Bab 59

3.4K 100 13
                                    


Humaira terbangun dari tidurnya, ia merasa kepala nya sangat sakit dan perutnya pun terasa sangat sakit, humaira pun mengubah posisinya menjadi duduk.

"Aku ada dimana?" ucap humaira.

"Kamu ada di rumah sayang, ini umma ya allah kamu kenapa nak? Tadi malam abang kamu nemuin kamu di jalan." ucap umma hafsoh dengan khawatir, seraya mengelus lembut surai milik putri kesayangannya itu.

Humaira pun langsung memeluk umma nya, dan menangis se jadinya ia tak bisa menahan lagi rasa sakit ini, bagaimana pun humaira hanya gadis lemah yang butuh kasih sayang.

"Hikss.. hikss.. Umma humaira takut, mereka jahat. " ucap humaira, dengan mengeratkan pelukan nya itu.

"Mereka siapa? Coba cerita sama umma, dan di mana mahen humaira kenapa dia biarin kamu gini?" ucap umma hafsoh, humaira hanya menggeleng sebagai jawaban ia rasa tidak kuat jika harus menceritakan kejadian tadi malam.

Humaira pun merenggang kan pelukan nya, menarik nafas dan menghembuskan nya dengan pelan dan mencoba tersenyum  ke arah ibunya itu.

"Humaira gak papa kok umma, humaira mau mandi dulu ya umma soalnya sekarang sekolah lagi ujian. " ucap humaira, beranjak dari tempat tidurnya itu namun tangan umma meraih tangan humaira.

"Sayang kamu yakin? Jika ada masalah coba cerita sama umma. " ucap umma, humaira hanya tersenyum simpul ke arah ibunya sambil mengangguk pelan.

"Yaudah kalo udah mandi, langsung turun kebawah lalu sarapan ya cantik. " ucap umma, mencubit hidung humaira lalu tertawa jail.

"Siap bos!" ucap humaira. Lalu masuk kedalam kamar mandi.

"" 🌹"""

Mahen menatap gundukan tanah itu dengan tatapan sendu, berkali-kali is terlihat menghela nafasnya berat sambil mengelus bati nisan bertuliskan nama kakaknya tersebut.

"Bang, gue udah nemu orang yang bunuh lo dan gue janji bakalan balas dendam tapi, pembunuh lo itu orang yang gue cintai bang, gue harus bagaimana?" ucap nya putus asa, kemudian mahen pun berdiri dan pergi dari pemakaman itu.

"Gue pergi dulu, nanti gue kesini lagi bang. " ucap nya, lalu menaiki motornya menuju sekolah, karena hari ini ujian jadi ia tidak boleh bolos walau sebentar.

Sementara humaira kini dirinya sudah sampai di sekolah sepanjang koridor humaira merasa semua orang membicarakan dirinya, dan menatap nya penuh dengan kebencian. Ia merasa tatapan mereka tidak seperti biasanya.

Karena tak memperhatikan jalan, humaira pun tak sengaja menabrak seorang perempuan yaitu temannya aza hingga buku yang dia bawa terjatuh. Humaira pun membantunya untuk memunguti buku itu.

"Astagfirullah, sini aku bantu aja. " ucap humaira, namun aja malah menepis tangannya dengan kasar.

"Gue gak butuh bantuan jalang kek lo humaira, munafik lo dasar murahan bikin sekolah malu aja!" ucap aja, pergi meninggalkan humaira yang berdiri terdiam di sana.

"Ngapain lo masih di sini jalang? Pakaian aja tertutup ternyata murahan Pergi lo atau lo mau gue seret?" ucap seorang siswi, yaitu kakak kelas humaira, langsung menyeret humaira ke arah lapangan dan menghempasnya hingga tersungkur.

Kemudian kakak kelasnya itu pun mengguyur humaira dengan air bekas pel lan, dan melemparnya dengan telur serta tepung hingga humaira baju dan wajah kotor.

"Aww sakit, berhenti aku salah apa sama kalian sampe kalian jahatin aku kayak gini?" ucap humaira menangis sesegukan, tak sampai di situ salah satu siswi tersebut bahkan menampar pipi humaira, dan menarik cadar yang di pakainya.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang