untuk yang terakhir kalinya sebelum ajal menjemputnya.

Saat ini, ia sedang mengais-ngais tempat sampah untuk mencari makanan sisa.

Tidak apa-apa sudah terkena noda kotoran yang penting bisa mengisi perutnya yang terus keroncongan.

Disaat ia sedang mengais-ngais sampah, mulutnya disekap dari belakang dan diberikan obat bius.

Perlahan kesadarannya terenggut dan berakhir pingsan.

Para pelaku mengangkat tubuhnya dan memasukkannya kedalam mobil.

Setelahnya, mobil itu langsung pergi ke suatu tempat yang diharapkan oleh Leo.

*** ******

Dibawah alam sadarnya, ia menangis dengan penuh penyesalan akan hidupnya.

Sepertinya ia bersalah karena telah menyebabkan banyaknya masalah yang dibuatnya.

Mulai dari keegoisannya mendapatkan kasih sayang dari kedua kakaknya dan kenaifannya untuk mendamaikan keluarganya.

Benar apa kata mereka semua....... Sejak ia lahir pun SALAH!

Jika ia memiliki kesempatan sekali lagi, maka keinginannya adalah kebahagiaan keluarga Carousel untuk selama-lamanya.

### ######

Kesadarannya mulai ada dan penglihatannya memburam.

Akan tetapi, ia masih bisa mendengar percakapan orang-orang disekitarnya secara samar-samar.

Secara perlahan, penglihatannya mulai jelas dan dapat ia lihat jika ada kedua kakaknya serta Alvaro yang berdiskusi tentang Cara Membunuh Leo.

Akhirnya..... Leo bisa bertemu dengan kedua kakaknya diujung hidupnya.

"K- kak Ariz....... K- kak Arras....." Lirih Leo sambil berusaha menggerakkan tubuhnya yang sudah lemas.

Ariz dan Arras menatap Leo dengan tatapan sedu- tidak, hanya Leo yang berpikir seperti itu.

Buktinya, Ariz dan Arras menatap Leo dengan tatapan sinis, Alvaro juga seperti sedang menahan emosinya.

"Wah-wah, kau masih hidup? Tumben banget masih hidup, biasanya udah K-O." Hina Arras.

Leo hanya tersenyum.

"Sudah diusir dari rumah, sekarang mengemis kasih sayang dan memelas disini? Luar biasa sekali." Julid Ariz.

Leo menutup matanya.

"Bunuh saja dia. Bukannya Leo itu pengganggu?" 1 kalimat yang Alvaro lontarkan langsung mendapatkan persetujuan dari Ariz dan Arras.

Leo mengeluarkan air matanya, "Aku.... Sayang.... Kalian.... Semua...." 1 ucapan terakhir Leo sebelum berakhir dibawa ke sebuah basement untuk disiksa habis-habisan hingga akhir hembusan nafasnya.

Alfin dan Alfa hanya bisa melihat siksaan Leo dengan tersenyum sinis, "Mainan tikus kecil yang baru."

=========================

Eyyo~ cerita ini telah tamat, singkat? Gpp koks..... Entar juga direvisi atau ditambahkan sesuai permintaan my collaborator.

Nyesek kedalam hati? Pasti gaks dongs, kan cerita murahan and cerita klasik.

Jujurly gue sebagai penulis cerita ini dan my collaborator juga agak..... Malezz lanzutin zerita ini gitu loh, you know lah istilah Write Block.

Maaf nih kalau ceritanya banyak typo nihh, sorry ye? Soalnya ini cerita pertama kolaborator gue, wajarkan aja, ya? Ok? Plis?

Btw, thanks atas 2 ribu view dan 185 vote! Kalean semuach udach berusahach semaksimal mungkingh.

Intinya kalian the best deh, semoga kedepannya gue bakal maintenance cerita gue kedepannya.

Mohon dukungannya.
Aku harap kita bisa bertemu lagi cerita selanjutnya, yakni Arka N Adit.

My Collaborator: YohanArraska

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Chatting.

Arlyn:
Tolong siapapun yang pihak bersangkutan atau pihak yang terkait, silahkan mengambil 1 anak yang meresahkan dan merepotkan ini!

Arzan:
Biarkan aku mengurusnya.

Arleno:
Tidak seru! Kau selalu sibuk bermain dengan Arshad dan Arshaka!

Arapa:
Sorry nih, tapi Leno tuh mayan ganggu sumpah.

Arin:
Mengangguk-ngangguk aja gue mah.

Argus:
Well, selain Leno..... Bukankah Arvind juga ini begitu perlu diperhatikan juga?!

Arvind:
Lah kocak, apa salah gue? Ente samgat gaming sekali.

Arwana:
Cukup! Leno dan Vind harus diserahkan kepada pak Argon ajah.

Arquette:
Hm hm hm hm

Arfan:
Arqu siapa?

Arbani:
Dia adalah saudara kita.

Ardian:
Benar, dia adalah saudara kita juga.

Arlington:
Oh, bagaikan nama pribumi.

Arnaz:
Jangan kasar pliss.

Arsene:
Ye.

Arzuwan:
Eh? Bukannya kau di DYA?

Arman:
Itu beda lagi, plis tolong perhatikan namanya!

Ariane:
Hm~ tolong lebih perhatian~

Leo Carousel [End]Where stories live. Discover now