Bab 14

8K 226 0
                                    

Alooo cimoll
Jangan bosen yah baca cerita me!
Maaf rada di perbaiki💆‍♀️🐰
Mata sepet lihat tulisan sendiri 🤣😭

Vote, komen, and sharena nya!?
Muachhh love you🍒💐



Di sebuah ruangan bernuansa putih dengan bau obat- obatan yang tercium. nampak, terlihat seorang gadis cantik. Yang sedang tertidur pulas di brankar.

Dengan infusan yang menempel pada punggung telapak tangan nya. Ia sudah tertidur selama dua jam karena meminum obat penenang.

Dan terdapat seorang perempuan yang sudah cukup tua berada di dekatnya. Sambil tersenyum, melihat gadis itu. Perlahan-lahan mata gadis itu terbuka.
Menampilkan manik hazel nya yang indah.

Ia pun beranjak dari tidurnya menjadi duduk. Ia menatap perempuan yang tak lain adalah ibunya dengan mata yang sudah berkaca- kaca. Lalu berhamburan memeluk ibunya.

"Momy.. Kanya takut.. Dimana devan?.." ucap gadis itu seraya merenggangkan pelukan nya. Ibunya tak menjawab ia hanya menangis melihat putri kesayangannya ini.

Sedetik kemudian ia menampilkan raut wajah marah pada ibunya itu, dan sedikit mendorong nya agar menjauh dari dirinya.

"Momy dimana devan?!.. " ucap nya sekali lagi. Ia beranjak dari brankar dan berjalan abstrak tak beraturan, dengan kuku tangan yang ia gigit. Ia pun memegang kepalanya yang berdenyut sakit akibat kejadian masa lalunya.

"Ahh devan?!!. " teriak gadis itu seperti sudah frustasi. Sementara ibu gadis itu hanya diam di tempat dengan cairan bening yang terus mengalir deras di pipinya.

Sebenarnya ia tak tega dengan kondisi anaknya ini. Tapi, mau bagaimana lagi?. Ini takdir ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Ibunya pun buru-buru memanggil dokter, setelah itu datang lah seorang dokter dan seorang perawat, masuk kedalam ruangan tersebut, Sambil menenangkan gadis itu.

Sementara ibunya pergi keluar tak kuasa melihat keadaan anaknya yang seperti ini.

"Devan?!.. Kamu dimana?? Kania?!! Di mana kalian.." ucap gadis itu diiringi isakan tangisannya.

"Hei kenapa honey.. " ucap seseorang laki-laki, dengan seorang gadis kecil di pangkuan nya dirinya. Dengan tatapan senang kanya lansung berlari memeluk laki-laki tersebut.

"Hikss devan.. Hikss.. Kamu kemana aja sama Kania?.. " ucapnya sambil memeluk erat pada laki-laki yang di panggil devan itu. Sementara laki-laki itu membalas pelukan kanya dengan mengusap surai miliknya.

"Aku gak kemana- mana kania cuman pengen keluar aja.. " ucap nya santai tak lupa senyuman yang terbit di bibirnya. Ia pun mengajak kanya untuk tberbaring kembali di brankar nya itu. Sambil membaringkan anak kecil tadi.

"Jangan pergi.. "

"Gak akan.. Aku keluar dulu ya?..mau ke toilet dulu oke?.." ucap nya seraya berdiri meninggalkan kanya dengan anaknya yang baru genap berusia dua tahun itu.

Dan diluar sana sudah ada ibu kanya yang menunggu laki-laki itu, dengan perasaan yang khawatir.

"Gimana kanya gak ngamuk lagi?.. " ucapnya dengan gemetar sekaligus khawatir dengan putrinya itu, takut terjadi sesuatu.

"Tenang mom.. Kanya baik- baik aja tuh liat dia lagi main sama kania.. " tunjuk laki-laki itu pada kaca ruangan kanya, dengan tersenyum manis pada ibu kanya.

"Makasih mahen.. " ucapnya seraya memeluk mahen.

"Iya mom.. Pokoknya mom gak perlu khawatir lagi okey mahen akan selalu ada untuk kanya dan Kania.. " ucapnya. Setelah itu ia ijin pamit untuk ke toilet terlebih dahulu.

🐰



Humaira menatap pantulan dirinya di cermin, dengan memakai jaket berlogo mahkota lalu celana yang menyerupai androk yang di pakai olehnya serta cadar yang menutupi separuh wajahnya yang cantik itu.

Ia tersenyum sudah lama dirinya tak lagi memakai pakaian seperti ini, terakhir kali saat ia masih tinggal bersama umma, abi dan abangnya.

"Hmm udah lama aku gak pake baju ini.. " ucapnya kemudian ia pergi meninggalkan rumah itu, untuk menuju tempat yang di tujunya.

Ia memesan taksi online sebagai perantara dirinya menuju tempat yang ia tuju. Yang pastinya di kendarai oleh seorang perempuan, ia tak ingin berduaan dengan seseorang yang bukan mahramnya.

Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya ia sampai di sebuah rumah yang sedikit sudah tua namun masih berdiri kokoh. Is pun keluar dari mobil tersebut, lalu membayarnya.

Ia pun berjalan menuju bangunan tersebut, terlihat sekelompok pemuda yang lagsung menunduk saat melihat dirinya. Sebagai rasa hormat pada ratu nya ini.

"Ck. Gue udah bilang.. Jangan kek gini lah.." ucapnya saat tiba-tiba mereka menggelar karpet merah untuk di lewati dirinya.

Setelah itu ia menuju kesalah satu ruangan, dan duduk di sofa yang khusus di siapkan hanya untuk dirinya. Ia tersenyum ia sangat sangat rindu sekali dengan tempat ini. Waktu dulu ia sering menghabiskan waktu bermain di tempat ini.

"Humaira??.. " suara serak dan berat itu berhasil membuat humaira menatap lawan bicaranya ini. Dimas, laki-laki itu menghampiri humaira, ya allah sudah lama humaira tak melihat dimas. Ia menatap dimas dengan tertawa karena wajahnya terlihat seperti meme baginya.

"Yes i'm comeback Atlas .. " ucapnya. Membuat dimas mematung di tempat, sedetik kemudian ia duduk di sofa yang berbentuk persegi panjang dekat dengan humaira. Dan memakan camilan yang di bawanya.

"Dimana bang husein?.. "

"Lagi keluar.. Beli nasgor.. "

Humaira hanya ber 'oh' ria ia pun membuka laptop yang berada di hadapan dirinya. Men scroll tiktok, youtube dan yang lainnya.

"Gue pulang.. " ucap husein, seketika humaira langsung berlari menghampiri dirinya dan memeluk erat husein.

"Bang ara kangen.. Maaf jarang kesini.. "

Husein mematung di tempat. Benarkah adiknya ini kembali?. Sungguh serasa mimpi sekali Melihat dirinya, dia kira mahen akan menelantarkan adiknya ini, tapi, seperti nya tidak. Humaira terlihat sangat sehat dengan perutnya yang sedikit membuncit.

"Ara? Kamu kenapa ada di sini.." gumamnya namun masih bisa di dengar jelas oleh humaira.

"Kangen abang gimana keadaan umma dan abi?.. Humaira gak berani kesana takut umma marah dan ngusir humaira lagi.. " ucapnya cepat dan panjang kali lebar, dalam satu tarikan nafas, seperti nge rap saja.

"siapa yang menyuruh mu kesini... " ucap husein dengan nada dingin pada humaira, sebenarnya ia senang adiknya datang ke sini, sudah lama juga ia tak melihat dirinya.

"Bayi Sang Ketua Geng Motor" (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang