S 38 : This Is My Fault

5.8K 493 51
                                    

Ternyata Drax membawanya ke tempat yang dia sebut dengan rumah, ketika ia mengatakan itu Shana langsung melototi nya dengan ngeri, Drax tertawa dan menarik tangan Shana untuk berjalan masuk ke rumah barunya, untunglah dia sudah menyuruh orang untuk membersihkan rumah ini setelah dia membelinya beberapa hari yang lalu.

Shana berhenti di depan pintu masuk, dia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya di rumah yang dipenuhi tanaman hijau ini, diantara dua pohon Mangga ada ayunan kain yang terlihat nyaman, dedaunan pohon mangga itu menutupi atasnya sehingga siapapun yang tiduran disana, pastinya dia tidak akan terkena sinar matahari.

"Mau naik?" ujar Drax.

"Gak mau." Shana langsung menolak. "Gue lapar." Sejak tadi perutnya terus memberontak untuk diisi.

"Baiklah, mau makan apa?"

"Ayam geprek." Shana langsung mengucapkan apa yang dia inginkan tanpa sungkan.

"Hanya itu?" Drax tidak akan keberatan jika Shana menginginkan yang lain.

"Iya, kenapa gak boleh?" Dia sewot sekali.

"Boleh, ayo masuk dulu, nanti aku pesanin." Drax membuka pintu rumahnya untuk gadis itu masuk.

Shana berjalan masuk sembari memeluk dirinya sendiri.

Drax tertawa melihat tingkahnya.

Selagi Drax memesan makanan mereka, Shana mengelilingi rumah Drax yang sudah ia ketahui dari berita sebagai rumah barunya, seorang artis ternama seperti Drax selalu saja menjadi bahan pembicaraan di berita manapun, tidak ada yang membiarkannya sendirian.

Rumah yang bagus dan nyaman, tidak bertingkat, di setiap jendela ada tumbuhan yang terlihat membuat hati menjadi damai ketika melihatnya, membuat rasa lelah tiba-tiba saja menghampiri Shana dan menginginkannya untuk tidur.

"Shana!"

Shana yang ingin membuka pintu sebuah kamar langsung mengurungkan niatnya, dia menatap Drax yang terlihat panik, sepertinya pria itu berlarian kesana-kemari.

"Apa?" Shana menjawab. "Gue gak budeg, kenapa lo jerit-jerit?" Membuatnya kaget dan terlihat seperti seorang maling.

Drax berjalan cepat, menarik tubuh Shana dan memeluknya erat.

Wajah Shana tenggelam di dada pria itu, ugh keras dan wangi.

"Lepasin gue, pengap!"

"Bentar...." lirih Drax.

Shana merenggut, dia membiarkannya saja, kedua tangannya pasrah di kedua sisi tubuhnya.

Suara bel pintu yang menghentikan pelukan Drax, dia melepaskan Shana dan mengusap sedikit wajahnya sebelum akhirnya berjalan menuju pintu depan, itu pasti pesanan mereka, kebetulan rumahnya dekat dengan penjual ayam geprek terkenal.

Shana mengikuti, dia mengintip dari balik tembok dan melihat Drax menerima pesanan mereka, cukup banyak.

Drax menutup pintu, dia berbalik arah dan terkejut melihat kepala Shana yang mengintip, tersenyum manis kecil, Drax menunjukkan pesannya. "Ayo makan."

Mereka makan di meja dapur, kebanyakan Shana yang menikmati semua makanan itu, Drax hanya memakan sampai di merasa cukup, selebihnya dihabiskan oleh Shana, sepertinya gadis itu benar-benar kelaparan.

"Mau pulang." ujar Shana tiba-tiba, dengan pipi penuh makanan.

"Gak boleh."

"Masa aku harus nginap disini?!' yang benar saja, Shana tidak mau.

"Silahkan, banyak kamar disini."

"Ih!" Shana memukul meja makan itu, tapi dia menyesalinya karena selanjutnya tangan kirinya memerah karena kesalahannya sendiri, perih.

S is She (The End)Where stories live. Discover now