"lo pada percaya?" tanya Reynan disela-sela tawanya

"enggak sih tapi kita juga bingung kenapa lo harus ngilang, dan akhirnya kita sedikit curiga" ucap Elang jujur dan sedikit ragu takut jika Reynan akan marah namun ternyata tidak, dia malah kembali tertawa

"anjir bisa-bisanya lo pada percaya, gue ngilang karna di kurung sama keluarga gila itu dan gue gak mungkin lah lakuin itu, gue juga gak berani kali bunuh orang" ucap Reynan setelah berhasil meredakan tawanya

"idih, jijik gue dengernya" batin Rendy yang berdiri di depan pintu mendengar percakapan mereka sedari tadi

"syukur deh kita lega dengernya" ucap Biru di angguki Elang

"yaudah, gue gak bisa lama-lama mereka pasti nungguin gue, kapan-kapan gue kesini lagi deh atau kalian aja yang main ke rumah" ucap Reynan lalu keluar dan segera di seret oleh Rendy menuju aula sekolah dimana acara wisuda digelar

"kalian dari mana saja?" tanya Zergan menatap kedua putra nakalnya itu

"bertemu teman lama" jawab Rendy

"emang lo punya temen?" tanya Bryan tersenyum tipis saat melihat Rendy mendengus

"punyalah, ya meskipun temen dia sih sebenernya, tapi kan gue juga pernah jadi dia" ucap Rendy menunjuk Reynan

Perihal kejadian Transmigrasi itu keluarga Ravenzia memang sudah mengetahuinya, hal itu karena kecerobohan Renald sampai akhirnya Reynan dan Rendy terpaksa menceritakan semuanya dengan dibantu Dika tentunya, kecuali tentang kehidupan pertama Rendy di dunia sebelumnya.

***

Setelah acara wisuda selesai kini mereka sedang merayakan kelulusan Reygan, Javier dan si kembar, di salah satu pantai yang sudah Zergan booking hanya untuk keluarganya.

Rendy duduk di salah satu bangku yang tersedia di pinggir pantai, ia menatap ke arah Reynan dan Javier yang sedang bermain di pinggir pantai, tanpa sadar ia tersenyum, akhirnya kebahagiaan itu datang padanya, akhirnya ia bisa hidup tenang dengan orang-orang yang memang menyayanginya dengan tulus.

puk

tepukan di pundaknya membuat Rendy tersadar, ia menoleh dan ternyata itu adalah Dika yang sedang memegang dua gelas kopi, dia menaruh salah satu kopi itu di depan Rendy

"kenapa lo senyum-senyum kaya orang gila" ucap Dika sembari mendudukkan dirinya di kursi tepat di hadapan Rendy tapi masih terhalang meja tentunya

"gue bahagia" ucap Rendy membuat Dika yang hendak menyeruput kopinya terhenti dan menatap Rendy

"dalam hal?" tanya Dika

"semuanya" jawab Rendy membuat Dika mengangguk

Ya, sebenarnya Dika pun ikut bahagia, ia tidak lagi menjadi manajer Reynan, sekarang ia bekerja di keluarga Ravenzia namun ia merasa seperti bukan pekerja tapi salah anggota keluarga, karena fasilitas dan perlakuan yang ia dapatkan memang seperti itu, pekerjaan nya pun hanya mengawasi Reynan dan hal itu memang sudah kewajiban Dika sejak dulu dan ia tidak pernah menganggap itu sebagai sebuah pekerjaan

"gue juga bahagia akhirnya gue bisa banyak uang dengan pekerjaan santai" ucap Dika membuat Rendy mendengus

menurut Rendy, sebenarnya Reynan tidak terlalu membutuhkan pengawal pribadi, karna siapa juga yang kuat menculik anak itu, pernah kejadian sekitar satu bulan lalu Reynan diculik tapi bukannya trauma bocah itu malah ketagihan dan menganggap nya sebagai tantangan hidup, memang bocah gila

"seperti kau tidak gila saja" ucap Renald terdengar membuyarkan pikiran Rendy

Rendy tak menghiraukan ucapan Renald, ia menatap Reynan yang berjalan ke arahnya bersama bersama Javier dan Reygan

"lo kok gak main sih bang, gak seru ah" ucap Reynan kesal karna sedari tadi ia hanya bermain dengan Javier dan Reygan saja

"gue bukan bocah" ucap Rendy membuat Reynan tak terima

"tapi lo pernah jadi bocah" ucap Dika membuat mereka tertawa saat melihat Rendy yang menatap Dika datar.


*****

Hai ada yang kangen Reynan, Rendy gak? atau mungkin Renald😂😂

Author kangen sama 3R ini jadi buat extra part deh, semoga suka yaa🥰

without identity (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang