Bab 25

4.6K 911 146
                                    

Mita menyipitkan matanya, dari tadi Bang Rolan berada di luar dan teleponan dengan entah siapa. Semalaman dia tidur saja, tapi hari ini Mita merasa lebih sehat, dan lebih mampu memperhatikan gerak-gerik suaminya.

Sakit perut dan mualnya telah hilang meskipun lidahnya masih terasa hambar apalagi minum air putih... Mita merindukan minum air es... astaga... mengingatnya saja langsung merasa dahaga.

Akhirnya setelah cukup lama, Rolan masuk ke dalam.

"Nondong bentar lagi datang."

"Abang mau pergi??"

"Iya."

"Mau ke mana??"

"Ada urusanku."

Mita semakin manyun. "Urusan apa?"

"Kerjaa..."

Namun, Mita tak bisa menghapus wajah cemberutnya.

"Apalagi?" tanya Rolan tak sabaran melihat wajah Mita yang kusut.

"Kemarin itu Abang bilang-bilang aku bohong! Terus kemarin Abang ketahuan bohong juga kan?! Artinya kita impas..."

Syaraf Rolan langsung tegang, kenapa juga Mita harus bahas-bahas soal itu. Yang dimaksud Rolan tentu saja berbeda...!

"Apanya," elak Rolan.

"Abang jangan curanglah..."

"Curang apa..." seru Rolan.

Mita menegapkan punggungnya. "Kan Abang juga bohong, artinya Abang nggak boleh usir-usir aku lagilah. Kan kita udah impas!"

Rolan langsung membelalak. "Mana ada gitu," sahut Rolan gelagapan.

"Ya adalah..."

"Kau mau tinggal selamanya di kampung?"

Pertanyaan Rolan membuat Mita mengerjap.

"Bisa aku nggak suruh pergi. Tapi kau tinggal di sini selamanya." Rolan sengaja menekankan hal yang mustahil, tetapi lebih baik begini agar Mita tertekan dan berpikir, bahkan... pergi dengan sendirinya?

"Oh! Misalnya aku pulang sebentar, seminggu gitu. Abis itu tetep balik lagi. Gitu?"

"Enak kali kau..." sungut Rolan langsung.

Bibir Mita terkatup, mengulum bibir bawahnya. "Terus kayak mana?"

"Nggak boleh pergi sama sekali. Kalau udah pulang kau ke Medan, jangan balik ke sini."

Mita membelalak. "Kok gitu??"

"Iya gitu..."

Dahi Mita berkerut, tampak berpikir.

Alis Rolan terangkat. "Kalau kau nggak sanggup, ya udah balik aja langsung ke Medan," entah kenapa Rolan sangat ingin tahu reaksi Mita. Mengapa penting baginya untuk mengetahui seberapa keras Mita ingin bertahan di sini?

"Um... enggaklah."

Rolan melirik lebih dalam. "Memangnya kau mau tinggal lama di sini tanpa balik ke hidup enakmu dulu?"

Mita menggerakkan bola matanya kembali berpikir.

"Ya udahlah... Aku tunggu sampe dua tahun kayak kata Juni."

Ck! Sial!! Bibir Rolan sontak menipis.

Rolan spontan mengambil tas pinggangnya.

"Loh, Abang udah mau pergi?? Tapi Nondong belum datang."

"Siapa bilang mau pergi?" Rolan yang sudah memutari ruangan sekali kemudian duduk di sofa kecil.

Akhirnya, begitu mendengar suara motor Mami Yuni, Rolan langsung berdiri.

Jejak LaraWhere stories live. Discover now