7.

1.4K 87 5
                                    

Sekarang sudah menunjukkan waktu pukul 19.00 dan sudah waktunya untuk makan malam di laksanakan.

Aryan pun bersiap-siap dan membersihkan diri sendiri, Aryan menggunakan kaos warna hitam dengan celana hitam selutut.

Seluruh keluarganya juga sudah pulang dari 'urusan' nya masing-masing.

Di sisi lain= lantai bawah atau ruang makan, seluruh keluarga sudah berkumpul kecuali Aryan, semuanya juga sudah membicarakan masalah tentang barang apa yg ingin dibeli Aryan.

"Jadi apakah kalian mengizinkan nya untuk pergi?" Tanya Calissa.

"Tentu saja tidak oma, abang Aryan kan masih sakit" Jawab amel.

Sofian, angga, vanca, vana, serta Dewangga pun menganggukkan kepalanya pertanda mereka setuju dengan amel.

Lagipun Aryan masih pucat dan sakit, jadi tidak mungkin mereka mengizinkan nya untuk keluar kan?

"Jadi Aryan tidak mau memberitahu kan barang yang ingin dia beli? Juga tidak ingin orang lain membelinya? Begitu?" Tanya beruntun Riani.

"Benar, Aryan bilang ia tak bisa mempercayakan barang yang akan di belinya ke sembarangan orang" Jawab Vanca.

"Berarti barang yang ingin Aryan beli bukanlah barang yang sederhana" Ucap Candra dengan nada yang serius.

"Apakah abang ingin beli senjata?" Tanya random Amel.

Semua orang pun menoleh ke arah amel, sedangkan yang di tatap tentu saja langsung gugup.

"A.. Apa? Apakah aku salah bicara?" Tanya Amel gugup.

"Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa bang Aryan ingin membeli senjata?" Tanya Angga.

"Hmm.. Aku juga tidak tau, tapi bukankah keluarga kita itu tak asing dengan yang namanya senjata?" Pernyataan sekaligus pertanyaan dari Amel.

"Tapi dari dulu kita tak pernah melihat bang Aryan memegang senjata, yah walaupun keluarga kita itu mafia" Sahut Sofian.

"Tapi dulu kita tak pernah tau sesuatu hal tentang Aryan, bahkan sekarang kita sedang berusaha untuk mencari tau semua tentang dirinya" Jawab Cellyn sendu.

Yang lainnya pun hanya bisa diam dan membenarkan kata-kata Cellyn, memang benar mereka semua tak tau apa-apa tentang Aryan.

"Sebaiknya kita tanyakan pada Aryan di ruang keluarga saat kita sudah selesai melaksanakan makan malam" Saran Giovanno.

"Benar, aku takut Aryan kenapa-napa nantinya, cukup satu kali kita lalai. Kali ini kita harus menjaganya sebaik mungkin" Ucap serius Dewangga.

"Yang kau ucapkan benar, kita akan membicarakan ini dengan Aryan nanti" Putus Fendrik.

Benar, mereka akan menjaga Aryan sekuat tenaga mereka sekarang, cukup satu kali mereka lalai akan tugas itu.

Cukup satu kali Aryan menderita dengan tangan dan sikap mereka sendiri, sekarang kebahagiaan serta keselamatan nya adalah nomer 1 di hidup mereka.....

Tap

Tap

Tap

Semua orang pun mengalihkan perhatian mereka ke arah tangga, dan ternyata itu adalah Aryan.

"Kenapa kau lewat tangga boy?" Tanya Fendrik.

"Oh aku hanya ingin saja opa, aku bosan menggunakan lift" Jawab santai Aryan sambil duduk.

"Tidak, tangga hanya untuk para pelayan dan pekerja Aryan, jadi seterusnya kau tidak boleh menggunakan tangga lagi" Titah Calissa.

"Benar apa yang dikatakan oma mu Aryan, Daddy tidak mengizinkan mu untuk menggunakan tangga lagi" Sahut Dewangga.

Lost SmileWhere stories live. Discover now