20.PUTUS

29 0 0
                                    

"Tunggu aku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu aku"

Tidak terasa setelah melewati rintangan demi rintangan ujian sekolah untuk terakhir kalinya, akhirnya kelas 12 SMA negeri kopi hitam kupu-kupu sedang melaksanakan sebuah acara kelulusan.

Dengan lelaki memakai jas dan perempuan memakai kebaya berbagai warna. Acara itu pun menjadi sangat meriah dengan tawa kebahagiaan dari para murid-murid yang menikmatinya. Setelah penyerahan surat kelulusan akhirnya mereka pun sedang berada di sesi untuk berfoto. Dengan menunggu giliran akhirnya mereka pun berfoto sendiri bersama keluarganya.

"Lang, ayo sini hadap ke arah bapak. Bapak lagi bikin video nih, coba pose jempolnya" ucap bapak santoso menganggu anaknya yang sedang berfoto bersama tetangganya yang ikut melihat hari kelulusan langit menggunakan hape legendarisnya.

"Buset dikira coblosan, hai gaes hari ini gua lulus nih. Doain semoga lancar ya" ucap langit menyapa kamera yang berada ditangan bapaknya dengan diakhiri pose jempol ala coblosan.

"Hadep sini dulu lang, tante belum selesai poto" ucap tante lastri selaku tetangga yang ikut ke acara kelulusannya itu membuat langit mengalihkan padangan kearah kamera miliknya dan memberi pose ala jempol kembali.

"Lang hadep sini lang coba liat ibu, mau ibu pamerin ke temen arisan ibu soalnya" tarik ibu susan selaku ibu langit yang sedang melakukan video call bersama dengan teman arisannya.

"Hai jeng, liat nih anak saya yang kemarin masih doyan main air hujan udah lulus, aduh mana makin gede aja ini anak bujang" ucap bu susan kepada teman arisannya disebrang hape sana.

"Hai tante-tante sekalian" sapa langit kearah layar hape itu membuat ibu-ibu disebrang sana jejeritan melihat anak ingusan yang dulu suka minta uang ketika mereka main kerumah udah bertambah dewasa.

"Lang sini lang, foto lagi soalnya yang tadi blur" ucap tante lastri menarik tangan kanan langit untuk pergi berfoto bersamanya.

"Lang sini lang, ayo ikut bapak kita bikin video kayang dihari kelulusan" ucap pak santoso dengan menarik tangan kiri langit untuk mengajaknya membuat video.

"Heh anak siapa ini main rebut aja, awas-awas sini lang sama ibu kita sapa temen arisan ibu" tarik bu susan ke dasi yang dipakai oleh anaknya.

Dengan langit yang ditarik kesana kemari sampai membuat badannya terombang-ambing dibuat pusing akhirnya langit pun dengan sangat gregetan langsung menujuk ke arah atas sana.

"Liat tuh ada harimau terbang" ucap langit yang membuat ketiga orang itu langsung berhenti menarik-nariknya dan mengalihkan pandangan keatas sana.

Langit yang merasa sudah mendapatkan titik selamatnya pun langsung berlari dengan sangat kencangnya membuat ketiga orang yang telah sadar dibohongi itu berdecak kesal memandangi kepergiannya. Jika ditanya dimana adik langit adalah ia sedang mencicipi berbagai jajanan dikantin sekolah dan melupakan niat awalnya ingin melihat abangnya lulusan yang membuatnya harus membolos sekolah.

"Buset lu laper apa doyan lip?" tanya langit ketika melihat adiknya sedang memakan soto beserta makanan pendamping lainnya.

"Doyan, udah sana hus hus jangan ganggu" usir alif kepada sang abangnya yang membuat abangnya itu berdecak kesal pergi meninggalkannya.

Dengan memandangi ramainya area lapangan, mata langit tidak sengaja melihat seseorang dengan kebaya putih diantara banyaknya orang. Seperti bunga, diantara keramaian ia terlalu mencolok dimata. Tentunya dimata langit karena ia adalah kekasihnya yang tak kala lain adalah jingga.

"Jingga" panggil langit sambil berlari kearah jingga yang membuat jingga mengalihkan pandangan kearahnya itu dan tersenyum.

"Wah, halo" sapa jingga.

"Cantiknya, mau bareng ga?"

"Terimakasih, mau kemana?"

"Kita jalan deket sini sambil keliling, mau?"

.......

Setelah selesai berkeliling area sekolah akhirnya langit pun mengajak jingga untuk pergi ketempat terfavoritnya yang tak kala lain adalah pohon petai belakang sekolah. Dengan duduk berjejer diatas pohon petai, langit dan jingga pun sekarang sedang memandang awan diatas sana yang berjalan sesuai irama.

"Langitnya indah banget ya" ucap langit memandang langit diatas sana dengan warna biru cerah memikat indra penglihatan bagi siapapun yang melihatnya.

"Iya, tapi langit punya aku lebih indah" ucap jingga menengok kearah langit yang tiba-tiba menjadi salting tak tertolong tidak percaya mendapatkan sebuah gombalan dari sang kekasih.

"Minimal aba-aba dulu beb, takutnya aku salting sampe jungkir balik. Btw cantikku diajarin siapa sih ngegombal kaya gini?" tanya langit sambil mencubit pipi jingga dengan gemasnya.

"Tiup dulu nih tangan aku" ucap jingga sambil menyondorkan telapak tangannya yang sudah dikerucutkan ke langit.

"Fyuhhh" tiup langit.

"Kepo" jawab jingga sambil memekarkan telapak tangannya membuat langit ingin sekali mengarungi kekasihnya ini dan melemparkannya ke belahan hati terdalamnya.

"Nakal ya begitu, kalo ga diatas pohon udah aku gelitikin" tutur langit memandang jingga dengan senyumannya.

"Wah kriminal nih. Tapi sebelum kamu rencanin buat kelitikin aku, kamu juga udah jadi kriminal sih" ucap jingga membuat langit langsung aba-aba menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Cukup neng cukup, ga kuat saya ini" tengil langit membuat mereka tertawa dengan sangat riangnya sampai membuat semut dipohon petai itu menjadi iri dan dengki melihat kekompakan dan keserasian mereka.

"Jingga"

"Ya? Kenapa?"

"Setelah lulus kamu punya rencana apa?" tanya langit memandang jingga dan tentunya jingga juga langsung mengalihkan pandangannya kepada langit yang membuat mata mereka bertemu.

"Sepertinya aku mau masuk ke pesantren. Kalau kamu?" jawab jingga membuat langit berfikir.

"Wih mau hijrah keren, kalau aku kaya nya mau kuliah deket sini" balas langit.

"Kamu sayang aku ga?" tanya jingga memandang langit dengan tatapan serius.

"Pake nanya ya jelas sayang dong" jawab langit yakin akan ucapannya.

"Kamu cinta aku ga?" tanya jingga kembali membuat langit tersenyum kearahnya.

"Cinta pake banget"

"Kita putus yuk" ucap jingga dengan muka serius membuat langit menyeritkan keningnya bingung. Apakah ia telah membuat salah sampai pada akhirnya diputuskan oleh sang kekasihnya? Atau ada seseorang yang telah membuat kekasihnya itu jatuh cinta selain kepada dirinya? Tidak, langit percaya pada kekasihnya maka dari itu ia akan membuang pikiran negatif itu jauh-jauh dan meminta kejelasannya.

"Alasannya?"

"Seandainya kalau kita emang jodoh pasti mau sejauh mana pun jarak kita berpisah, kita pasti ketemu lagi. Aku mau memperkuat keimanan dengan masuk kepesantren. Kamu bisa ngertiin aku kan?" jawab jingga membuat langit diam seribu bahasa. Entah perasaan apa yang ia alami, sekarang langit benar-benar melihat warna lain pada kekasihnya yang membuatnya semakin merasakan bahwa ia tak salah jodoh dan akan terus selalu berdoa untuk itu.

"Mau janji satu hal?"

"Apa?"

"Tunggu aku, aku akan cari kamu setelah jadi pria yang mapan."

TBC.

𝐀𝐌𝐁𝐈𝐋 𝐒𝐀𝐉𝐀 𝐇𝐈𝐊𝐌𝐀𝐇𝐍𝐘𝐀 [𝐄𝐍𝐃] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang