07.KETEK VS KARET

47 4 0
                                    

"Teman baik sulit ditemukan karena yang terbaik sudah menjadi milikmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Teman baik sulit ditemukan karena yang terbaik sudah menjadi milikmu."

Setelah mencuci tangan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri rumput. Dan dengan hati yang sudah disterilkan agar tidak tantrum melihat pujaan hatinya tersenyum kepada lelaki lain. Langit pun langsung menuju ke tempat dimana sabahat karibnya itu berada, yang tak kala lain adalah gudang sekolah.

"Nyapu nyapu sendiri ngepel ngepel sendiri bersihin tai tikus sendiri hadeh malang sekali nasibku" keluh jeki yang sedang mengepel lantai sambil ngereog.

Langit yang melihat kelakuan temannya itu dari jendela pun hanya bisa menggaruk keteknya yang gatal dan diciumlah itu tangan.

"Astagfirullah bau ketek" ucap langit setelah mencium tangannya.

"Oitt ngapain lu disitu?" panggil jeki yang menyadari bawa temannya itu sedang mengintipnya dari jendela.

"Ngantin yok" ajak langit yang langsung membuat jeki dengan secepat kilat bertelportasi ke sampingnya.

"Libur dulu kita nangkring dimarkas aja yok" ucap jeki sambil merangkul bahu langit.

"Ya udah ayok"

Sambil saling merangkul mereka pun berjalan kemarkas sambil sesekali mengedipkan mata genit ke arah gadis gadis yang membuat mereka langsung kabur secara terbirit birit ketakutan melihat kelakuan kedua okum tersebut.

Sampai pada akhirnya mereka pun telah sampai di bawah pohon petai belakang sekolah. Dengan keahlian memanjat mereka yang sepertinya adalah bakat dari lahir, mereka pun langsung dengan cepat memanjat pohon petai yang merupakan markasnya.

"Main sambung puisi yuk jek" ucap langit yang sedang senderan pada batang pohon bagian atas sambil menengok ke bagian bawah yang terdapat temannya.

"Gaslah mau tema apa?"

"Ketek"

"Amit amit jorok tapi boleh deh"

"Ketek....." mulai langit dengan perasaan kagum yang ia curahkan sedalam dalamnya karena telah bisa mengucapkan sebuah kata penghantar puisi yang langsung disusul oleh sambungan sahabatnya.

"Baumu semerbak bak bunga bangkek" dramatis jeki sambil memegang kedua keteknya dengan lembut sambil membuat ekspresi yang sulit untuk diartikan.

"Bila dimainkan bunyinya epret epret" lanjut langit sambil memainkan keteknya sampai berbunyi epret epret yang langsung mendapatkan bombastic side eye dari jeki yang berada dibawahnya.

"Amit amit jorok banget lu jadi manusia" geli jeki ketika mendengar bunyi ketek langit itu, membuat perasaan ingin membantai yang sudah lama ia segel dengan sangat terlarang meronta ronta untuk langsung mengampar sahabatnya.

Langit yang mendapatkan bombastic side eye dari sahabatnya itu pun hanya memandang jeki dengan tatapan mengejek sampai pada akhirnya mulutnya berbunyi.

"Halah bilang aja lu iri" tutur langit yang membuat jeki menggebu gebu ingin mengkuncir mulut laknatnya.

𝐀𝐌𝐁𝐈𝐋 𝐒𝐀𝐉𝐀 𝐇𝐈𝐊𝐌𝐀𝐇𝐍𝐘𝐀 [𝐄𝐍𝐃] ✓Where stories live. Discover now