DEORANTA | [43.Masa Itu ]

Start from the beginning
                                    

Tentu ia menolaknya karena tak ada wasiat yang di berikan oleh kakeknya sebelum pergi selamanya. Jadi, ia harus bisa melaksanakan semua amanah-amanah dari kakeknya untuk memimpin perusahaan ini.

Saat Dev ingin pulang, setelah menyelesaikan semua tugas di kantor, pintu ruangannya terbuka memperlihatkan Keenan sepupunya yang kini mendekat ke arahnya.

"Ngapain kamu malam-malam ke sini, apa besok pagi tidak bisa?" Tanya Dev dengan sikap ramahnya.

Keenan mengeleng."Tidak, ada hal penting yang perlu kita bahas," balasnya santai dan duduk di kursi depan meja kebesarannya."Seharusnya masalah ini selesai sejak dulu, tetapi kamu tak pernah berniat untuk membahas pembagian warisan kekek kepada ku?"

Dev berusaha bersikap setenang mungkin."Tapi, kekek tak pernah mengatakan hal itu nan... Jadi, ku rasa aku tak berhak untuk memberikan mu warisan ini, meski itu secuil, ya, karena tak ada amanahnya sama sekali," jelas Dev yang mampu membuat Keenan berdiri dengan mata berapi-api."Kalau seandainya kekek memberiku wasiat untuk membagi harta warisannya kepada mu, sudah sejak lama aku akan memberikannya kepadamu, karena itu ada hak milik mu di dalam warisan itu," tukasnya masih di buat sesantai mungkin, meski perasaannya sangat kalut.

"Tapi, aku juga cucunya!"

Dev mengangguk mengerti."Iya, Aku juga mengerti. Kita adalah cucunya."

Tatap matanya mencari beberapa berkas di laci bahwa untuk mencari sesuatu di sana.

"Lalu kenapa kekek tak memberikan sedikit harta warisannya untuk ku, aku juga sangat membutuhkannya," gumam Keenan sedikit mengebrak meja kerja dev hingga membuat pemilik meja itu terkejut dan mendongak.

"Kamu sudah di beri nan!" Balas Dev cepat.

"Seandainya kamu dan paman bisa menjaga kepercayaan kakek dan papa saat paman di beri kepercayaan untuk memegang perusahaan di Jerman, tapi nyatanya paman malah melakukan tindakan korupsi yang merugikan perusahan hingga melibatkan banyak pihak di semua sektor di Jerman," jelasnya menatap Keenan yang terdiam dengan kedua mata berapi-api.

"Dan kamu adalah salah satu bagian terpenting saat korupsi itu berlangsung bukan?" Kelakar Dev dengan mengedikan sebelah matanya."Kamu melakukan hal itu juga karena kamu ingin menjebak dan menghancurkan hidup ku karena kamu kecewa bahwa selama ini aku adalah ayah dari dara dan Naya adalah mantan istri ku yang dulu pernah kamu sukai, bahkan kamu berniat untuk menikahinya, karena itulah kamu melakukan semua itu untuk menjebak ku dengan mengatasnamakan korupsi itu atas nama ku."

Dev bangkit berjalan pelan mendekat ke arah Keenan yang merasa meradang setelah mengetahui semua akal bulusnya selama ini pada Dev.

"Keluarga ku nggak bodoh nan! Semua punya mata-mata di segala sisi penjuru perusahaan, jadi kamu tak bisa sok berkuasa untuk menghancurkan hidupku karena masalah pribadi mu," bisiknya dengan senyuman yang terlihat menakutkan.

Kedua jemari Keenan mengepal kuat berniat menghantam wajah sepupunya itu, tetapi hal itu tak akan pernah bisa mungkin di lakukan sekarang karena masalah akan semakin panjang. Dan dia berniat untuk menghancurkan keluarga Dev hingga ke akar-akarnya.

"Kita lihat saja nanti! Siapa yang nantinya akan hancur dengan sendirinya!" Gumam keenan seraya berbalik membelakangi Dev yang berada di dekatnya.

DEORANTAWhere stories live. Discover now