🍼ALAN MARAH?🍼

450 55 3
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif

Sejak mereka pulang sekolah sampai sore ini, Alanka tak mengeluarkan satu kata pun, hanya merespon dengan bahasa tubuh. Para Abang dibuat kebingungan dan bertanya-tanya apa yang tengah terjadi dengan adik bungsu mereka.

Berdiskusi  apa yang sekiranya menjadi penyebab si bungsu diam seharian ini, walau tak mau bicara tetapi untungnya Alanka tidak menolak susu dan sereal kesukaannya

" Adek main lempar tangkap bola yuk " Ajak Ival bernada ceria dengan bola karet ditangannya. Alanka hanya melirik, diam, lalu kembali sibuk dengan mainan  susun-susun baloknya total mengabaikan Ival yang mendesah kecewa. Aneh, padahal biasanya Alanka suka sekali kalau diajak bermain bola.

Kali ini Bara yang mendekat, membawa buku-buku cerita baru. Menatap saudara-saudaranya yang tengah bersembunyi, Devin mengepalkan tangan sambil berucap ' Semangat ' tanpa suara

Bara menarik nafas, ia duduk bersila dan membuka lembar pertama

" Di sebuah hutan yang sangat lebat, hiduplah keluarga Musang yang sangat rukun " Bara sengaja mengeraskan suara  dan melanjutkan bacaannya

Terus membaca sampai di penghujung cerita

".... dan serigala yang jahat pun mendapatkan hukumannya "

Alanka masih saja memunggunginya, balita itu benar-benar marah dan tak ada yang tau penyebabnya. Bagaimana bisa tau kalau cuma diam terus menerus

Remaja yang duduk di bangku SMP itu menyerah, dia tidak pandai dalam membujuk bayi. Memandang saudara-saudaranya lalu mengangkat bahu

Sekarang giliran Theo, bocah itu membawa sekeranjang mainan yang ia tafsir dapat menarik perhatian. Segera saja ia mengeluarkan semua isinya dihadapan Alanka berharap yang lebih muda tertarik

" Adek adek, ini hewan apa namanya? "

Alanka tak menggubrisnya, bahkan balita itu berjalan menjauhinya melangkah pelan karena popoknya yang sudah penuh, disaat itu Devin muncul menyambar si bungsu, membaringkannya diatas karpet, Alanka diam saja sambil menghisap sippy cupnya membiarkan si sulung mengganti popoknya.

Telunjuknya terangkat, Devin mengikuti kemana telunjuk mungil agak gemuk itu mengarah

" Alan mau nonton kartun? "

Si kecil mengangguk, Devin meraih remote control dan menekan tombol power, mencari siaran dan berhenti di tayangan kartun.

Alanka menonton dengan khidmat bahkan kini kakinya berada diatas kaki lain, terlihat sangat menikmati

Hingga suara klakson membuyarkan fokusnya, balita itu berusaha bangun lalu berlari menuju pintu utama bersamaan dengan Wiradarma yang menggendong Rayyan memasuki rumah

Ia terdiam, sepersekian detik kemudian tangisnya pecah sambil merentangkan tangan. Rayyan beringsut turun dan gantian Alanka yang digendong, si balita masih menangis

" Cup cup cup Anak Papa, sudah ya Nak, iya, gapapa kok " Wiradarma menenangkan putra bungsunya yang masih sesenggukan, sementara Rayyan sudah menghilang untuk mengganti seragamnya dengan baju santai dirumah.

Memang, semenjak mempunyai adik, Rayyan jadi lebih mandiri, mandi sendiri, pakai seragam sendiri walau masih salah memasang kancing, dan lain-lain, pokoknya semua dilakukan sendiri.

" Adek kenapa Pa? Dari tadi cuma diam aja. Kami pikir kami ada buat salah, kalau gitu Abang minta maaf ya Dek " Theo dan Ival mendekat, meraih jari jemari yang termuda lalu mengecup punggung tangannya

Wiradarma tersenyum, menekan pipi Alanka yang membuat mulutnya harus terbuka saat itulah sesuatu yang selama ini menjadi misteri telah terungkap

Mereka saling pandang

Jadi alasan Alanka diam sedari tadi adalah

Karena gigi depannya patah.

Alanka tidak marah, dia hanya malu menunjukkan kalau ia ompong.

Sebuah insiden tak terduga, Alanka terpeleset lalu membentur lemari dan inilah yang terjadi

" Dedek nangis no no , kata gulu-na Abang Layy, gigi dedek masih gigi susu jadi bisa tumbuh lagi "

Rayyan tersenyum, dia memang tau bagaimana cara membuat si bungsu tenang

Alanka mengangguk membalas ucapan abangnya dengan senyuman manis.

--

ALANKA |Baby Version|END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang