14

135 7 2
                                    

Beberapa hari setelah kecelakaan tersebut.

Rumah Carousel kini dipandang berbagai ekspresi oleh para tetangga.

Ada yang iba dan kasian, ada yang sinis dan tidak sedu.

Tapi, yang paling banyak ialah tatapan iba dan kasian dikarenakan berita kematian Mina yang diakibatkan oleh Leo yang bermain konsol.

Ya, berita tentang Leo yang membunuh (tidak sengaja) ibunya telah menyebar secara luas bagaikan angin.

Nama Carousel pun sedikit tercoreng atas karena hal ini.

Aza tentu saja merasa malu sekali karena rumah tangganya hancur berantakan.

Sebelumnya (flashback on).

Aza pulang ke rumah setelah melampiaskan amarahnya kepada rekan kerjanya, dirinya ketika baru saja menginjakkan kakinya di dalam rumah sudah melihat 2 anaknya yang sedang membawa koper berisi barang-barang mereka berdua.

Arras dan Ariz menghentikan aksinya dan melihat Aza yang terdiam menatap kedua anaknya dengan tatapan sedu, mengapa?

"Apa? Mau larang gue dan kak Ariz pergi dari rumah yang tidak harmonis ini? Tidak peduli gue." Ujar Arras.

Aza berjalan pelan ke arah mereka berdua, "Nak Arras...... Nak Ariz...... Bisakah kita bersama-sama lagi?" Pintanya yang berharap agar kedua anaknya itu tetap tinggal bersamanya.

Betul, Aza telah menganggap Arras dan Ariz sebagai anaknya sekarang tanpa embel-embel hinaan.

"Kau nyesel, kan? Nyesel, kan? Ninggalin~ gue dan kak Ariz." Hinanya yang membuat situasi semakin tegang dan tidak kondusif, "Ayok kak Ariz, kita capcus saja ninggalin rumah palsu ini." Lanjutnya.

Arras berjalan duluan dan melewati Aza yang menitikkan air mata, begitupula dengan Ariz yang menatap ayahnya- tidak, Aza dengan tatapan kecewa.

Ariz pun pergi dan menyisakan Aza di rumah itu sendirian dengan kehampaan serta kesunyian yang mendalam.

Rasa penyesalan mulai menggerogoti hatinya, pikirannya berkecamuk, nafasnya mulai memburu.

Setelah kematian istri tercintanya, Mina. Sikap Aza telah berubah 180 derajat, darinya yang lembut dan tegas, kini berubah menjadi emosian dan mudah tersinggung.

Rekan-rekan kerjanya Aza terutama pekerja baru, mengalami pelampiasan emosi dari Aza.

Tetangga-tetangga yang bersebelahan dengan rumah Carousel pun kerap mendengar suara kebisingan di dalam rumah.

Apa itu? Aza membuat berantakan rumahnya sendiri karena rasa sedih dan depresi yang dialaminya.

Hingga kini Aza terus berharap jika kematian anak- ralat, maksudnya pembawa keburukan itu akan segera tiba, Leo.

Sesudahnya (flashback off).

Kembali kepada Leo yang keluar dari kamarnya setelah dikurung oleh Aza.

Leo melihat seisi rumah sangat berantakan sekali, serpihan kaca di mana-mana, beberapa perabotan atau furnitur rumah rusak dan foto yang menampilkan dirinya dihancurkan.

Ia sakit hati sekali melihat kelakuan Aza yang sudah berubah, kini dirinya sudah tidak disayangi lagi.

Ia harus mengadu kesakitan dimana lagi? Sahabatnya, Faiz Fazura. Sudah tewas bersamaan dengan pacar Ariz, Mika Melanie. Dan kakak kelasnya, Rifarhanatul.

Tewasnya ketiga orang tersebut disebabkan karena dirinya yang mengendalikan mobil Mina hingga kecelakaan.

Tapi, ia tidak salah sepenuhnya karena yang salah itu adalah teman barunya, Gibran Bagaskara. Yang memberikannya sebuah konsol game untuk menghibur dirinya.

Leo Carousel [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora