🍼ALANKA JADI NAKAL!🍼

964 56 7
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif

.
.
.
.
.

Namanya bersaudara tak melulu selalu akur, entah dasar apa Alanka tiba-tiba mengambil tongkat sihir mainannya dan memukulkan tongkat tersebut ke kepala Theo yang sedang bermain konsol, bukan hanya sekali dua kali tapi sampai berkali-kali sampai Theo menangis kencang dan mengundang saudara-saudaranya yang lain untuk datang

Para Abang menenangkan Theo yang masih menangis, Alanka mengerjap tetap pada posisinya

Mata Fajar tak sengaja melihat tongkat di tangan sibungsu

" Alan, tadi Alan pukul Theo pakai tongkat itu? " Fajar berharap gelengan atau jawaban tidak yang akan keluar dari mulut si kecil namun dugaannya meleset jauh, Alanka mengangguk membenarkan pertanyaan Abang ketiga.

" Astaga kenapa dipukul? "

Alanka hanya diam menatap Theo yang sesenggukan digendong oleh Devin.

" Kenapa Alan? Jawab " Fajar berusaha mengontrol suaranya.

Nihil, tak ada jawaban karena Alanka masih membisu. Remaja yang duduk di bangku awal SMP itu menghela nafas. Rayyan menghampiri sang adik, mengulas senyum lembut pada yang lebih muda

" Bang Yo bikin salah sama Alan "

" Nah " Alanka menggeleng

" Kalau gak ada salah kenapa dipukul? " walaupun Rayyan masih TK tapi ia bisa bersikap dewasa selayaknya Abang dihadapan sang adik.

Alanka masih diam dan Rayyan masih sabar menanti jawaban.

" Abang, Adek mau dibawa kemana? " Tanya Rayyan mengejar Alanka yang tiba-tiba diangkat Fajar seperti karung beras

Alanka diturunkan di teras, Fajar menutup pintu. Rayyan yang terkejut segera membukakan pintu menyuruhnya si mungil masuk namun Fajar bersikeras melarang, Rayyan gundah

" Tenapa? Tenapa Alan dilual "

Pintu terbuka sedikit, Rayyan melongokkan kepalanya

" Adek hitung sampai dua ratus ya, kita main "

Alanka menatap polos pintu yang kembali tertutup dan mulai berhitung.

Sementara didalam para Abang sibuk berdebat.

" cembilan cujuh, cembilan lapan, cembilan cembilan, celatus, cela... abis celatus apa? " Monolognya pada diri sendiri karena Alanka baru menghafal angka 1 sampai 100, ia kebingungan. Berpikir keras menemukan angka apa setelah seratus

" celatus dua libu yima puluh latus? "

Alanka yakin bukan itu angka setelah seratus

Ia duduk tercenung, kepalanya terangkat kala melihat mobil Wiradarma memasuki halaman mansion. Kepala keluarga Anggawirya keluar dari mobil dan berjalan setelah memberikan kuncinya pada sang Butler yang langsung memindahkan mobilnya ke garasi basement.

ALANKA |Baby Version|END|Where stories live. Discover now