6.

1.4K 94 3
                                    

Tak lama kemudian, amel sofian juga angga pulang dari sekolah mereka...

Brakk

Pintu mansion itu terbuka dengan tak elitnya karena di dorong (tendang)keras oleh amel serta angga, dan sofian hanya geleng-geleng kepala di belakang mereka.

Ketiga orang yang berada di ruangan itupun langsung menatap tajam dan datar pada kedua orang yang menyebabkan keributan itu.

Sedangkan yang ditatap hanya bisa cengegesan karena tak tau jika ketiganya ada di ruang keluarga.

"Apakah kalian lupa cara mengetuk pintu?" Tanya vana dengan nada yang amat dingin dan datar.

"Eh maaf bang, tadi kami terlalu bersemangat karena ingin menemui bang Aryan" Jawab amel dengan cengegesan

"Peace bang✌" Ucap angga

"Maaf bang, tadi aku nggak sempat menghentikan mereka berdua" Ucap sofian

"Hhh baiklah tapi jangan diulangi lagi, jika terjadi lagi maka abang akan menghukum kalian" Sahut vanca dengan nada datar

"Baik bang" Ucap ketiganya bersamaan

"Ehh bang Aryan?" Tanya amel bingung saat melihat Aryan sedang tertidur di pangkuan sang daddy.

(Kenapa amel bilang Dewangga itu daddy? Itu karena setiap keluarga tak ada yang memakai julukan paman atau bibi, jelasnya itu..
• Dewangga →Daddy
• Giovanno → papi
• Candra → papa
______________

• Riani → mami
• cellyn → mama

Nah gitu jadinya guys, kalau yg lain udah pada tau kan siapa opa sama oma nya, dan kalau Katrina udah jelas dipanggil mommy namun kan udah berpulang dia nya.

Ok segitu aja penjelasannya dan mohon maaf ya atas kelambatan update nya 🙏🙏🙏)

"Hm, abang kalian tadi ngerengek ingin keluar dari mansion" Jawab 

"Hhh padahal abang masih pucat gitu tapi pengen aja keluar" Jengah angga

"Ya maklum lah ga, pasti bang Aryan bosen di mansion terus" Sahut sofian

"Tapi salah bang Aryan sendiri, kan kita ngk mau bang Aryan kenapa napa nanti kalau keluar mansion pas keadaan nya ngk dalam kondisi yang baik" Sahut amel

Huh

Semua orang pun hanya bisa menghela nafas, mereka juga nggak tega buat ngurung Aryan di mansion.

Tapi apa boleh buat? Aryan dalam kondisi yang nggak bisa dibilang baik alias sakit apalagi banyak musuh di luar sana.

Jadi lebih baik mereka mengekang Aryan untuk saat ini daripada mereka kehilangan orang yang mereka sangat sayangi itu, ya kan?

"Eungghh"

Terdengar lenguhan lembut dari Aryan, sontak semuanya pun mengalihkan etensi nya pada sang empu.

Terlihat Aryan yang berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya, hendak untuk mengucek mata nya namun tangannya langsung di genggam oleh abangnya vana.

"Jangan di kucek matanya, nanti merah" Ujar vana dengan nada datar namun tersirat lembut juga secara bersamaan.

Setelah itu Aryan pun mulai duduk di sofa itu, namun kepalanya ia sender kan pada dada bidang sang Daddy.

Lost SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang