Bab 48

4.8K 895 75
                                    

Soriii baru update, belakangan hari ini aku sakit...

Btw, cerita ini udah lama tamat di Karyakarsa. Dan udah ada Season 2-nya di Karyakarsa juga. 

Tenang aja Jejak Lara tetap akan di update sampai tamat di wattpad. Tapi terkhusus Season 2-nya nggak akan aku update di sini ya... karena tadinya aku cuma mau bikin extrapart tapi kepanjangan, maka jadilah Season 2 Babnya juga nggak panjang-panjang kok.

Tapi, aku bakal buka PO dalam waktu dekat buat yang sekiranya susah akses ke Karyakarsa atau buat yang mau adopsi buku fisiknya. Next aku infoin lagi. 


.

.

"Rolan..."

Seruan Nondongnya membuat Rolan menoleh dengan jantung berdetak teramat cepat. Ditambah dengan Nondongnya yang datang dengan langkah tergopoh-gopoh pagi-pagi begini. Rolan berharap Nondongnya tak datang dengan kabar buruk.

"Rolan, kenapa nggak kau angkat telepon Bapakmu??"

Harapan Rolan pupus, darahnya justru berdesir, mengalirkan denyut keras ke nadinya.

"Ada masalah apa kalian? Hah? Pas kutanya, katanya biar dia ngomong dulu samamu."

Rahang Rolan semakin mengetat, dia membalik badan mengabaikan Nondongnya, kembali menyekop tahi lembu dengan cepat.

"Lan... nggak kau dengarkan Nondong ngomong??"

"Biarkan aja dia! Ngapain Nondong urusin."

"Kalau nggak ada masalah, ngapain Bapakmu sampai telepon Nondong?? Kenapa lagi sih Wa... Udah bagusnya Pa Tengahmu nggak dituntut, janganlah lagi kita bikin masalah..."

Rolan segera berbalik, dan nyaris membanting sekopnya. "Aku nggak pernah bikin masalah!" seru Rolan tak terima. "Yang dari awal bikin masalah ya kalian...!"

"Ya jadi kenapa kau nggak mau angkat telepon Bapakmu? Bilang sama Nondong, kalau ada masalahnya Wa, biar kita selesaikan."

Justru masalah akan semakin besar jika Nondongnya sampai ikut campur.

"Ada masalah apa kau sama Bapakmu?"

"Dia yang punya masalah samaku. Aku nggak ada punya masalah sama dia."

"Dari sejak kau pulang dari Medan nggak pernah kau angkat teleponnya, katanya. Apa ada masalahmu sama mertuamu??"

Rolan tak tahan untuk segera pergi, sekalipun pekerjaannya belum selesai.

"Apa ada hubungannya sama Mita??"

"Nondong jangan bilang apa-apa sama Mita!" bentak Rolan dengan wajah panik. "Awas aja kalau sampai Mita tanya sesuatu ke aku...!" serunya yang melangkah lebar ke dalam rumahnya. Rolan bahkan mengunci pintu belakang sebelum cepat-cepat masuk ke kamar.

Keresahan Rolan kian menggunung. Sebentar lagi dia yakin Bapaknya akan menggunakan Nondong untuk bersama-sama menekannya.

"Mita..." seru Rolan membangunkan Mita yang masih tidur. Mita melenguh, bergerak dengan wajah berkerut tak senang. Tetapi, Rolan tetap menggoyang tubuhnya. "Mita..." serunya lagi.

Matanya terbuka sebelah. Manyun, dan tampak begitu sulit membuka kelopak matanya.

"Ayo kita ke tempat Kak Rani sekarang."

"Hah?" Mita masih dalam keadaan setengah sadar ketika mendengar ucapan Rolan.

"Mandilah cepat..."

"Sekarang??"

Jejak LaraWhere stories live. Discover now